ëpìsødė • 26 •

293 37 0
                                    


Sebelumnya~

" Ah, kakak pasti haus. A-aku ambilkan minum ya..." elaknya. Minho jadi sedikit kesal, menarik lengan Jisung. Walau dadanya terasa terbakar, ia paksa dirinya berdiri mengkukung Jisung di antara tembok-memdekatkan wajah keduanya. Buat Jisung hampir jantungan karena wajah mereka terlalu dekat.

" Ji, kita pasangan bukan? Jiji nggak akan nyembunyiin apapun dari kakak kan?" tanya Minho halus menggelitik telinga Jisung.

Wajah Jisung panas, ia tak tau harus bertingkah bagaimana. " Ji.. " bisik Minho lagi kali ini tepat di telinga.

Bulu kuduk Jisung meremang. Ini beneran Minho kan? Sejak kapan Minho jadi sangat pandai mendominasinya? Pikirnya.

Siapa saja tolong!! gue gak tahannnn!!! batin Jisung berteriak.

" Uhm.... Maaf kalau mengganggu momen romantis kalian tapi jangan lupain gue juga di sini ngapa?" ujar seseorang yang tadi beradu mulut dengan Jisung menekankan kata-kata romantis seakan kesal dengan sikap tak tau tempat keduanya.

.
.
.
.
.

" Changbin? Sejak kapan lo disini?" tanya Minho baru sadar akan keberadaan Changbin.

Ternyata benar nih anak nggak sadar keberadaan gue dari awal batin Changbin.

Gue selamattt! makasih bang Changbin batin Jisung. Tapi sayang sepertinya Minho mendengar batin Jisung. Lihat saja, ia kembali memperkuat kungkungannya. "Hmm, mana mungkin kakak ngelepasin Jisung begitu saja."

Gawat batin Jisung terpojok. Mana saat ini penampilan Minho begitu seksi dan tampan di mata Jisung. Pakaian yang tak terkancing tampakkan otot perut Minho, dan rambut agak basah karena keringat itu-sungguh buat Jisung tak kuat pandangi tatapan mata matenya itu. Jisung memelas pandangkan matanya pada Changbin.

" Hhh, mylai deh.. Kalian berdua tuh kalo lagi sama-sama hobi banget bikin dunia sendiri. Udah Ho, duduk dulu dah, lo nih masih sakit juga maksain diri muluh. Noh liat Jisung udah kayak tupai kecebur dalem kali gegara tatapan lo. Udah, biar gue aja yang jelasin" Henti Changbin err atau bisa dibilang mengomel ria.

Tentu saja dia ingin mengomel mengingat matenya masih terlalu polos, kan dia juga mau godain matenya. Dasar suka banget bikin orang iri batin Changbin.

Setelahnya Changbin menjelaskan secara detil apa saja yang terjadi selama Minho pingsan mulai dari perkataan tuan Kai hingga rencana Jisung.

Mendengar itu Minho menarik pinggul Han kukung ia dalam pelukannya. Ada rasa senang dalam hatinya karena Jisung sebegitu memperhatikan dia tapi rasa khawatir Minho jauh lebih besar.

" kamu itu, ya... Jangan buat kakak khawatir lebih dari ini Ji... Kakak mohon jangan pergi ya.. Disana bahaya banget Ji... Alpha dominan aja belum tentu bisa keluar lagi darisana... "

" Kak.. Tapi... Obat untuk kakak cuma bisa ditemuin disana... Jisung harus pergi kak... "

" Sekali gak boleh ya gak boleh... Cukup Jisung... Jangan pergi lagi.." Minho eratkan pelukannya dari belakang. Sungguh berat baginya untuk buat Jisung kembali pergi karena dirinya.

Jisung balikkan tubuhnya, gunakan kedua tangannya untuk tangkup wajah matenya. Beri kecupan di dahi yang lebih tua. " Kak, tenanglah percaya ama Jisung. Jisung kan mate kakak. Lagi, Jisung gak akan kenapa-napa. Jisubg janji gak bakal pergi sendiri kok. Ada Hyunjin yang akan temani Jisung."

" Tapi Ji... "

Jisung tak bisa katakan ia tak mengerti bagaimana khawatirnya sang Alpha, karena ia juga akan sama khawatir jika ia berada di posisi sang alpha. Tapi, ia harus yakinkan sang alpha demi dirinya, demi sang alpha dan demi kebahagiaan keduany di masa depan. Maka Jisung satukan kening keduanya, coba beri kata penenang kembali pada sang alpha.

Lunatic [Minsung] [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang