2. Pandangan Pertama

54 5 0
                                    

Drrrt....drtttt....drtttt

"Halo bang" jawab seorang gadis yang sedang duduk di lobby rumah sakit.

"Dek kamu dimana?" Jawab lelaki diseberang sana. Lelaki itu jelas Gio yang sedang menelepon adek tercintanya.

"Gista nungguin abang di lobby rumah sakit ya bang"

"Oke tunggu bentar ya , abang sudah selesai."

"Oke bang"

Gista segera menutup sambungan telepon tersebut. Sambil menunggu abang Gio, dia sesekali menscroll media sosialnya

Tak berapa lama, Gio sudah berdiri di depan Gista sambil berdeham saat tahu sang adek terlalu fokus dengan benda pipih di tangannya.

"Hmmm hmmmm"

"Eh bang Gio. Sudah sampe sini rupanya." Kata Gista sambil cengengesan.

"Liat apa sih dek? Kok bang Gio samperin gak sadar." Tanya Gio.

"Cuma liat-liat media sosial bang. Yuks ah udah laper nih. Pasti ibu udah masak enak buat makan malam." Jawab Gista sambil menggandeng sang abang.

Mereka pun jalan beriringan menuju parkiran. Tak lama mobil yang membawa mereka keluar menjauh dari lingkungan rumah sakit.

Selama perjalanan suasana di mobil hening. Gista akhirnya mulai membuka percakapan dengan Gio.

"Bang gimana tadi setelah tanggung jawab abang lebih besar saat gantiin almarhum ayah?" Tanya Gista

"Hmmm....ya gitu deh dek. Abang masih banyak harus belajar."

"Semangat ya bang. Nanti Gista bantuin kalo abang kewalahan. Hihihi...."

"Adek abang emang baik banget " kata Gio sambil mengacak acak rambut Gista.

Mobil Gio berhenti saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Gio terus menatap ke depan. Tanpa sengaja Gio melihat seorang wanita yang menyebrang dan secara tidak langsung netra mereka bertemu.

Wanita itu memeliki mata yang tajam walaupun memakai kacamata tebal tetap keliatan jika wanita tersebut memiki mata yang indah.

Deg.

"Cantik....." lirih Gio. Meski wanita itu memakai masker dan hijab. Gio tetep menganggap wanita yang menyebrang itu cantik.

"Apa bang?" Tanya Gista yang tetep mendengar lirihan Gio.

"Bang udah ijo tuh, cepetan jalan." Teriak Gista hingga membuat Gio akhirnya tersadar dari lamunannya.

Gio pun segera menjalankan mobilnya. Melaju menembus kecamacetan Badung sore itu.

"Tadi abang kenapa kok melamun?" Tanya Gista penasaran.

"Abang tadi kayak liat bidadari dek." Kata Gio sambil fokus ke depan.

Mendengar jawaban Gio, sang adek hanya melongo dan tiba tiba terkekeh.

"Halu deh abang nih. Ha ha ha " Gista terus terkekeh.

"Beneran dek. Tadi abang liat ada wanita menyebrang. Abang gak sengaja ngelihat mata wanita itu. Meski pakai masker bagi abang dia cantik dek dari matanya." Jelas Gio

"Yakin bang? Cieee abang kagum pada pandangan pertama ya." Goda Gista

"Ha ha ha... iya sepertinya dek." Gio setuju dengan pernyataan Gista. Entah apa namanya, yang pasti Gio terbayang mata cantik tadi. Wajahnya pun ikut merona.

"Semoga abang ketemu sama bidadari itu ya bang. Biar abang aku gak jomblo terus." Canda Gista

"Lagian kenapa sih abang jomblo terus. Masih sakit hati setelah kejadian 5 tahun lalu?" Tanya Gista.

A Love For Hasta (CETAK TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang