24. Perayaan

28 3 2
                                    

8 bulan berlalu sejak kejadian yang membuat Hasta hampir keguguran. Saat itu Hasta diperbolehkan pulang setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Gio sang suami pun selalu menemani Hasta sepanjang hari dan ikut menginap di rumah sakit.

Sekarang perut Hasta sudah terlihat sangat buncit. USG terakhir, memperlihatkan adanya dua janin dalam kandungan Hasta. Dia merasakan lagi hamil anak kembar yang dulu pernah dia rasakan.

Semester awal pun dialami Hasta dengan mual muntah yang parah sampai Gio kewalahan membujuk Hasta untuk tetap makan yang pada akhirnya dikeluarkan lagi. Lalu, Hasta pernah tengah malam merengek minta dibikinkan rujak mangga muda oleh Gio. Tengah malam itu pula dia harus memanjat pohon mangga yang ada di taman belakang. Gio sempat terjatuh karena diserbu semut merah dan berakhir keseleo selama 3 hari. Hal itu membuat Gista dan bu Lissa tertawa melihat tubuh Gio yang bentol parah.

Selama hamil, Hasta manja sekali pada suaminya. Seperti halnya hari ini, dari semalam dia hanya mau berada dalam pelukan sang suami. Tentu saja Gio sangat bahagia, melihat Hasta sangat manja seperti ini.

Beruntung hari ini weekend, jadi Gio bisa memeluk tubuh polos istrinya yang ditutupi selimut. Semakin besar kandungan istrinya, Gio semakin susah menahan hasrat untuk berolahraga nikmat dengan Hasta. Hasta pun juga begitu karena pengaruh hormon yang semakin kuat, dia tak malu meminta jatah ke Gio.

"Sayang, hari ini mau ngapain?" Tanya Gio sambil mengusap pipi tembem istrinya.

"Hasta ingin bertemu dengan Dekwid. Hari ini dia wisuda pasca sarjana. Jadi sore nanti kita akan bertemu. Apa boleh mas?" Tanya Hasta yang menatap lembut suaminya.

"Boleh, nanti sekalian aja kita rayain kelulusan Dekwid di cafe kita. Ajak Gista dan Nares juga."

"Boleh juga mas, nanti aku kabarin Dekwid. Pasti dia mau." Hasta semakin mendekat ke dada suaminya. Tempat ternyaman bagi Hasta.

"Nah karena masih pagi, gimana kalo kita olahraga pagi dulu." Kata Gio mengedipkan mata.

"Ga usah ngadi ngadi deh mas. Abis subuh tadi mas Gio sudah terjang Hasta sampe polosan kayak gini." Hasta memajukan bibirnya kesal. Suaminya semakin lama semakin buas.

"Eh bibir nya kenapa tuh. Minta disosor ya?" Goda Gio yang membuat Hasta memukul dada suaminya tapi pelan.

"Kamu tuh perasaan semakin kesini semakin mesum aja sih."

"Kan mesumnya cuma sama istri mas tersayang. Halal dan dapet pahala." Goda Gio.

"Tapi kan—hhhmmmph" sebelum Hasta protes, bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Gio.

Bibir mereka beradu dan pegutan yang awalnya lembut itu menjadi lebih ganas. Hasta tak menampik kalau dirinya menikmatinya. Sentuhan lembut dari sang suami semakin tak bisa dia tahan. Olahraga pagi yang diminta Gio pun terwujud. Suara desahan sang istri terdengar seksi ditelinga Gio. Pelepas pun tak dapat terhindar dan Gio memeluk kembali istrinya yang sudah lelah.

***

Malam itu sesuai rencana tadi pagi, Gio, Hasta, Dharma, Dekwid sudah berada di cafe. Perayaan kelulusan Dekwid mereka rayakan makan malam bersama.

Sang pemilik cafe yang tak lain Gio dan Hasta, menjamunya  dengan berbagai macam menu yang sangat menggiurkan. Dekwid terlihat speechless dengan kebaikan sahabatnya itu.

"Eh Nares dan Gista kemana?" Tanya Dekwid pada Hasta.

"Katanya sudah di jalan. Tadi Gista ada panggilan darurat di rumah sakit. Jadinya Nares yang menemani Gista." Jawab Hasta.

"Aku kok merasa mereka berdua itu cocok banget lho Ta. Jodoh mungkin ya." Ujar Dekwid.

"Kalo emang jodoh ya gak masalah, Nares lebih dewasa pas buat Gista yang kekanakan. Walaupun usia Nares lebih muda." Kali ini Gio yang menjawab. Dia dengan telaren mengupas udang goreng untuk diberikan pada istrinya.

A Love For Hasta (CETAK TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang