Part 3

3.5K 83 6
                                    

Selamat Membaca :)

Vera berdecak kesal, selain menjadi aneh temannya ini jadi Telmi.

"Masa lu gatau maksud gua!". Kata vera kesal

Karmila menggeleng lemah kemudian menghapus air matanya.

Vera menghela nafas
"Udahlah. Lu sarapan dulu, buburnya udah dingin". Vera mengambil bubur dimeja lalu duduk dikursi disebelah ranjang karmila.

"Buka mulutnya". Kata vera mulai menyuapi karmila

Karmila membuka mulutnya dan mulai makan

Kurang dari 5 menit karmila sudah selesai makan dan tak lupa minum

"Makasih ya". Cicit karmila

"Iya, buruan sembuh lu. Pengeluaran gua membengkak selama lu koma.
Belum biaya rs, biaya obat, biaya ongkos bolak-balik rumah sakit, biaya kos yang tadinya setengah-setengah sama lu jadi full gua yang  bayar". Kata vera dengan nada suara yang terdengar frustasi

Karmila menelan salvinya, bagaimana dia mendapat uang setelah ini?. Dulu dia selalu dikasih uang bulanan sama papanya tapi sekarang, tidak mungkin dia minta uang.

"Mil, udahlah gausah terlalu dipikirin yang penting utamain kesembuhan lu dulu, nanti kalau udah sembuh gausah ngambil klien banyak-banyak". Kata vera.

Melihat karmila yang masih diam vera membuka suaranya lagi
"Emang sih selama lu koma, setiap hari gua ngambil klien lebih dari 3. Buat nutup biaya rumah sakit". Sambil tertawa

Karmila ikut tertawa kecil walaupun  menurutnya tidak ada yang lucu, tapi semata-mata hanya untuk menghargai wanita ini.

"Udah-udah, lu minum obat dulu yang tadi udah gua tebus". Kata vera

kemudian membantu karmila minum obat

Selesai minum obat karmila menguap dan matanya memberat, sepertinya ini efek dari obatnya.

---------------------------

Karmila bangun dari tidurnya pukul 12:00.

Dia menatap keatas langit-langit, pikirannya kemana-mana.

Memikirkan banyak hal, memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini, memikirkan tubuh aslinya.

Apa tubuhnya juga diisi jiwa lain?. Juga memikirkan keluarganya, dia semakin rindu dengan orang tuanya.

Karmila menghela nafas, mengedarkan pandangan kesekeliling ruang inap yang dia tempati. Kosong tidak ada wanita yang biasa menemaninya.

Kemana perginya? Batin karmila.

Ceklek

Suara pintu dibuka

"Mil udah bangun? Mau makan siang sekarang atau nanti?". Tanya vera mendekat kearah karmila

"Nanti aja". Jawab karmila sambil tersenyum tipis

"Muka lu masih pucat banget mil, cepet sembuh dong". Kata vera sambil memperhatikan wajah temannya

Karmila hanya menjawab dengan senyuman.

Vera berdecak kesal, pasalnya setelah bangun dari koma karmila seperti sosok yang berbeda, bukan karmila yang dia kenal sebelumnya

"Mil sebenernya kenapa mobil edi bisa sampai nabrak?
Dia nyetir sambil mabuk?". Tanya vera penasaran kenapa temannya bisa sampai kecelakaan.

Vera membuka suaranya kembali
"gua gatahu hasil penyelidikan polisi semuanya keluarga edi yang ngurusin, tapi istrinya kan tahu kalau kalian kecelakaan bareng makanya ngamuk-ngamuk. Setahu gua juga edi dari awal udah dipindahin ke rs lain". Kata vera menjelaskan

Karmila hanya diam mendengarkan wanita ini, pasalnya dia tidak tahu apa-apa. Jangankan memikirkan masalah pemilik tubuh ini, memikirkan masalahnya saja kepalanya rasanya mau pecah.

"Mil". Panggil vera


"N-anti dulu ya, kepala aku pusing". Kata karmila sambil memegang kepalanya

"Yaudahlah lu istirahat aja, nanti makan siangnya jangan lupa dimakan. Gua mau pergi dulu kemungkinan agak lama tapi nanti kalau udah selesai langsung kesini". Kata vera

"Kemana?". Tanya karmila pasalnya dia tidak mau ditinggal sendiri lama-lama  takut kejadian tadi terulang kembali.

"Nemenin hans keluar kota, galama-lama kok. Kalau nenek lampir itu dateng lagi langsung panggil suster aja, kalau bisa lu  lawan dia. Eh tapi lu masih lemes ya". Kata vera

"I-yaa". Kata karmila sambil tersenyum tipis.

Bukan masalah masih lemes atau engga, dulu dia tidak pernah terlibat pertengkaran dengan orang lain oleh karena itu jangankan melawan wanita tadi.

Membalas perkataannya saja dia tidak berani.

"Emang sih badanya lebih gede tapi jangan sampe lu takut, ngerti ga?". Kata vera

Karmila mengangguk pelan, meskipun dia ragu apakah bisa melawan jika nanti berada disituasi seperti itu lagi tapi apa salahnya untuk mencoba berani.

Sekarang dia tidak punya siapa-siapa selain wanita ini, oh iya siapa nama wanita ini? Namanya sekarang saja dia tidak tahu tapi wanita ini sering memanggilnya dengan panggilan mil, apa mili? Sepertinya dia menyukai nama barunya.

"Yaudah mil, gua pergi dulu nanti kalau ada apa-apa hubungin gua. Oh iya hp sama dompet lu ada dilaci meja pertama". Kata vera

"Iya makasih". Jawab nur

Vera berdecak kesal kenapa temannya jadi suka bilang makasih dan maaf.

Bukan karena dia tidak mau karmila menjadi lebih baik tapi dia sudah menganggap karmila saudara kandungnya, yang dia perlukan karmila segera sembuh dan pulang bersama vera kekosan mereka.

"Sekali lagi lu bilang makasih sama minta maaf, gua jambak rambut lu. Kaya kesiapa aja!". Kata vera dengan nada suara yang terdengar kesal

Baru saja karmila ingin membuka mulutnya tapi dia urungkan niatnya, karena mendengar bunyi ponsel.

Vera membuka tasnya lalu mengambil hpnya yang berbunyi lagu EXO-Love Shot menandakan panggilan telepon masuk, kemudian mengangkat telepon masuk dan menempelkan hp ditelinganya

"Halo". Sapa vera

"......"

"Iya-iya ini vera mau otw."

"......."

"Iya tunggu dulu". Lalu menutup telepon

"Mil , gua pergi sekarang ya udah ditungguin. Oh iya hp lu udah gua charger". Kata vera lalu meninggalkan karmila sendiri diruang inap tersebut.

"Ohh namanya vera". Kata karmila

TO BE CONTINUE.

Menjadi Kupu Kupu Malam | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang