TIGA PULUH LIMA

56.6K 9.5K 1.5K
                                    

Selamat hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Bagi yang beragama Islam 🤗😇

Terimakasih sudah kawal Carel sampai bab ini. I hope kalian ga bosen sama ceritanya. Makasii juga yang udah nandain kalau ada typo. Love you guys, sayang kalian banyak-banyak 😚😘



Happy Reading

Pria dengan celana levis di atas lutut dan kaos putih polos itu berjalan pelan menuju taman belakang rumah. Ditangan kanannya Carel memegang satu kotak susu rasa pisang, sedangkan tangan kirinya memegang tiga buah pisang.

Carel menuju gazebo, meletakkan tiga pisang tadi disana. Lalu kembali berjalan menuju kandang ayam. Pria itu barusaja mengantar kedua orang tuanya ke bandara, sekarang dirinya hanya berdua dengan adiknya dirumah. Carel berjongkok mengabsen satu persatu ayam di dalam kandang tadi.

"Joe, Jay, Jef, Jery, Jeno, Jeu, Jack, Joy, Juki, Jimin, Jin, Bts," gumamnya memandangi ayam jago di kandang.

Carel mengerjabkan matanya sebentar, sepertinya ada yang aneh dengan nama-nama ayamnya barusan. Mengedikkan bahunya acuh, pria itu menggeser tubuhnya ke kandang ayam betina.

"Catline, Brilliane, Nathalie, Monalisa, Sofia, Arabela, Rapunzel, Elsa, Elizabeth, Raquel," gumamnya kembali menyebutkan deretan nama ayam betina miliknya.

Carel beralih memandang kandang ayam yang berisi anak ayam. Anak ayam itu kini semakin dewasa, semoga saja dengan bertambahnya dewasa tidak menjadikan ayam tadi strees menghadapi tingkah Carel.
Pria itu mengalihkan pandangan ketika induk ayam selesai mengerami telur. Tiga anak ayam gemoy menetas membuat mata Carel berbinar.

Pria itu mengulurkan tangannya mengambil tiga anak ayam yang baru menetas, lalu menggendongnya.

"Welcome my baby chicken," ucapnya lalu membawa tiga anak ayam tadi ke gazebo.

Carel menurunkan tiga anak ayam tadi di gazebo. Pria itu lalu duduk disana, bersila memperhatikan anak ayam.

"Enaknya gue kasih nama siapa?" gumamnya pada diri sendiri.

Carel menjentikkan jari ,"Triple S. San, sin, sun," ucapnya.

"Oke, sekarang mari gue tuntun masuk islam. Biar hisab gue ringan besok."

"Yok, bisa yok. Asyhadu..

Carel mengerjabkan matanya ketika ketiga anak ayam tadi hanya diam. Biasanya ketika ia menuntun ayam untuk masuk islam, maka ayam tadi akan mengeluarkan suaranya. Namun, kenapa kali ini tidak.

"Jangan bilang kalau kalian bisu?" ujarnya tanpa dosa.

Tak mendengar jawaban, membuat Carel berdecak.

"Fiks, besok gue bawa kalian ke dokter hewan."

Pria itu menempelkan tangannya di kepala anak ayam tadi satu per satu. Mulutnya mulai berkomat kamit membacakan dua kalimat syahadat.

"Selamat brother, kalian sekarang resmi masuk islam."

Carel menjabat kaki anak ayam tadi satu per satu. Membuat para anak ayam terjengkang kebelakang.

Piyek, piyek, piyek

Anak ayam tadi mengeluarkan suaranya membuat Carel berdecak.

"Yee, kalau di ajak salim aja kalian pada bunyi. Dasar betina," ujarnya.

"Untung masih bayi, kalau enggak. Mana mau gue jabat kaki kalian, bukan mahram," sahutnya nglantur.

Carel mengambil salah satu pisang yang tadi ia geletakkan disana. Mengupas pisang itu lalu menyodorkan ke arah tiga anak ayam tadi. Bukannya mematuk, ayam tadi justru berjalan menghindar. Carel berdecak, tangannya terulur mengambil salah satu anak ayam tadi.

I'M CAREL (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang