Part IV

169 9 1
                                    

"Keyra! Lo ...?" heran Gita dan Dhifa.

Mereka tidak pernah menyangka bahwa Keyra akan sangat cepat akrab dengan Ano. Padahal mereka tidak saling kenal dan tidak punya hubungan apapun pada awalnya.

"Oh, iya kenalin. Nama bocah yang kita temuin tadi malem ini namanya Ano. Dia anak yang tampan, udah gitu imut lagi 'kan?" Keyra memperkenalkan Ano seperti memperkenalkan anaknya sendiri dengan bangga.

Dhifa dan Gita kehilangan kata-kata.

"Lo gila, Key? Lo nggak kena sawan 'kan?" tanya Gita khawatir kalau Keyra memang sudah gila.

"Apa yang terjadi dengan bestieku ini, ya Tuhan!" ucap Dhifa setengah menjerit.

"Parah ini mah!" seru Gita seakan-akan syok berat.

Pasalnya, Keyra yang mereka kenal itu jauh berbeda dari Keyra yang berada di depan mereka sekarang. Keyra Arsyakila, seorang bad girl bisa menjadi sosok keibuan seperti sekarang?

"My friends, shut up please!" tegas Keyra.

Pusing dia mendengar kebisingan yang dibuat oleh dua bestienya. Dhifa dan Gita seperti biasa, memang berisik. Sifat identik kaum hawa memang sulit dihilangkan pada mereka.

"Bunda jangan galak, Ano takut." bisik Ano semakin mempererat pelukannya pada leher Keyra.

"Ano jangan takut. Kak Keyra cuma galak sama orang jelek. Kalau Ano 'kan ganteng, jadi Ano tenang aja. Kak Keyra orangnya lemah lembut kok," jelas Keyra menepuk punggung Ano untuk menenangkan.

"Keyranjing!" umpat Gita dan Dhifa.

Mereka merasa level dijatuhkan oleh Keyra. Cantik gini kok dikatain jelek. Tidak bisa diterima dan tidak bisa diterima. Apalagi dikatain oleh sahabat sendiri, sakitnya tuh di hati.

Keyra menutup telinga Ano supaya bocah kecil itu tidak bisa mendengar umpatan dari sahabatnya. bestie--nya itu sebenarnya sangat baik hati. Ibarat seperti boneka mingkey mouse yang sangat lembut jika dipeluk.

"Bestie, kalian berdua mau makan nasi goreng buatan gue kagak?" tawar Keyra.

"Maulah!" jawab Dhifa cepat.

"Mau dong!" timpal Gita antusias.

"Silahkan duduk!" Keyra mendudukkan Ano di sampingnya dan mulai menuangkan nasi di piring.

"Aseeek! Sarapan gratis!" riang Dhifa.

"Siapa bilang gratis? Kalian bisa makan tapi, harus bayar. Murah kok, satu piring lima puluh ribu." canda Keyra memasang wajah serius.

"Beneran ini nasi gorengnya nggak gratis?" tanya Gita menatap Keyra dengan tidak percaya.

"Ya bayarlah. Tapi, karena kalian adalah my bestie, gue kasih gratis, cuma air putih." balas Keyra memupuskan harapan Dhifa dan Gita yang ingin sarapan gratis.

"Jangan bercanda mulu, Key!" sebal Dhifa.

"Siapa yang bercanda sih?" Keyra tersenyum.

"Lo serius? Sadis, Mbah! Gue kutuk Lo nikah sama duda!" ketus Dhifa merajuk.

Cetarrrrr!

Suara petir tiba-tiba mengejutkan mereka. Memang, di luar sedang mendung sekarang. Bentar lagi mungkin hujan akan turun.

"Nggak papa duda, yang penting kaya." cuek Keyra menganggap kutukan Dhifa sebagai gurauan.

"Matre juga teman gue ini," timpal Gita menatap Keyra dengan intens.

"Keyra kalau lo nikah sama duda kaya raya, hartanya jangan lupa bagi-bagi sama gue, oke?" hasut Dhifa berbisik.

"Ya kali gue nikah sama duda harus bagi-bagi harta sama lo. Gak sampai ke akal sehat manusia tahu! Lagian, mana mungkin gue bisa nikah sama orang kaya sekalipun duda. Gue aja hidup pas-pasan kayak gini." ucap Keyra logistik.

"Takdir siapa yang tahu, Keyra. Bentar, sebelum lo beneran nikah sama duda, gue bayangin dulu!" heboh Dhifa langsung berkhayal.

Tak.

"Aduh Key, sakit ...." cicit Dhifa mengaduh setelah kepalanya diketuk dengan sendok makan oleh Keyra.

"Bayangin apa lo? Jangan aneh-aneh, otak lo itu udah nggak bersih." ujar Keyra.

"Siapa yang mikirin aneh-aneh sih? Gue itu lagi ngebayangin lo duduk manis di pelaminan sama duda tampan lagi kaya raya. Udah gitu doang. Otak gue masih polos dan bersih yah!" jelas Dhifa.

"Bunda mau nikah?" tanya Ano tiba-tiba menarik perhatian Keyra, Gita dan Dhifa.

Keyra langsung menggelengkan kepalanya.

"Ano jangan dengerin omongan dua Tante ini." ujar Keyra.

"Bunda suapi Ano." pinta Ano tidak membahas topik lebih lanjut.

"Oh, oke? Kalian juga bisa makan." ucap Keyra.

"Gratis kok." lanjutnya menekankan kata 'gratis'.

Tanpa menunggu lebih lama, Dhifa dan Gita segera menyantap sarapan gratis. Tidak lupa, mereka bersorak dalam hati dengan senang.

****

"Nama gadis itu Keyra Arsyakila. Umurnya sembilan belas tahun. Dia sudah yatim piatu. Pernah kuliah di Universitas Indonesia di jurusan Bahasa Asing. Tapi, satu tahun kemudian, gadis itu tidak melanjutkan kuliahnya. Karena faktor ekonomi dan sering bolos. Ada pertanyaan lain, Tuan Mars?"

Pria yang duduk di kursi kantor itu tidak menjawab pertanyaan dari pengacara sekaligus sekretaris pribadinya. Sekretaris Sam berdiri di depan Mars.

Semalam, Tuan Andrea memintanya untuk mengumpulkan identitas seseorang gadis. Dan juga harus melaporkan hasil pekerjaannya kepada Tuan Mars. Tidak disangka, Mars mendengarkannya.

"Apa yang dua Tuan Muda itu pikirkan?  Jangan sampai masa lalu terulang lagi di masa depan." batin Sekretaris Sam berharap.

"Tidak. Kau kembali bekerja." balas Mars datar.

Sekretaris Sam mengangguk mengerti dan membungkuk sedikit. Kemudian pergi keluar dari kantor Room Ceo. Setelah keluar, Sekretaris Sam berpapasan dengan Jessica yang menyapanya lebih dulu.

"Selamat pagi, Sekretaris Sam. Apakah Tuan Mars ada di kantornya?" tanya Jessica  tersenyum ramah.

"Hemm."  Setelah mengangguk sekali, Sekretaris Sam pergi

Jessica berdecak sebal karena sikap cuek pria itu. Memang, orang-orang yang berpangkat tinggi di Galaxy Group semua sangat arogan.

Ceklek!

Setelah mendorong pintu, Jessica masuk dan melihat pria tampan bagaikan kaisar sedang duduk di kursi kebesarannya.

"Tuan Mars, ini berkas-berkas perusahaan. Ada beberapa perjanjian yang diajukan oleh perusahaan tetangga yang perlu ditanda tangani segera. Dan juga akan ada meeting lima menit lagi." Ujar Jessica berdiri di depan meja kerja Mars.

Jessica menunggu perintah Mars selanjutnya.

"Letakkan berkasnya dan keluar." tegas Mars tanpa melihat Jessica.

"Baik." balas Jessica.

Jessica keluar dari kantor Room Ceo. Mars tidak mengambil berkas-berkas perusahaan yang Jessica berikan. Sebaliknya, Mars mengambil informasi yang ditinggalkan Andrea semalam.

Mars mengambil selembar foto yang terselip di dokumen itu. Gadis itu memang mirip dengan almarhumah istrinya. Setelah melihat beberapa detik, Mars kemudian menyimpan foto itu kembali ke map.

"Keyra Arsyakila, Erika Alsyakila, nama dan wajah mereka hampir mirip. Tapi, penampilan mereka jelas berbeda, apa ini kebetulan?" gumam Mars merenung.





___________11-08-2022____________

Bad Girl Jadi Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang