"Daddy, Ano mau ikut Bunda!" Ano mencoba melepaskan diri dari gendongan Mars, tapi tidak bisa. Akhirnya, Ano hanya bisa pasrah dalam rangkulan daddy-nya.
"Ano tunggu disini, jangan kemana-mana." tegas Mars mendudukkan Ano di kursi yang biasanya dia gunakan saat bekerja.
"Ano nggak mau, Dad!" tolak Ano, tapi tidak ada gunanya.
"Sam, jaga Ano baik-baik." titah Mars sudah keluar dan mengunci pintu. Meninggalkan Ano dengan Sam.
"Baik." jawab Sam.
Mars kembali ke tempat Andrea berada.
"Apa yang kau ketahui tapi tidak aku ketahui?" tanya Mars pada Andrea.
"Aku hanya mengabulkan salah satu permintaan almarhum Erika. Dia ingin makamnya diziarahi oleh adiknya yang sudah berpisah tujuh tahun." balas Andrea.
"Keyra adalah adik Erika?"
"Hm." dehem Andrea singkat.
"Ck. Sebenarnya apa saja permintaan almarhum Erika padamu? Kenapa Erika tidak meminta padaku saja?" kesal Mars.
"Kau sangat sibuk pada perusahaan saat itu. Erika tidak ingin menambah beban padamu. Apalagi, apa kau yakin bisa mengabulkan permintaan almarhum Erika?" tantang Andrea.
"Erika adalah istriku. Aku--"
"Kalau begitu, kau mau menikah dengan Keyra tidak?" potong Andrea membuat Mars terdiam.
"Yang satu ini saja kau tidak mau. Apalagi permintaan yang lain," lanjut Andrea.
"Apa permintaan yang lain?" heran Mars.
"Mencari bunda untuk Ano." jawab Andrea datar.
****
"Kak Erika ...." Keyra berdiri di depan sebuah makam, ditemani oleh Rhaka dan Sofia.
"Lima tahun lalu, Erika menikah dengan Mars. Setelah melahirkan Ano, Erika tidak sanggup bertahan dan meninggal. Sebelum Erika meninggal, dia berpesan sesuatu sama kamu." jelas Sofia menghela nafas.
Keyra perlahan berjongkok, kemudian mengelus pusara milik Erika. Keyra tidak menyangka, saat bisa bertemu dengan kakak kandungnya, pertemuan mereka dibarengi dengan perpisahan dunia.
"Erika berpesan, agar kamu ikut dengan kami--"
"Gue nggak mau!" potong Keyra cepat.
"Kalau bukan karena kalian, gue dan Kak Erika nggak akan terpisah." lanjutnya mengingat masa lalu.
"Keyra, jangan salahkan kami. Tiara, ibu kalianlah yang dengan suka rela membiarkan kami mengadopsi Erika." ucap Rhaka.
"Kalau bukan karena kalian yang ambil Kak Erika sebagai pelunas hutang, Kak Erika mungkin masih hidup bareng gue. Dan benar sih, ini juga salah wanita itu." gumam Keyra menatap Rakha dan Sofia dengan enggan.
Wanita itu, Ya, wanita itu dengan murah hati membiarkan anaknya diadopsi oleh orang lain. Dengan syarat, hutang almarhum ayah mereka lunas.
Flashback on.
10 tahun yang lalu.
Pada saat itu, Keyra masih berumur 9 tahun. Sedangkan Erika berumur 13 tahun. Tepat setelah pemakaman ayah mereka yang meninggal karena menderita kanker, Sofia dan Rakha datang untung menagih utang.
"Karena Hendry sudah tidak ada, maka sebagai istrinya, Ibu Tiara harus melunasi hutang. Totalnya tiga puluh juta, ditambah bunga sepuluh persen," kata Rakha tegas.
"Tapi, saya tidak memiliki uang ...." keluh Tiara terkejut.
"Begini saja, Ibu Tiara. Bagaimana kalau salah satu anak ibu kami adopsi, kami anggap hutang lunas semuanya." tawar Sofia tersenyum.
Tidak disangka, Hendry --ayah mereka berutang lima puluh juta pada Rakha. Karena tidak mampu membayar, Erika harus dijadikan tebusan. Apalagi, Rakha dan Sofia tidak bisa memiliki anak, jadi hanya itu syarat jika hutang tidak terbayar.
Tiara, ibu Erika dan Keyra adalah ibu rumah tangga tanpa pekerjaan pada masa itu. Keyra masih ingat, Tiara setuju dengan mudahnya. Dan sejak hari itu, Keyra tidak pernah melihat Erika lagi.
Kabar terakhir yang Keyra ingat, Erika dibawa ke luar negeri. Dan Tiara membawa Keyra pindah dari Jakarta ke Surabaya karena Tiara akan bekerja di sana.
Flashback of.
"Terserah jika kamu tidak mau ikut dengan kami. Tapi, Erika punya wasiat. Erika berpesan sesuatu pada kamu. Dia mau kami mencari kamu dan meminta kamu untuk menggantikannya menjadi seorang ibu buat Ano. Ano adalah wasiat Erika agar kamu menjaga dan membesarkan Ano seperti anak sendiri." tutur Sofia.
****
"Daddy, Bunda mana?" tanya Ano menatap Mars dengan mata bulatnya.
"I don't know, Boy."
"Daddy penipu. Katanya Bunda bakal tinggal bareng Ano. I hate you, Dad." kesal Ano memeluk dirinya sendiri.
"Hufh, Ano. Dia bukan bundanya Ano."
"Itu bundanya Ano." bantah Ano tetap pada pendiriannya.
"Bukan."
"Iya, itu bundanya Ano. Pokoknya Ano mau Bunda," lirih Ano mulai ingin menangis.
Mars terdiam, tidak ingin membuat anak semata wayangnya menangis. Kasihan juga melihat Ano yang kekeh ingin memiliki kasih sayang seorang ibu.
"Kenapa nih keponakan Om Andrea. Kok nangis?" tanya Andrea memasuki ruang kantor Mars.
"Bunda ... Ano mau ketemu bunda." jawab Ano memasang mimik sedih.
"Bunda lagi sibuk hari ini. Besok deh kita ketemu Bunda. Nggak usah ajak daddy kamu," bujuk Andrea membuat Ano sangat senang.
"Beneran?" tanya Ano tidak percaya.
"Yes."
"Horrey! Thanks, Ancle handsum. Muach!" Ano langsung melompat ke gendongan Andrea dan mencium pipinya.
Mars yang melihat interaksi mereka tidak tahu harus berkata apa. Pusing juga lama-lama. Ini semua berawal dari Andrea. Kita nggak tahu apa yang akan Ano inginkan di masa depan.
****
Malam harinya, Keyra seperti biasa diajak oleh Gita dan Dhifa untuk mencari angin malam. Mereka sebenarnya hanya berkumpul bersama di sebuah tempat.
Di sebuah panti asuhan, disinilah mereka bertiga. Mereka biasanya mengajak anak-anak panti untuk mengadakan pesta kecil-kecilan untuk menerbitkan senyum mereka.
Kebetulan, hari ini adalah ulang tahun dua orang anak yang tinggal di panti itu.
"Key, melamun aja dari tadi. Lagi mikirin apa sih? Mikirin si doi ya?" goda Dhifa membuat Keyra mendengus.
"Doi apaan? Lo tuh yang tiap hari ngehalu nikah sama si Dokter." balas Keyra.
"Nggak papa kali ngehaluin masa depan. Apalagi doi gue itu tampan. Yang seneng juga gue." ucap Dhifa tersenyum tipis.
"Gue lagi mikirin masa lalu, Dhif." gumam Keyra tentu saja di dengar oleh Dhifa.
"Andai aja gue nggak ketemu lo dan Gita, hidup gue mungkin lebih hancur. Ya, kayak anak pengamen di jalanan sana. Sedih karena harus hidup sendiri," lanjutnya.
"Lo harus selalu bersyukur, Key. Apapun, bagaimanapun kehidupan lo dulu, sekarang, dan dimasa depan, lo harus bersyukur dan sabar. Tunggu aja, semua akan indah pada masanya, iya nggak Gita?" timpal Dhifa meminta pendapat Gita.
"Jangan lupa selalu berusaha. Sesedih apapun lo, lo harus ingat. Masih ada dua bestie yang akan buat lo tetap tersenyum." balas Gita tersenyum simpul.
"Gue harap, apapun yang terjadi kedepannya, gue masih bersama kalian." ungkap Keyra ikut tersenyum.
"Lah, terus gue gimana?!" tanya Doel baru saja datang, mengagetkan Dhifa dan Gita.
"Lo nggak penting, Doel. Lo masih bocil. Bocil mah mainnya sama bocil." balas Dhifa tanpa perasaan.
"Iya deh, yang makin tua tambah bijak!" kesal Doel melipat kedua tangannya di dada.
![](https://img.wattpad.com/cover/308701043-288-k245882.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Jadi Bunda
Teen FictionKeyra Arsyakila adalah seorang gadis bad girl sekaligus cool girl 19 tahun. Pertemuan Keyra dengan seorang bocah kecil di sebuah gang kecil menuju rumah saat tengah malam perlahan mengubah hidup Keyra. Dia yang hatinya kesepian mulai cerah saat meng...