p r e f a c e

430 25 1
                                    

War Wanarat ^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

War Wanarat ^

War Wanarat ^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yin Anan ^


VOTEMENT JUSEYO... <3



"Mm.. gue ke toilet dulu ya, war??"


"Mau kemana, nan? Muka lo kenapa pias gitu sih?!"

Anan, meringis. Tangannya meremas erat selimut yang menutupi tubuhnya. Mata bergetar, keringat dingin bercucuran.

Dia seperti merasa telah membuat suatu dosa yang sangat besar, namun dia masih ragu dengan kebeneran perkaranya.

Sementara war mengernyitkan dahi menatapnya dengan heran. Dengan cemas ia menempelkan telapak tangannya di dahi anan, namun di hempaskan oleh anan. Mata war membesar kaget.

"Lo kenapa sih, nan?!"

Yang ditanya malah clingak clinguk kaya orang bego. Lalu dia memukul keningnya, berarti bukan mimpi dan orang disampingnya ini bukan hantu. Dia semakin merasa telah membuat dosa besar yang tidak bisa dan tidak akan diampuni Tuhan.

Lagi, war mencoba meraihnya namun anan keburu loncat dari kasur, dia sangat panik sehingga pria berusia dua puluh empat tahun itu memilih jatuh ke bawah, dia buru buru menarik selimut yang menjuntai di atas kasur dan menutup tubuhnya. Sadar, bagian bawah tubuhnya tidak tertutup seutas benang pun.


"Gue gak apa-apain lo, kan?"  Tanya anan dengan muka polos.

"Hah, maksud lo?"  Perlahan, war bertanya balik

Dan anan menjadi sangat frustrasi karena dia tidak dapat mengingat satu momen pun dari malam atau siang sebelumnya. Dia hampir menjerit saat melihat war turun ke bawah dengan penampilan tak berbusana sedikitpun, kulit putihnya membuat anan silau. Buru-buru dia membuang muka.

Dia masih beringsut di bawah dengan meremas selimut seolah itu adalah satu - satunya tempat perlindungannya yang aman. Sementara war sibuk mencari boxernya yang berserakan di bawah.

"Lo lupa ya?" Pekik war mencibir lalu melempar baju dan celana anan ke wajahnya.

"I feel so fucking offended, you know!? Dasar Brengsek." Raut kekecewaan bisa terlihat jelas tampak di wajahnya. Ia merasa menyesal atas perasaan kecemasannya tadi.


Anan mendongak, memeriksa wajahnya. Sorot mata yang tajam menyambutnya.

"Lo mau bengong sampe bego disitu? Atau buruan di baju dan keluar dari apart gue?" Pungkas war, pria itu lalu berjalan ke arah toilet meninggalkannya.

Sebelum kaki war menyentuh ubin toilet, dia balik dan mencari sesuatu. Sekitar 5 menitan, dia lalu menghampiri anan yang sedang menurunkan kaos dari wajah ke perutnya, dia selesai memakai bajunya.

Anan mendesah, dia masih panik dan kebingungan. Dia mendongak menatap war yang berjalan ke arahnya.

" I did something to you, right?" Dia menatap mata war dengan serius, mengharapkan penjelasan dari war yang sepertinya lebih mengingat kejadian yang terjadi di antara mereka malam lalu.

"Let say we just did one night stand, thats all. Lo gak usah mikirin hal lain. Kita sama - sama mabok dan ke bawa suasana aja. Anyway, ini buat lo. Buat ongkos lo balik." War melemparkan sejumlah uang kertas  ke wajahnya.

Anan mencoba mencerna semua perkataan war sebelum akhirnya dia mendelik dan menggertakan giginya.

Oh sungguh ironi, apa dia lupa seberapa dia benci dengan semua hal yang berhubungan dengan pria bernama war itu? Dan begitu sebaliknya, war pun sama.

Dia mengepalkan tangan sampai membentuk tinju, menahan diri dari hal bodoh yang akan ia lakukan. Bagaimana dia lupa, pria di hadapannya ini memang senang menginjak - injak harga dirinya?!

Dia tidak tahu bagaimana dan apa yang terjadi sehingga membuat dia berujung di tempat ini, bahkan telah melakukan 'hal' itu dengan pria yang di benci olehnya. Entah, dia pun ragu. Apakah benar telah melakukan sesuatu dengannya?

Dia menatap uang yang berserakan di lantai lalu beralih ke arah war yang sedang memercak pinggang dengan sorot mata malas.

Dia akhirnya lebih memilih berjalan keluar, terlalu lama berdiam disana bukan lah ide bagus, dia baru saja berbalik namun tangan war menahannya.

"Gue harap lo gak bocor ke siapapun. Gue malu kalo sampe orang tau gue ada hubungan ama elo. Level gue bakalan turun!"

Anan menghempaskan tangan war dengan kasar.

"You always so full of yourself." Anan menggeram, keningnya berkerut hebat, sorot matanya tajam. "But yea.. let me excuse myself. Orang level bawahan ini harus kerja, gak ada duit buat di buang - buang kaya yang lo lakuin ini."

War menatap punggungnya yang berjalan menjauh dan semakin menjauh, sampai hilang di balik pintu.

"Fuck." Dia mengumpat pada dirinya sendiri.

T H R E E  WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang