Bersalah

130 19 3
                                    

Yin menatap war dengan lelah sambil duduk di sofa.  Dia bahkan tidak yakin apakah pria ini cukup dewasa untuk berjalan sendirian di malam hari.

Dia menghela nafas putus asa dan membuang muka, menggosok wajahnya dengan telapak tangannya.

"HEI! HANTU! JIN! MALAIKAT! COME BACKKKKK!!!", teriak war, lalu menghadap yin.

"Apa yang harus kita lakukan?! APA YANG AKAN KITA LAKUKAN SEKARANG???!!!"

"Lo duduk atau engga.. gue seret lo kesini!"

War cemberut, "iya, iya! Ini gue duduk!! Tapi kan duduk doang gak bisa nyelesain masalah ini!" War menunjukan tali merah ditangannya

"Yin, yin"

"Apa?"

"Lo jujur deh ama gue? Lo titisan mahkluk gaib atau sejenisnya kan? Atau bahkan lo juga golongan orang aneh tadi kan??"

Yin melotot kepadanya dan war buru - buru memberi alasan.

"Maksud gue.. itu elo ada tato di tangan elo! Mana gede dan banyak pula!"

Yin mendesah, "terus apa hubungannya tato ama gue golongan makhluk gaib?"

"Kan biasanya.."

"Kan! Kan! Kan! Udah deh mending lo diem!" Yin memotongnya.

"Yin, gimana kalo kita saling kenal dulu?! Tadi si orang aneh itu juga bilang kalo kata kata ajaibnya ada diantara kita!"

"Gak ada! Kita gak perlu saling kenal! Gak penting juga!", dia dengan dingin menjawab dan berjalan menjauh dari war jadi dia buru-buru mengikuti di belakangnya.

"Yin, yin"

"Apa?!" bentaknya dan menghadap war

War terkejut.  "Uhm. Gak ada. Tapi kita mau kemana?", Yin menatap war selama satu menit lalu dia menghembuskan napas dengan suara yang terdengar.

"Kita balik ke kamar elo", katanya dan mulai berjalan lagi.

"Hah kok ke kamar gue?"

Yin tidak menjawab.

"Yin, yin", war dengan bercanda memanggilnya lagi.

Yin tiba-tiba berhenti dan melemparkan tatapan maut yang menyala-nyala, yang memberikan pesan yang sangat jelas bahwa dia tidak keberatan menyeret tubuh war dan melemparkanya ke laut jika dirinya tidak berhenti dengan kebiasaan menjengkelkan memanggil namanya dua kali.

"Kenapa, lo betah di kamar gue?" Tanya yin sinis.

War mendelik, "kan gue cuman tanya!"

Yin kembali diam dan meminta kunci kepada war. War tersenyum sinis padanya.  "apa lo bahkan gak diajarin cara senyum ama ortu lo huh?", tanyanya.

"Iya"

Cyborg.


~~~


Melihat ekspresi takjub dari wajah yin membuat war sedikit merasa kesal

"Kenapa? Apa menurut elo, gue tinggal di kandang atau semacamnya hah?", tanya war.

"Gua", jawab yin sarkas sambil mencari dapur. Dia menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri sambil merenungkan apa yang telah terjadi selama ini.  Dia menyandarkan punggungnya di wastafel dan mengingat semua kejadian yang terjadi diantara mereka, mungkin saja dia akan menemukan clue. Lamunannya terputus oleh suara war

"Yin, yin"

Dia menutup matanya dengan kuat setelah mendengar dia memanggil namanya dua kali lagi.  "Apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

T H R E E  WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang