semakin jauh, semakin dekat

111 10 0
                                    

Sudah seminggu ini, rencana menggalaunya beberapa kali rusak. Oleh suara gedebag gedebug dari kamar sebelahnya.

Petugas apart memang bilang kalau setelah sekian abad akhirnya kamar sebelahnya war ada yang isi juga. Tapi war tidak pernah expect kalau itu malah ganggu dia.

Suara pindahan, ditambah suara musik dengan suara speaker yang tidak berprikeheningan sangat mengganggunya. Biasanya lantai ini sunyi sepi sekarang kedatangan orang baru kok sudah seperti di pasar minggu saja. Berisiknya keterlaluan.

Mau galau, mau nangisnya jadi tidak pernah tereksekusi dengan range yang tepat. Seperti mau batuk terus tidak jadi, rasanya tidak enak sekali, kan??

Sementara itu, di kantornya sedang genting karena beberapa proposal projek dan juga projek yang sudah ada ditangan mendadak pada membatalkan diri dan mundur.

Entah apa yang terjadi, padahal kinerja ph ( production house) war baru - baru ini berhasil launching galeri, projek film dan konser besar pun semua sukses.

War yang sudah bolos seminggu dari kerja mendapat informasi ini tentunya dari one and only bff nya, metawin. Metawin yang juga beberapa hari terseret bolos terpaksa harus meninggalkan war sendirian di apartnya selama 2 harian.

Dia mendesah di kamar, duduk diatas ranjang dengan kaki sila sembari menatap kosong layar ponselnya. Entah apa yang ia tunggu. Tangannya resisting untuk membuka hp nya tapi akhirnya kalah juga.

Dia tahu ini menyedihkan tapi apa salahnya untuk memeriksa sedikit saja, siapa tahu dia melewatkan berita bagus, iya kan?

Tentu saja itu bohong dan omong kosong!

Jelas - jelas war sedang kepo dan akhirnya ngestalking mantan tunangannya itu dan memang itu bukan keputusan yang benar ketika hal pertama yang ia lihat di beranda instagramnya adalah foto mantannya menggandeng seorang wanita sexy. Wanita sexy itu memegang satu buket ditangannya sambil mencium pipi billi, mantannya.

Hp itu terjatuh dari tangan war. Dia mencengkram erat dadanya dan menutup mata, menahan air matanya.

"Segitu mudanya dia move on dari gue? Hahahaha... " War beronjak dari ranjang dan berjalan ke arah balkoni, saat ini air matanya sudah mengalir deras di pipinya.

Baru juga ia berdiri beberapa detik, telinganya mendadak mendengar sesuatu, dia menoleh menemukan tetangga barunya sedang telponan di balkoni juga. War hanya bisa memandang punggungnya saja, awalnya hanya sekilas lalu bertahan selama beberapa menit saat dia merasa familiar dengan sosoknya namun dia buru - buru menghapus pikiran itu dan kembali termenung menatap langit, ironis, bahkan malam ini tidak ada bintang satu pun. Langit begitu gelap, segelap perasaannya.

Lalu dia mendengar sekilas kalau pria baru tetangga apartnya itu berencana untuk pergi ke club malam ini.

War mendesah dan menghapus sisa air mata yang kini mengering di wajahnya.

Ya! Untuk apa dia menangis seperti ini?
Bukankah seharusnya dia bersenang - senang? Bagaimana bisa dia move on kalau dia hanya diam di kamar meratapi nasibnya, bahkan si brengsek mantannya itu sudah punya kekasih baru.

Dia pun menghubungi meta dan meminta-memaksanya untuk ikut ke club.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

War terbangun dengan kepala berat dan mata yang sedikit sembab. Dia mengeluh sedikit saat berusaha menggerakan tubuhnya untuk bangun. Dia memandang ke sekitar sembari menunggu otaknya untuk segera berfungsi.

Dia lalu menyentuh dadanya saat merasakan sesuatu yang aneh dan benar saja!!! Matanya melotot. Dia refleks mengintip ke bawah selimut dan mendesah lega saat menyadari dia masih memakai boxer- TUNGGU!

T H R E E  WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang