Tempat Balap Motor

182 27 33
                                    

"HAURA AMASYA AZZAHRA" seseorang dengan lantang memanggil nama haura dan itu membuat haura menjadi pusat perhatian di tempat lokasi tersebut.

"Eh kenapa tuh kenapa"
"Itu pacarnya angkasa kan ya"
Itulah ucapan mereka yang melihat Haura.

"pa...papa" ucap haura dengan gugup dan ketakutan, badan nya terasa gemetar dan tubuhnya seketika melemas.

"PULANG SEKARANG!" bentak papanya dengan lantang, tanpa basa basi lagi papanya langsung menghampiri haura dan menampar haura dengan sangat kencang hingga haura terjatuh.
"Mau bikin malu papa kamu haura?"

"Malu apa si pa? Haura cuma mau bahagia udah itu aja"

"Kurang apa papa sama kamu"

"Papa tuh kasar sama Haura! Bersama Angkasa jauh lebih baik dari pada harus tinggal sama papa dan dia" Ucap Haura dan menunjuk bianca.

'PLAK' Lagi-lagi Haura di tampar oleh papa nya.
melihat papa nya haura bersikap kasar kepada haura, queen langsung membangunkan haura.

"Plis dong om jangan kasar sama haura, ini tempat umum gak seharusnya seorang ayah bersikap tidak layak ke anak kandung nya sendiri di depan semua orang, emang om gak kasian sama haura? liat om wajahnya haura,, semua merah badan nya lebam karna siapa? itu semua karna om jivano" ucap queen dengan nada ketus dan menatap sinis papa nya haura.

"Kamu gausah ikut campur ya, kalian tuh kayak ga pernah di didik ya sama orang tuanya? kamu lagi haura papa mu cape banting tulang cuma buat besarin kamu tapi kamu malah kayak gini keluyuran malem malem gak jelas" ucap bianca ibu tirinya haura.

"Aku benci papa"
"Dan lo! Gue nyesel udah restuin pernikahan kalian!" ucap haura dan langsung meninggalkan semua yang ada di lokasi termasuk orang tua nya dan queen, haura merasa sangat malu kali ini, haura benar benar gak tau harus gimana karna semua sudah terlanjur membuat haura malu menampakkan wajahnya di hadapan queen dan orang orang yang ada di lokasi itu, apalagi disitu ada teman teman nya angkasa.

haura berlari sekencang kencangnya sambil menangis, dan yang di fikiran haura saat ini adalah haura ingin ketemu sama bundanya.

"kita tunggu haura di rumah aja sayang" ucap jivano papanya haura kepada bianca.

"bagus sayang, buat haura jadi gak betah di rumah karna perlakuan kamu ke anak kandung kamu sendiri, karna jujur aku dari awal gak pernah terima haura jadi anak tiri aku, dan aku mau calon anak kita yang nanti nya bakal jadi pewaris tunggal" batin bianca sambil tersenyum tipis dan langsung meninggalkan lokasi balap itu.

Sedangkan Haura.. haura melihat jembatan yang di kenal sebagai jembatan maut. haura langsung berjalan dan tanpa basa basi langsung menaiki tanggul jembatan itu.

"Bunda haura malu banget, haura mau ikut bunda aja, semenjak ada bianca papa jadi kasar ke aku bun aku cape aku mau semua selesai aku mau tenag, mungkin dengan cara ini aku bisa tenang aku bisa bebas dari pukulan papa"

"sakit bun, badan aku sakit semua, tiap hari papa selalu pukul aku, bahkan papa mau jauhin aku dari angkasa,, bunda tau kan angkasa? cuma angkasa yang selalu ada buat aku, cuma angkasa yang bisa jagain aku, lindungi aku, semenjak bunda pergi semua hidup aku bergantung sama angkasa, tapi papa jahat malah mau jauhin aku sama angkasa" Ucap haura sambil berdiri di atas tanggul jembatan itu.

Kini queen bingung harus gimana, mau menghampiri haura tapi sudah pasti kehilangan jejak haura.

"duh angkasa lo lama banget si" ucap queen ngomong sendiri dengan gelisah.

"gue takut haura kenapa kenapa" ucapnya lagi.

dan gak lama dari itu akhirnya angkasa sampai di tempat finish,,

dengan cepat queen langsung menghampiri angkasa.

"Angkasa lo harus cari haura" 

"loh haura kemana emang" 

"tadi om jivano kesini trus langsung nampar haura, mending kita cari sekarang sebelum terjadi sesuatu, sumpah gue khawatir banget" 

"yaudah ayo naik kita cari haura"

tanpa berucap apa apa lagi queen dan angksa langsung meninggalkan lokasi balap tersebut, angkasa dan queen sudah mencari haura kemana aja tapi gak ketemu bahkan ini sudah larut malam, haura pun di telpon ngga di angkat sekalipun.

"kamu kemana raa" ucap angkasa dengan nada khawatir.

setelah memasuki jembatan yang katanya banyak banget orang yang ingin bunuh diri di jembatan itu dan tepat sekali disitu ada haura yang sedang berdiri seperti ingin loncat.

"sa sa itu haura sa ngebut" ucap queen dengan panik"

Haura sangat kenal dengan suara motor milik angkasa, saat haura nengok kebelakang dan benar saja itu angkasa dan queen.

"Kalian ngapain kesini, mending pergi tinggalin aku sendiri" 

"Masih ada aku sama queen ra yang sayang sama kamu, kamu gak boleh kayak gini, kalo bunda tau pasti sedih banget liat putri kesayangan nya nyerah sama keadaan.

"Aku ga pantes buat kamu Angkasa, mending kita udahan, aku udah cape sama semuanya, aku juga gamau kamu ikut pusing gara gara aku. Aku itu bisanya cuma nyusahin kamu dan queen" Ucap haura dengan sedikit berteriak.

"Ngga Haura, kamu tetap jadi peran utama di hidup aku, kamu tetap jadi kebanggaan nya aku, kamu tetap jadi Haura nya aku, please kamu jangan kayak gini" 

"Please ra, inget Bunda kamu pasti sedih kalo kamu loncat dari situ, emang kalo kamu loncat hidup kamu bakal jauh lebih tenang? Ngga ra" Ucap queen meyakini bulan

"aku cape Queen, aku cape Angkasa" Ucap Haura sambil menangis.

"Masih ada aku sama queen. Kamu gak sendiri, ayo sayang sini turun kamu Haura yang kuat, kamu pasti bisa"

Setelah di bujuk dengan Angkasa dan queen akhirnya haura turun dari tanggul jembatan itu.

"Maafin aku" ucap Haura sambil menangis di hadapan Angkasa dan Queen.

Angkasa dan queen langsung memeluk erat haura, mereka bertiga pun berpelukan.

📖📖📖
Next part 🌻

ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang