Pertengkaran dirumah.

158 20 33
                                        

Hai kamu ..
Iya kamu, ANGKASA ALASTAR

Lelaki yang ku kenal di beberapa waktu lalu,
Lelaki yang menjadi pengganti sosok seorang ayah, semoga kamu tetap baik baik aja ya.


Kini Haura, Angkasa, dan Queen duduk di sekitaran jembatan sambil menenangkan haura. terlihat haura sangat ketakutan saat ini, fikirian nya sangat kacau dengan kejadian tadi bahkan malu menampakan wajahnya di hadapan queen karna queen melihat jelas kejadian itu.

"Kamu pulang ya, kalo kamu ga pulang nanti kasian papa kamu" ucap angkasa sambil memegang tangan Haura.

"Aku takut kasa, aku gamau pulang, aku kecewa sama sikap papa hari ini" ucap haura sambil menangis 

"Ada aku haura, kamu ga perlu takut ya"

"iya ra masih ada aku juga, kalo kamu ga pulang nanti mama tiri kamu semakin seneng loh" ucap Queen meyakinkan haura.

"Bener juga kata queen, ngapain gue nangis nangis kayak gini sedangkan harta papa gue perlahan mau di rebut sama si brengsek itu" Batin haura sambil mengangguk kan kepalanya.

"Yaudah ayo anter aku pulang" Ucap haura dan langsung berdiri dengan semangat.

Angkasa pun ikut berdiri sambil menjawab ucapan haura. "Nah gitu dong, kamu harus bisa hadapin papa kamu sama mama tiri kamu"

"Yaudah ayo pulang" Ucap queen dengan sedikit ketus.
Ketus? Gak biasa nya queen bersikap ketus gitu, mungkin karna cape kali ya.

Akhirnya Angkasa dan queen mengantar haura sampai depan gerbang rumah haura, terlihat dari luar rumah seperti mati lampu rumah haura

Haura langsung turun dari motor sambil keterangan "Tumben banget rumah gelap kayak gini" Ucapnya sambil merapikan rambutnya.

"Iya ra tumben banget rumah kamu gelap gini" Sahut queen.

"Yaudah sana kamu masuk, mungkin papa sama bianca udah tidur" Ucap angkasa.

"I.. Iya yaudah aku kedalem ya, kalian hati hati di jalan, kasa anter besti aku sampe rumahnya yaa"

"Siap tuan putri"
"Dengan senang hati" Batin angkasa sambil tersenyum.

Haura langsung bergegas masuk kerumah yang dia anggap neraka itu, dengan langkah yang sangat hati hati dan membuka pintu dengan sangat hati hati agar papa nya dan bianca tidak terbangun dari tidurnya.

Saat Haura mulai masuk kerumah dan menutup pintu dengan sangat pelan, Tiba-tiba lampu ruang tamu menyala, tersontak Haura sangat kaget dan saat Haura menoleh ternyata itu bianca, sedangkan papanya langsung berdiri dari sofa.
Jantung Haura rasanya ingin copot setelah melihat papanya.

"BAGUS KAMU HAURA, UDAH MULAI JADI PELACUR KAMU YA DATANG KE TEMPAT BALAP" Ucap jivano dengan suara lantang. Mungkin rumah sebelah pun bakal dengar suara papa.

"Cukup pa cukup! Pelacur papa bilang?" Ucap haura dengan senyum miring dan tidak menyangka kalau papanya akan berucap seperti itu.
"Yang pelacur itu dia pa, dia ngerebut papa dari haura, mana papa yang haura kenal dulu? Papa dulu gapernah sakitin haura, sakit pa sakit! " Tangis haura tiba-tiba pecah.

"Haura.. Papa kamu kayak gini untuk kebaikan kamu nak, kamu kenapa bilang mama pelacur? Mama sama papa mau yang terbaik untuk kamu" Ucap Bianca dengan nada lembut. Sudah pasti itu drama nya bianca depan jivano.

"Gausah drama ya lo, GUE BENCI SAMA LO!" Ucap Haura sambil mengencangkan suaranya.

Plak!! Lagi-lagi papanya menampar Haura.
"MASUK KAMAR SEKARANG!" Ucap jivano dengan lantang.

"GUA BENCI KELUARGA INI!" Dengan lantang Haura mengencangkan suaranya, Haura pun langsung berlari menuju kamar.

"Apa aku keterlaluan udah bilang darah daging ku sendiri pelacur? Maafin papa Haura" Batin jivano sambil menghela nafas dengan wajah penyesalan.

Sedangkan Haura yang langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya sambil memeluk guling.
"Kenapa papa jahat sama Haura, kalo kayak gini terus Haura bisa gila pa, cuma papa yang Haura punya, tapi kenapa papa malah perlakuin Haura seperti ini pa" Ucapnya dengan pelan karna tubuhnya melemas dan Haura sangat kehilangan tenaga saat ini.

"Angkasa aku harap kamu tetep sama aku ya, sekarang aku cuma punya kamu Sa, aku gamau kamu pergi juga.. Kalo kamu pergi nanti aku sama siapa sa" Ucapnya lagi.

"Rasanya aku gak sanggup jalanin ini semua sa.. Bunda aku kangen bunda, hidup aku hancur bun semenjak kepergian bunda, hampir banget aku mengakhiri hidup, kalo bukan karna angkasa dan queen datang mungkin saat ini jasad aku sedang di cari bun"

Setelah lama menangis akhirnya Haura tertidur, wajahnya yang memerah, matanya yang sembab, dan tubuhnya yang penuh lebam karna perlakuan papa nya di beberapa waktu lalu.

📖📖
Next part 🌻

ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang