2

344 40 3
                                    

Dahulu kala, di hutan yang ada diatas bukit. Ada seorang laki-laki yang dikutuk karena berani meminum air suci Dewi Bulan. Laki-laki itu terkena kutukan dan terpenjara di kastil tua yang ada ditengah hutan, ia tak akan bisa keluar dari hutan itu kecuali jika pasangan takdirnya datang menjemputnya.

"Apakah cerita itu nyata?" Tanyaku pada nenek.

Saat ini aku sudah tiba di rumah nenek. Ibu dan ayah sudah pulang tadi pagi, dan baru saja ibu meneleponku kalau mereka sudah sampai di rumah dengan selamat.

Nenek menoleh, nenek berjalan mendekatiku. "Ya, itu benar. Pria itu terkena kutukan dan jadi gila. Ia akan membunuh siapa saja yang berani masuk ke hutan bagian dalam." Kata nenek memegang kedua bahuku. "Kau jangan sampai bermain kesana, hutan itu berbahaya." Nenek terlihat serius.

"Itu hanya mitos, tapi menarik." Aku berkata santai. Di zaman sekarang mana ada yang percaya cerita seperti itu, itu hanya cerita penghantar tidur anak-anak.

"Nenek serius Nath, pria itu benar-benar terpenjara di tengah hutan, ia tak bisa keluar kecuali pasangan takdirnya datang menjemput."

Aku mengerutkan alis pura-pura berpikir. "Lalu jika pasangannya sudah menjemput, pria itu akan bebas?" Tanyaku.

"Iya, dia akan bebas." Jawab Nenek, "Pria itu akan bebas, tapi pasangannya yang terpenjara.."

"Karena pria itu akan membawa pasangannya ke tempat asalnya."

***

Malam ini salju turun dengan lebatnya. Aku membantu Nenek menyalakan perapian untuk menghangatkan tubuh kami.

"Kau kedinginan ya? Disini memang udaranya dingin karena di dataran tinggi, apalagi ini musim salju, udaranya bertambah dingin." Kata Nenek sambil merapikan kayu bakar.

"Ya udaranya dingin sekali." Jawabku. "Omong-omong Nenek memasak masih menggunakan kayu bakar?" Tanyaku.

Nenek tertawa. "Seperti yang kau lihat. Sekarang tidurlah, ini sudah malam."

Aku menyandarkan tubuhku di sofa. "Huh ini kan belum terlalu malam, aku juga belum mengantuk." Keluhku. Memangnya aku anak kecil yang jam segini harus segera tidur? Aku kan sudah besar, aku sudah kelas 2 SMA.

Nenek menatapku. Ia terlihat serius. "Tidurlah Nath. Di desa ini tak baik kalau perempuan lajang tidur malam-malam."

Ha? Aku menganga.

Astaga desa ini benar-benar percaya sekali dengan mitos seperti itu. Pikirku.

"Yang benar saja nek? Mana ada orang yang percaya hal konyol seperti itu."

Nenek memandangku serius. "Nath, kumohon segeralah tidur."

Awalnya aku ingin membantah, tapi melihat Nenek yang terlihat serius membuatku mematuhinya. Aku menghela nafas kesal. "Ya baiklah." Kataku. Aku bangkit dan berjalan ke kamarku.

"Nanti kalau ada suara dari dalam hutan abaikan saja. Jangan dihiraukan. Itu hanya suara binatang buas yang ada di hutan." Kata Nenek.

Aku hanya bergumam menjawab suara Nenek.

Huh. Aku menjatuhkan diriku diatas ranjang.

Bosan sekali, pikirku. Seandainya ibu dan ayah ikut menginap, pasti tak akan sebosan ini.

Tiba-tiba aku teringat kata-kata Ruby yang bilang kalau di rumah Nenek itu membosankan. Ya, benar sekali yang dikatakan Ruby. Seharusnya aku ikut saja camp musim dingin, setidaknya disana ada teman yang seumuran denganku. Kalau disini aku hanya berdua saja dengan Nenek yang obrolannya tak akan nyambung dengan aku yang masih muda.

Huh. Keluhku lagi.

Aku berbaring terlentang dan mulai teringat cerita legenda tentang pria yang dikutuk Dewi itu.

Apakah benar cerita itu nyata?

Kalau benar nyata, apakah pria itu sekarang masih ada didalam hutan?

Lalu kalau ia terjebak di kastil tua dan sendirian, ia makannya bagaimana? Apakah ia tak makan?

Saat sedang berpikir tentang legenda itu, tiba-tiba suara auman serigala terdengar dari dalam hutan.

Bulu kudukku berdiri.

Kata Nenek itu hanya suara hewan buas di dalam hutan.

Auuuuu

Aku semakin bergidik saat suara itu semakin kencang dan terasa mendekat.

Aku merapatkan selimut sampai menutupi seluruh tubuhku. Bersembunyi di dalam selimut ini membuatku merasa lebih aman.

Aku memejamkan mata, berharap bisa cepat tertidur.

Jantungku berdegup kencang saat suara auman itu masih terdengar diikuti oleh suara binatang-binatang lain.

Aku makin memejamkan mataku.

Aku berharap aku cepat tertidur.

Bersambung..

LELAKI HUTAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang