3

355 45 1
                                    

Pria itu terbangun saat aroma wangi masuk ke Indra penciumannya.

Tanpa sadar kedua gigi taringnya keluar. Giginya bergemeletuk dan mulutnya menggeram. Perasaan membuncah di dadanya meledak tak bisa ia tahan.

Perlahan otot-otot di tubuhnya membesar, bulu-bulu warna kelabu mulai tumbuh lebat di seluruh tubuhnya.

Ia melompat turun dari tempatnya berbaring.

Kini tubuh kekarnya berubah menjadi serigala besar warna abu-abu dengan mata keemasan. Serigala itu berlari menuju jendela yang terbuka.

Malam ini salju turun dengan lebatnya. Hawa dingin menerpa menusuk sampai ke tulang. Serigala itu mengaum saat aroma wangi itu makin tercium.

Dia disini.

Matenya disini.

Serigala itu melompat turun, ia berlari mengikuti asal aroma wangi itu.

Ia terus berlari. Ia mengaum memanggil matenya dengan bahasa serigala.

Auman itu makin kencang saat ia makin dekat dengan sumber aroma wangi itu. Semakin dekat bau harum itu, maka semakin dekat ia dengan matenya.

Serigala itu terus berlari, sampai akhirnya ia terpental dan terjatuh menatap batu besar. Kakinya terluka dan berdarah, tapi ia tak peduli. Ia bangkit dan berlari keluar hutan. Tapi ia lupa jika ada dinding tak kasat mata yang mengurungnya didalam hutan. Ia tak akan bisa keluar kecuali matenya sendiri yang menjemputnya.

Serigala itu tertunduk lesu.

Auman yang tadi kencang kini berganti menjadi auman kesedihan.

Ia terus mengaum mencoba memanggil matenya. Tanpa ia tahu, jika matenya ketakutan mendengar suara aumannya.

***

Pagi ini salju sudah berhenti turun. Aku berjalan menyusuri daerah perbukitan yang kini memutih tertutup salju.

Aku merapatkan mantelku saat angin dingin menerpaku. Sepatu kets ku tercetak meninggalkan jejak di hamparan salju putih.

Langkahku terhenti saat mataku melihat pemandangan indah hamparan salju di bukit yang sekarang kujejaki. Desa Nenek memang sangat indah. Dulu saat aku masih kecil, aku sering bermain sampai masuk ke hutan bersama seorang laki-laki..

Tunggu, seorang laki-laki?

Ingatan apa ini yang terlintas di kepalaku?

Ingatan yang sepertinya aku lupakan. Aku tiba-tiba teringat jika dulu aku pernah bermain dengan seorang laki-laki dewasa yang sangat tampan. Kami bermain didalam hutan. Pria itu baik, ia selalu memanggilku dengan kata..

"Mate."

Deg. Jantungku berdegup kencang.

Apa itu tadi?

Barusan aku mendengar suara bisikan serak tepat di telingaku.

Aku tak berani menoleh ke belakang karena kini aku merasakan nafas seseorang dileherku.

Jantungku berdegup sangat kencang.

Tubuhku tak bisa digerakkan.

Mataku melihat bayangan besar tepat dibelakangku.

Apa itu?

Monsterkah?

Apa aku akan mati?

Ya tuhan, aku belum ingin mati.

"NATHALIE."

Aku terlonjak mendengar teriakan Nenek. Kulihat Nenek berlari dengan nafas terengah menghampiriku.

"Akh." Pekikku saat tubuhku hampir mencium tanah karena Nenek menarikku kuat sekali.

"Apa yang kau lakukan disini? Sudah kubilang jangan mendekat ke wilayah hutan." Nenek memarahiku.

Kami berjalan menuruni bukit menuju ke pemukiman penduduk dengan Nenek yang menarik tanganku.

"Aku bosan." Kataku.

"Kalau bosan kau bisa bermain dengan anak-anak seusiamu, cucunya Mrs. Watts baru saja tiba, kau bisa bermain dengannya. Jangan lagi berkeliaran di tengah hutan seperti tadi." Omel Nenek.

Aku menolehkan kepalaku memandangi hutan diatas bukit. Hutan itu gelap, dan aku penasaran dengan isi hutan itu. Semakin dilarang rasa penasaran ini semakin menjadi-jadi.

Hutan itu bagai misteri yang harus kupecahkan sendiri.

Dan cara memecahkan misteri itu adalah dengan memasuki hutan gelap itu sediri.

Bersambung..

Adakah yang membaca ceritaku judulnya 'obsesi gila'? Kalau ada aku mau minta maaf, karena sepertinya cerita OG akan slow update, maafkan aku:((

LELAKI HUTAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang