4

377 44 0
                                    

Rumornya, pria yang dikutuk didalam hutan itu selalu memangsa manusia-manusia yang berani masuk ke hutan bagian dalam.

Dipercaya pria itu memakan korbannya dan meminum darah korbannya.

Ia terkunci didalam hutan, tinggal di kastil tua, dan tak bisa keluar.

Menurut legenda yang beredar, pria itu dikutuk karena berani meminum air suci Dewi Bulan.

Pria itu sendirian, di tengah hutan, di kegelapan.

Dan ia menjadi monster yang ditakuti orang-orang.

Tak ada yang tahu kalau sebenarnya pria malang itu..

Kesepian.

***

"Tahun lalu kami bahkan pergi berkencan selama libur musim panas, hubungan kami juga baik-baik saja. Aku benar-benar tak menyangka saat dia tiba-tiba memutuskanku. Hatiku hancur sekali saat itu."

Aku hanya memasang wajah malas mendengar curhatan Lucy, cucunya Mrs. Watts yang seusia denganku. Aku melirik Nenek yang terlihat mengawasiku di jendela kayu rumahnya. Aku menghela nafas bosan dan kesal.

Sejak kejadian dimana aku berjalan menyusuri perbukitan dan hampir masuk ke hutan, Nenek bersikap layaknya bodyguard yang mengawasiku 24 jam.

Ayolah, aku kan bosan. Ditambah lagi obrolanku dengan Lucy sangat-sangat tidak nyambung. Sejak tadi aku hanya bergumam malas tiap kali Lucy mengajakku bicara.

"Kau pernah dengar tentang pria yang terkurung didalam hutan itu?"

Aku menegakkan tubuh saat Lucy bertanya tentang hal yang membuatku penasaran sekaligus tertarik. "Ya, aku pernah dengar." Jawabku.

"Sst, jangan keras-keras. Nanti Nenekmu dengar." Lucy berbicara lirih, matanya memandang was-was. "Menurutmu apakah dia nyata?" Tanya Lucy.

Aku tersenyum konyol. "Nyata? Yang benar saja. Kau benar-benar percaya kalau legenda itu nyata?"

Aku terbahak saat Lucy menganggukkan kepalanya. "Astaga." Ucapku disela-sela tawaku. "Kau benar-benar percaya dengan mitos konyol seperti itu."

"Hei, itu asli tahu." Ucapnya tak terima. Dan aku tentu saja makin tertawa mendengar ucapannya.

Lucy mendekat dan berbisik lirih padaku. "Kau pernah pergi ke hutan itu?"

Jari telunjukku menempel didaguku. "Pernah tidak ya? Aku tak ingat." Jawabku.

Kepala Lucy menoleh ke kanan-kiri, matanya menatapku takut, lalu ia berbisik. "Aku pernah masuk ke hutan karena penasaran, dan kau tahu apa yang kulihat?"

***

Pernahkah kalian merasa makin tertantang dan makin penasaran dengan sesuatu yang dilarang?

Hal itu yang sekarang kualami. Rasa ingin tahu dalam diriku membludak tak bisa kubendung saat semua orang melarangku masuk ke hutan terkutuk ini.

Krek.

Tubuhku terperanjat saat suara itu terdengar, aku menunduk dan melihat sepatuku menginjak ranting daun. Tanpa sadar aku menghela nafas lega. Hanya ranting daun rupanya, pikirku.

Kakiku berjalan memasuki hutan terlarang ini.

Hutan ini dipenuhi dengan pohon-pohon besar yang menjadi kanopi dan menghalangi masuknya sinar matahari, jadilah hutan ini terlihat suram dan gelap.

Aku merapatkan mantelku saat angin musim dingin berhembus. Apa aku terlalu nekat saat masuk ke hutan terlarang ini? Apa lebih baik aku kembali saja?

Ya, mungkin lebih baik aku kembali. Toh, hari sudah mulai gelap.

Saat ingin berbalik, tiba-tiba aku mendengar suara geraman marah yang membuat tubuhku mematung.

Suara apa itu? Tanyaku dalam hati.

Aku mencoba bersikap tenang dan berjalan keluar dari hutan yang katanya terkutuk ini.

Saat baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba suara auman serigala memenuhi hutan gelap itu. Burung-burung berterbangan dengan terburu-buru, tampaknya burung-burung itu juga ketakutan, sama sepertiku.

Sialan. Umpatku, sepertinya hewan buas di hutan ini sadar jika aku memasuki wilayahnya.

Aku berlari kencang sebelum hewan itu memakanku hidup-hidup.

Aku terus berlari sampai tak sadar jika syal yang menggantung dileherku terbang entah kemana, dan mantel yang kupakai tersangkut ranting pohon sehingga membuatnya berlubang. Kacamata bulatku juga jatuh entah dimana. Tapi aku tak peduli, yang ada dipikiranku aku harus cepat pergi dari sini atau aku akan mati.

Aku mengerutkan kening mencoba memfokuskan pandanganku yang kabur. Secercah harapan muncul di hatiku saat mataku melihat siluet seseorang berdiri ditengah pepohonan.

"Tolong." Aku berteriak. "Tolong aku." Aku semakin mempercepat langkahku mendekati orang itu, tapi langkah kakiku terhenti saat mataku melihat dengan jelas..

Tubuh pria itu dipenuhi dengan bulu kelabu, matanya yang keemasan memandangku tajam, gigi taringnya keluar dan bibirnya tersenyum smirk.

"Mate." Katanya dengan senyum seramnya.

Kakiku melangkah mundur.

Keringat dingin keluar dari tubuhku.

Tanganku mengepal karena rasa takut ini menyerangku sampai tubuhku gemetar.

Aku berlari meninggalkan pria itu. Aku terus membawa tubuhku berlari, aku tak tahu jalan mana yang akan kutuju. Yang jelas aku hanya ingin menyelamatkan diriku dari monster predator itu.

Siapapun kumohon tolong aku.

***

"Aku pernah masuk ke hutan karena penasaran, dan kau tahu apa yang kulihat?" Mata hijau Lucy menatapku ngeri.

"Aku melihat pria berbulu kelabu yang memakan mayat."

Bersambung..

LELAKI HUTAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang