Haechan menghela nafasnya panjang, menyandarkan tubuhnya pada dinding dan menenggak air di botol minumnya dengan rakus. Haechan mengira Mark yang mengatakan bahwa latihannya keras itu hanya hiperbola. Tapi nyatanya latihannya lebih keras dari apa yang Haechan bayangkan, bahkan beberapa anggota di kelompok Haechan mengundurkan diri karena tidak kuat dengan latihan yang diberikan Mark.
"Masa gitu doang lemes, ayo dong semangat besok penjurian loh"
Mark sebenarnya sedikit kasihan dengan anak didiknya, tapi beginilah cara Mark menyaring anggota club dance. Mark hanya ingin anak anak yang ada di club adalah orang orang yang serius untuk masuk club tidak hanya karena ikut ikutan atau semacamnya.
" Eiits kalo lo duduk aja"
Mark menarik kepala hoodie Haechan dan sedikit mendorong tubuh anak itu untuk kembali duduk.
" Lah katanya tadi disuruh latihan kak" Jelas Haechan tanpa dosa dengan nafas yang masih putus putus
"Lo udah latihan dari pagi gue ngomong buat anak anak yang baru dateng"
Haechan membulatkan mulutnya sambil mengangguk pelan.
" Ngga papa kak ngga enak sama yang lain, ntar mereka mikir lo pilih kasih lagi"
" Nope lo duduk"
Lagi Mark menarik Hoodie Haechan tapi kali ini sedikit lebih keras sehingga Haechan sedikit terbanting ke lantai.
" Auch! Sakit tau kak!" Kesal Haechan sambil mengurut pelan pantatnya
" Gais Haechan cidera nih, dia ngga lanjut latihan ngga papa kan?" Sorak Mark pada anggota tim yang lain dan di balas anggukan oleh mereka.
" Hah? Cidera apaan sih! Gue ngga kena-hwap!" Mulut Haechan disumpal dengan energi bar oleh Mark ketika ia mengomel
" Plus lo belum makan, di deket tas gue itu ada lagi ambil aja ya" Tambah Mark sambil menjentikkan jarinya kemudian mengelus pelan kepala Haechan.
Haechan menghela nafasnya panjang, mengigit energi bar itu dengan kesal sambil menatap Mark yang sedang berlatih dengan anak anak lain, kemudian sesaat setelah ia menatap sendu pria pujaan hatinya itu.
Mark memang begitu, ia sangat perhatian dan sayang kepada anak anak didiknya itu, Mark sangat baik kepada semua orang, bahkan waktu itu saat salah satu anggota mengalami cidera, Ia dengan panik membawa anak itu ke ruang kesehatan, padahal anak itu hanya terkilir dan tidak parah.
Huuft, mau baper tapi dia kaya gitu ke semua orang.
Coba tu perhatian buat gue doang
Udah gue nyatain duluan ini perasaan gue!
Kesalnya dalam hati sambil terus memakan energy bar yang Mark berikan.
.
.
.
" Gue Haechan"
Taeyong dan beberapa anggota lainnya menatap Mark sambil mengerutkan keningnya sedikit tidak terima.
" Jangan mentang mentang anak didik lo dong... lo juga deket banget tuh sama dia" Protes Johnny tidak terima.
" Bukan gitu gue tau skill dia nggak sebagus anak anak didik kalian, Haechan masih jauh buat dimasukin tim inti, tapi tu anak mau belajar dan ya dia sungguh sungguh buat masuk club ini" Jelas Mark santai. Ia hanya menyampaikan fakta yang ia amati selama satu minggu melatih anak didiknya
" Gue sih terserah soalnya dari tim gue sama Jaehyun ngga ada yang cocok buat masuk tim inti" Jelas Yuta dan dibalas anggukan oleh Jaehyun
" Haechan ya tapi lo yakin Mark? Maksud gue lo yakin skill dia bakal ningkat? Tim inti loh Mark.. kita aja latihan berapa lama nih ampe bisa kaya gini" Tanya Taeyong lagi meyakinkan
YOU ARE READING
[Completed] Roommate || Markhyuck
FanfictionBased on my own pov on tiktok : @L02_q66 with same title Mengisahkan bagaimana perjuangan Haechan mendekati kakak tingkatnya . Buat yang kesini dari pov aku hi wellcome back again heheh Happy Reading