Mark menutup wajahnya dengan bantal, sekarang ia mengerti kenapa Haechan selalu menguncinya di kamar mandi setiap minggu pagi karena dibangunkan pagi hari di hari libur itu rasanya tidak mengenakkan.
" Apa sih!" Kesal Mark menghampiri Haechan karena sedari tadi anak itu meneriaki namanya.
" Temenin gue main ya bosan banget!"
Mark menatap Haechan datar, ayolah ini hari minggu pagi manusia mana yang sudah bermain di pagi hari.
" Nope gue tidur mau lagi"
Ucap Mark dan bangkit dari duduknya, tapi sedetik kemudian Haechan menarik tangannya untuk kembali duduk.
" Stok bulanan kita abis Mark, yang kalah pergi beli ya?"
Mark menaikkan alisnya, jika Haechan mengajak bermain atau taruhan maka peluang untuk menang adalah nol, anak itu akan melakukan segala cara agar dirinya menang.
" Nope lo suka main curang males"
" Ngga kali ini gue jujur ya? Ayo lah biar seru Mark, dari pada kita debat milih siapa yang pergi beli"
Mark menyipitkan matanya menatap pria itu curiga, dan Mark juga tidak mengerti kenapa ia selalu percaya pada Haechan padahal pada ujungnya hanya dia yang diusili.
" YES AHAHAH! Lo kalah lo yang pergi beli"
" Lo curang! Lo ngulang terus ampe lo menang!"
" Udah yang kalah jangan banyak bacot nih listnya semangat!"
Mark dengan kesal menyentil kening Haechan dan mengambil notes yang diberikan Haechan, anak ini sepertinya sudah mempersiapkan semuanya dan bermain dengan Mark hanya untuk mengusili Mark.
.
.
.
Mark menatap cukup lama list belanjaan yang Haechan berikan padanya, Ia tau betul anak ini suka memasak dan suka ngemil tentunya, tapi di list kali ini hanya sedikit bahan bahan yang Haechan tulis.
" Ah...dia baru beli alat gambar ya, pantes ngirit"
Mark tersenyum tipis, walaupun terkadang Haechan terkesan boros, tapi untuk mengatur uang Haechan lebih pintar dari Mark. Mark juga tidak jauh beda dari Haechan, uangnya habis hanya untuk membeli alat praktek, dan Mark sadar semenjak ia tinggal bersama Haechan, hidupnya lebih hemat dan irit.
" Hmmm gue beli banyak aja kali ya, sekali sekali? Jadi gue makan siang ngga perlu di kantin, suruh aja dia masak bekal buat gue"
Sebelum tinggal dengan Haechan, Mark selalu membeli makanan, bukan karena dia yang tidak bisa memasak, hanya saja Mark terlalu malas dan masakan Mark juga tidak seenak itu tapi setidaknya masih layak makan untuk lidahnya. Tapi semenjak ada Haechan, Mark sering dibuatkan masakan oleh Haechan, dan Mark tidak mengerti entah lidahnya yang salah atau Haechan menambahkan ramuan rahasia, apapun yang Haechan masak pasti Mark menyukainya. Bahkan Mark sebenarnya tidak suka kimchi, tapi masakan favorite Mark yang dibuat Haechan adalah nasi goreng kimchi aneh bukan? Ya Mark juga bingung.
.
.
.
" MARK LO NGAMUK?!"
Kesal Haechan melihat Mark pulang dengan 3 kantong besar belanjaan.
" Apa sih heboh! Namanya nyetok ya banyak lah!"
" Kan tadi udah gue list kak....cukup itu buat berdua ampe bulan depan! Ih lo mah, kan gue bilang gue baru beli alat gambar, trus ini gue bayarnya gimana! Masa gue minta tambah duit ama bokap di gaplok gue yang ada! Ih lo nyebelin banget sih! Kalo udah ditulis tu nurut aja jangan kebablasan!"
YOU ARE READING
[Completed] Roommate || Markhyuck
FanfictionBased on my own pov on tiktok : @L02_q66 with same title Mengisahkan bagaimana perjuangan Haechan mendekati kakak tingkatnya . Buat yang kesini dari pov aku hi wellcome back again heheh Happy Reading