Haechan sedikit terkejut mendapati Mark yang tengah duduk sendiri di ruang latihan, sudah satu minggu sejak Haechan yang pindah kosan, ia belum pernah lagi bertemu dengan Mark.
" Mau latihan?" Tanya Mark pasalnya sebenarnya hari ini bukan jadwal pertemuan rutin club dance, Haechan hanya menganggukkan pelan kepalanya dan setelah itu Mark bangkit dari duduknya mengambil tasnya dan pergi begitu saja.
Haechan tau ini akan terjadi, tentu saja siapa yang tidak sakit hati diabaikan dan diacuhkan seperti itu, tidak heran Mark yang bersikap dingin padanya sama seperti Haechan memperlakukan Mark.
Huuft... ini pilihan lo chan....
Lo harus kuat
Ucap Haechan mengadahkan kepalanya menahan air matanya yang ingin jatuh. Sedangkan di lain sisi, Mark sedikit mengusap matanya dan masih menunggu di depan pintu, Mark sebenarnya tidak berniat pergi, ia hanya tidak ingin Haechan melihatnya yang terlihat menyedihkan seperti itu, karena itu ia pergi.
.
.
.
" Chan lo yakin masih mau pergi?" Tanya Renjun melihat Haechan yang teratih dan sangat hati hati dengan kaki kanannya.
Beberapa hari yang lalu, Haechan menghadiri konser grup idol favoritnya, karena Haechan yang tidak bisa membeli tiket vvip akhirnya Haechan terpaksa berdesak-desakan di barisan penonton dengan tiket paling murah. Sayangnya karena pada dasarnya tubuh Haechan memang sedikit mungil, beberapa kali Haechan terjatuh dan kakinya yang terinjak. Alhasil pergelangan kaki kanannya terkilir dan sedikit membengkak.
" Ngga papa santai lah, lagian gue bentar lagi mau lomba njuun, ini kan lomba pertama gue setelah masuk tim inti, gue ngga sabar"
" Ya kalau kaki lo cidera kan ngga bisa ikutan juga, nurut aja napa. Lagian kenapa sih bela belain nonton konser desak desakan gitu"
" Mau liat Minhyung gue laah" Senyum Haechan membanggakan biasnya di group idol itu
" Serah lo, jangan di paksain itu aja jalan susah"
" Ya ya ya ya"
.
.
.
.
Haechan menghela nafasnya kala Taeyong memberhentikan musik di tengah tengah mereka latihan
" Chan bisa fokus ngga, tolong banget nih dari tadi lo disana salah mulu, gue tau lo capek tapi kita juga capek chan, kalau lo salah terus, kita ngulang terus"
" I-Iya kak Maaf"
Haechan membungkuk sopan, Taeyong benar sudah hampir 4 kali Haechan salah di gerakan yang salah, alasannya gerakan itu terlalu banyak ditumpukan di kaki kanan dan Haechan jujur sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit di kakinya.
" Sekali lagi ya...."
Haechan mengangguk dan menarik nafasnya panjang, berusaha menahan rasa sakitnya, kini ia menyesal, seharunya ia mendengarkan perkataan Renjun, tapi Haechan benar benar ingin mengikuti lomba itu, karena itu Haechan berjuang dan menyembunyikan sakitnya ini.
" Tunggu tunggu tunggu, Chan... powernya... lo juga gerakannya telat dari yang lain, please jujur gue juga capek chan, gue mau pulang, tapi kalo lo ngga semangat latihan kaya gini, kita ngga bakal pulang... ya? Gue bukannya marahin lo, tapi ini lomba loh chan jadi please jangan main main"
Lagi Taeyong menghentikan latihan mereka dan mengomeli Haechan. Haechan hanya bisa mengangguk dan meminta maaf, ia pun sedikit menyeret kakinya kala kembali ke posisi awal, Haechan tidak punya pilihan lain, jia pun tidak memperdulikan rasa sakit di kakinya dan mengeluarkan semua tenaganya, ia tidak ingin lagi dimarahi oleh Taeyong dan al hasil, beberapa kali Haechan menyeringit sambil menggigit bibirnya keras karena jujur rasa sakit dan nyeri ini ingin membuat Haechan ingin berteriak karena tidak sanggup menahan sakitnya.
YOU ARE READING
[Completed] Roommate || Markhyuck
FanfictionBased on my own pov on tiktok : @L02_q66 with same title Mengisahkan bagaimana perjuangan Haechan mendekati kakak tingkatnya . Buat yang kesini dari pov aku hi wellcome back again heheh Happy Reading