Pukul 5 pagi kediaman Tanuwijaya sudah terdengar aktivitas rumahan. Seorang Ibu dengan kedua anaknya tengah asyik mempersiapkan ruang tengah yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat perayaan si bungsu.
Mereka sengaja untuk tidak membangunkan Wonyoung. Simpelnya karena ini adalah harinya.
Terlihat Jeno dan Winter sedang mendekorasi dinding dengan teliti. Di saat yang sama Irene tengah membuat kue ulang tahun di dapur. Keahliannya dalam berkutat di dapur sudah tidak diragukan lagi.
Menjadi single mother yang harus bisa membagi waktu antara urusan rumah tangga dan urusan pekerjaan merupakan keadaan yang kini sedang ia hadapi. Untungnya Ibu dari tiga anak itu merupakan wanita yang cekatan dan profesional.
"Kak Jeno, itu tulisannya naikin dikit." ujar Winter setelah mendapati seutas tali yang merangkai kata bertuliskan 'Happy 12th Birthday Our Beloved Wonyoung' itu tidak simetris.
Jeno yang memang ditugaskan untuk mengatur dekorasi bagian atas pun segera mengikuti instruksi adiknya yang berada di bawah.
"Nah sip, udah Kak."
Winter dengan sigap memegangi kaki tangga bersamaan dengan Jeno yang menumpukan kakinya perlahan menuruni tangga.
Mereka berdua tersenyum. Melihat hasil kerjanya yang menurutnya cukup rapi dan indah. Satu jam yang mereka habiskan ternyata membuahkan hasil. Tak sabar melihat reaksi Wonyoung nantinya.
Setelah dirasa tugasnya selesai, Jeno pergi ke atas untuk mandi dan bersiap diri. Sedangkan Winter memilih untuk mampir sejenak menengok sang Ibu di dapur.
"Wahh, udah jadi Ma?" ucap Winter kagum melihat kue yang sudah terhias cantik di depannya.
"Iya, baru aja selesai." jawab Irene tanpa melihat ke arah Winter tapi ia sudah tau jelas suara siapa itu. Wanita itu sedang sibuk mencuci peralatan masak.
Winter berjalan mendekati Irene. Ingin melihat kegiatan yang dilakukan Ibunya itu dari dekat.
"Udah selesai ngehiasnya?" tanya Irene. Atensi nya beralih pada putrinya yang kini berdiri disebelahnya.
