CHAPTER IV : SOULMATE

248 47 23
                                    


Fillan mengerjap, kepalanya pening setengah mati karena tidak bisa membedakan dunia yang ia tinggali sekarang. Entah sudah tertidur berapa lama ia hingga harus mengumpulkan ingatannya sedikit demi sedikit dulu.

Apa dia berpindah tahun lagi? Atau ia sudah ada di masa depan lagi? Atau malah ia sudah ada di surga?

Ia ada di tempat yang terlihat seperti kamar dengan satu tempat tidur, sebuah meja, dua buah kursi—satu di samping tempat tidur yang ia tiduri dan satu lagi di sekat perapian.

Mengapa ia bisa terbaring di sini? Apa mungkin ada orang yang membantunya?  Karena sangat tidak mungkin jika kedua Alpha yang menghadangnya kemarin yang menyelamatkannya kan?

Tubuhnya baik-baik saja. Tapi, bajunya yang sudah hilang entah kemana. Ya, dirinya masih bisa merasakan bahwa ia mengenakan celana sih, tapi tetap saja, ia merasa dilecehkan. Jangan-jangan ia bukan diselamatkan melainkan dilecehkan.

"Sudah bangun?" Badannya tersentak mendengar suara berat dari samping tubuhnya, dengan segera Fillan memaksakan dirinya untuk duduk di kasur sambil memeluk dirinya sendiri.

Entah mengapa instingnya merasakan perasaan sangat tertekan dan terancam. Walau tidak ada feromone 'berat' seperti yang sebelumnya, ia tetap harus waspada.

"Raven, tolong panggilkan Chann" Fillan meneguk ludahnya kasar, pantas saja ia merasa terancam. Manusia di depannya ini adalah orang yang memergokinya memasuki daerah Vollmond kemarin!

Orang yang sama dengan yang memukul punggungnya hingga ia jatuh pingsan. Astaga, jangan sampai ia hamil serigala tak beradab ini!

Berarti kalau begitu, yang satu lagi adalah rekannya yang juga membuatnya takut kemarin. Dan apa tadi katanya? Memanggil orang lain lagi?

"Chann sudah datang. Pilih kata-katamu dengan benar dan taruh rasa hormatmu padanya untuk memohon agar jiwa kotormu itu diampuni" Pria dengan surai panjang itu beranjak dari tempatnya dan keluar dari ruangan digantikan dengan seseorang yang aura dan feromone-nya berhasil membuatnya mabuk.

Bau ini bukan bau menyengat seperti milik Beowulf, melainkan sangat lembut dan menenangkan sehingga membuat jiwa Omeganya malah senang bukan main.

Astaga, rasanya Fillan akan menukar seluruh hidupnya hanya untuk terus mencium feromone ini selama-lamanya. Kakinya seperti ingin bergerak sendiri untuk menghampiri Alpha tersebut.

Ah, mungkin sepertinya ini yang menyebabkan Shaman dan Hugo sangat cerewet soal Alpha. Kedua Beta itu tahu betapa bahayanya Alpha karena mereka mampu mengendalikan serigala lain hanya dari feromone-nya.

Fillan menahan napasnya sekuat tenaga ketika pria dengan banyak luka cakar di tubuhnya itu duduk di kursi samping ranjangnya. Dari dekat, Fillan mencuri pandang pada tubuhnya.

Serigala dengan luka vertikal di salah satu matanya. Walau sudah tidak terlihat sakit karena sepertinya sudah sembuh, tapi jelas sekali bahwa dari bekas luka itu, lukanya sudah pasti cukup parah.

Badan serigala ini juga sama mengerikannya, kulit coklatnya dipenuhi banyak sekali luka cakar yang sudah mengering, menandakan banyaknya pengalaman bertarung yang dimiliki pria ini.

Tapi itu semua jelas tidak menghilangkan kesan jantan dan menarik dari pria yang sedang duduk di sebelahnya. Pria ini sungguh menarik dan sangat mendekati tipe idealnya. Apa masih ada orang seperti ini di zamannya ketika ia kembali dari sini?

Astaga! Lupakan itu! Fillan harus mencari tahu apa yang diinginkan Alpha ini darinya.

Jika dia duduk di sebelahnya, maka ia akan ditanya soal beberapa hal. Apapun yang ditanyakan, lebih baik ia jujur apa adanya. Ia sepertinya harus bercerita masalah dirinya yang melarikan diri dari kejaran Beowulf karena ia seorang omega. Lagi pula tidak ada gunanya juga ia berbohong karena semua orang disini tahu bahwa ia adalah Ethelwulf.

evermore « chanlix » ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang