CHAPTER II : SECONDARY GENDER

247 54 21
                                    


Setelah mereka berdua berdebat dan berdiskusi tentang bagaimana Fillan dan Hugo di masa lalu dan masa depan, Fillan memasuki satu rumah yang terlihat cukup nyaman mengikuti Hugo. Katanya sih Hugo akan membawa permasalahan ini pada temannya yang dikenal sebagai seorang tabib dan penyihir.

Pikirannya kembali melayang, bingung mengapa ia bisa mengerti bahasa werewolf dan mengapa ia bisa ada di sini? Jangan bilang hanya karena membacanya, ia berada di sini. Sudah pasti, Fillan akan benar-benar mewawancarai ayahnya nanti.

Tapi itu juga kalau ia selamat di masa ini. Ia merasa tidak cocok dan tidak sanggup untuk hidup di masa di mana game online dan mall belum ada begini.

"Apa benda yang ada di tanganmu itu, Fillan?" Suara yang tak asing itu sangat mengejutkan Fillan yang masih fokus dengan handphone-nya untuk bertukar pesan dengan kedua sahabatnya yang ada di masa depan.

"SHAMAN?"

HAH? SHAMAN BENAR-BENAR ADA DI SINI JUGA DENGAN WAJAH YANG SAMA.

Fillan memekik senang, memiliki orang yang ia kenal disini sungguh melegakan karena artinya ia akan lebih aman seperti kata Hugo. Yah, walau Fillan belum membaca dan mengenali kedua karakter sahabatnya di dalam buku, setidaknya jelas bahwa mereka berdua akan berada di pihak Fillan.

"Dia terus bersikap aneh sedari tadi, aku bahkan harus membuat alasan agar Beowulf tidak marah" Hugo mendudukan dirinya di tempat tidur milik Shaman, membiarkan sang tuan rumah mengamati Fillan dari masa depan.

"Fillan, baumu" Shaman mendorong Fillan, menutup hidungnya sendiri agar tidak masuk lebih dalam ke dalam bau feromone milik Fillan yang tiba-tiba saja menguar. "Sial, dia baru saja mendapatkan secondary gender-nya!" Shaman menjauhi Fillan, ia mengambil kain dari mejanya dan mengikatnya di kepalanya agar hidungnya tertutup.

Teriak dan panik Shaman cepat menular,  Hugo yang tadinya akan masuk ke alam tidur dengan cepat melompat dari kasur dan mencari kain di dekatnya untuk menutup hidungnya juga.

Berkat kehebohan Hugo dan Shaman, Fillan tak mau kalah ikut heboh. Ia juga menahan teriakannya sambil mencium tubuhnya sendiri. Namun hidungnya tidak mencium bau apapun.

Lain dari itu, entah bagaimana badannya terasa aneh. Rasanya seperti setengah kekuatannya hilang begitu saja entah tersedot kemana. Rasanya lemas bukan main, tangannya dengan aktif mencari pegangan supaya badannya tak merosot.

Penciumannya tiba-tiba menjadi terlalu peka dan sangat sensitive terhadap bau apapun. Ia dapat mencium feromone dua sahabatnya yang sebelumnya cukup menenangkan, berubah menjadi sedikit mengintimidasi menurutnya.

Dan yang paling parah, rasa sakit di jantungnya. Rasanya kosong dan sakit di saat yang bersamaan. Rasanya seperti ia kehilangan seorang yang sangat ia sayang.

"KAU OMEGA? BUKA BAJUMU!" Hugo bangun dari duduknya setelah selesai mengikatkan kain di daerah mulut dan hidungnya. Ia mendorong Fillan ke tembok dengan cukup kasar, dan dengan sigap mengangkat baju Fillan agar perutnya terlihat.

Shaman dan Hugo tidak dapat berkata-kata ketika melihat lambang omega tercetak jelas di rusuk sebelah kanan Fillan, sedikit bersebrangan dengan tattoo tulisan milik Fillan yang ada di dadanya sebelah kirinya.

Kenapa mereka berdua terlihat sangat 'marah' padanya? Feromone mereka pun menjadi sedikit mirip dengan feromone Beowulf beberapa saat yang lalu, walau tidak setajam Beowulf.

"Hey? Omega itu bagus kan? Mereka lemah lembut dan—"

Shaman menampar pipi Fillan dengan cukup keras membuat Hugo juga ikut kaget dengan perlakuan sahabatnya itu, "Kau akan mati, bodoh. Beowulf akan sangat membencimu setelah ini." Suara Shaman terdengar lirih di telinga kedua laki-laki lainnya.

evermore « chanlix » ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang