CHAPTER VI : BATTLEFIELD

223 47 21
                                    

Fillan Ethelwulf telah kembali!”

Fillan Ethelwulf! Selamat datang!”

Fillan tersenyum, tidak menyangka ia akan disambut sebegini baiknya di sepanjang jalannya menuju ke rumah utama milik Chann yang berada di tengah desa mereka.

Benar kata Chann, mereka masih menganggapnya bahkan setelah insiden berdarah yang terjadi dua tahun lalu itu. Fillan sungguh sangat menghargai kebaikan mereka semua.

Semua orang tahu kejadian itu bukan salahmu Raven yang berada di sebelah kanan Fillan ikut tersenyum sambil menyapa beberapa pedagang yang mereka lewati.

Berbeda dengan Hunter yang pendiam dan sedikit misterius, Raven merupakan Alpha yang sungguh ramah dan cerah. Senyum Alpha muda itu seakan dapat membuat kesulitannya terangkat.

Sepertinya memang Chann tidak salah memilih penerus dari kerajaannya. Masyarakat di sini pastilah sangat senang dengan Raven sebagai Raja mereja, dan Hunter yang pendiam sebagai tangan kanan sekaligus panglima perang mereka.

Benar-benar perpaduan yang sangat cocok.

Benar, Beowulf dan Luna Illena yang harus dibantai Hunter yang berdiri di sebelah kanannya ikut menambahkan komentar. Mereka membunuh orang tua kami.”

Suaranya datar, menimbulkan kesan mengintimidasi yang luar biasa. Tanpa feromone pun, Fillan bisa saja bertekuk lutut di hadapannya saat ini.

Apa aku yang membunuh—”

“Tidak apa Fillan, kau dalam pengaruh Beowulf. Serigala itu memang memiliki latar belakang penyihir hitam, katanya.” Raven buru-buru memutus pertanyana Fillan karena akan membuat keadaan hati mereka malah menjadi buruk.

Fillan menunduk sedih sedang Raven sudah tersenyum sambil melotot ke arah Hunter. Mereka berdua sudah diberi pesan oleh Chann untuk menghindari pembicaraan sensitif itu untuk sekarang. Selain karena keadaan Fillan yang masih kurang stabil, Fillan juga baru saja menjadi seorang Omega. Hatinya jauh lebih sensitif untuk sementara waktu.

Hunter mengangguk di sebelahnya, Tidak apa-apa. Benar kata Raven, bukan salahmu Fillan.” Hunter memandang Fillan yang masih menunduk, hatinya juga turut tidak enak sekarang.

Selain tatapan mata yang jelas berbeda, Fillan yang sekarang memang terlihat lebih lesu dan tidak terlihat kuat. Padahal beberapa tahun lalu, Fillan membuat Hunter tidak bangun hampir seminggu. Tapi Fillan yang sekarang, malah berusaha melarikan diri darinya.

Mungkin memang Fillan sudah berbeda atau sudah kembali pada dirinya dulu.

"Maafkan aku" Hunter akhirnya meminta maaf dengan matanya yang enggan menatap Fillan sama sekali.

"Aku yang meminta maaf, Hunter"

Walaupun bukan salahnya, tetap saja tangannya lah yang mengambil banyak nyawa yang pernah hidup di sini. Fillan tidak seharusnya diterima dengan ramah dan baik, melainkan dihukum bahkan disiksa sebelum ia dibunuh jauh lebih adil.

evermore « chanlix » ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang