“CHANN!”
Fillan bangun dari tidurnya dan berdiri dari duduknya dengan tiba-tiba sambil berteriak kencang sekali dengan napas yang terengah-engah membuat seluruh kelas memandangnya bingung.
Shaman dan Hugo mengumpat dalam hati melihat kelakuan Fillan. Sudah bagus ditutupi kalau sedang tidur, malah menampakan diri dan menyerahkan diri untuk dihukum.
“Ada masalah, Mr. Ethelwulf?” Dari depan, seseorang dengan surai hitam menaruh kapurnya, memberikan atensinya pada Fillan yang sedang berdiri.
Mata Fillan melebar, jantungnya kembali berdegup. Ia mundur, menjauhi mejanya sendiri bahkan hingga terjatuh karena tersandung kursinya sendiri.
Mengapa bisa ada Beowulf di sini?
Masih dengan raut pucatnya, Fillan menyeret kakinya yang tiba-tiba tidak bisa digerakan itu untuk mengambil jarak yang lebih jauh dari yang ada di depan.
Teman-temannya yang lain memandang bingunh mahasiswa yang sedari tadi tidur itu dengan sama bingungnya.
“Lo kenapa sih anjir?” Hugo ikut berjongkok di sebelah Fillan, membantu yang lebih muda sehari darinya untuk bangun dari jatuhnya. “Ini matkul Ekonomi Mikro, Dosen sama Asdosnya sama-sama galak kalo lo lupa” Hugo berbisik di telinga Fillan.
"Persetan Ekonomi Mikro, nyawa gue bangsat" Fillan mendorong lengan Hugo yang membantunya, ia ingin berdiri dengan kakinya sendiri setelah selesai dari kagetnya. Matanya tak lepas dari Beowulf yang tengah menatap matanya juga.
Rasa awas dan takut muncul di dalam hatinya. Fillan takut jika tiba-tiba Beowulf berubah menjadi serigala lagi dan menerkamnya.
Ia tidak mau mati dua kali.
“Lo udah balik Fil. Gue sama Hugo ada di sini. Semuanya udah aman, lo aman sama kita.” Shaman ikut berjongkok di sebelah Fillan karena tidak ada respons darinya. Keduanya membantu Fillan untik berdiri agar dapat meminta izin kepada dosen mereka yang tengah duduk di belakang meja di depan sana.
Kembalinya Fillan cukup untuk membuat mereka berdua lega bukan main. Kedua sahabat itu sangat mengkhawatirkan Fillan. Takut jika semisal Fillan benar-benar mati di dalam dunia yang ia masuki dan tidak bisa kembali ke dunia ini.
Namun, sebagaimana khawatirnya mereka, mereka masih lebih takut kepada Benedict Adler-Asisten dosen yang terkenal luar biasa galak seperti macan.
Jadi akhirnya, mereka berdua menyeret Fillan ke depan kelas untuk meminta maaf kepada Dosen dan Asisten Dosen mereka atas kegaduhan yang ia buat, sekaligus meminta izin untuk mengantar Si Manja Ethelwulf ke ruang kesehatan.
“Kenapa dia?” Dosen mereka yang kali ini masuk berdiri dari duduknya, menempelkan tangannya pada dahi Fillan yang masih menunduk lemas.
“Mr. Ethelwulf. Are you okay?”
Fillan mengangkat kepalanya, menatap kedua mata biru dosen yang baru pertama kali ini masuk ke kelasnya dan baru pertama kali ia lihat.
Matanya melebar sempurna, wajahnya kembali memerah. Wajah lemas dan cemberutnya berubah menjadi senyum yang luar biasa lebar.
“CHANN!” Fillan melepaskan kedua tangannya dari Shaman dan Hugo, ia memeluk pinggang dosennya hingga pria dengan baju setelan lengkap itu sedikit terdorong ke belakang. “Aku pikir kita tidak bisa bertemu lagi”
Kedua sahabatnya termangu di tempatnya, membuka mulutnya lebar-lebar ketika melihat sahabat bodoh mereka malah dengan kurang ajarnya memeluk Dosen Killer mereka dengan penuh percaya diri.
Seluruh kelas berubah menjadi seramai pasar, bisikan demi bisikan mulai terdengar. Tapi semuanya tidak terdengar di telinga Fillan. Yang terpenting adalah ia dapat bertemu dengan Chann-nya.
Jika memang ia harus mati di masa lalu, itu tidak masalah. Rasa bahagianya ketika mengingat dan bertemu dengan Chann di masa modern ternyata jauh lebih melegakan dari apapun.
Ia sangat bahagia bahwa Chann menepati janjinya untuk bertemu dengannya di masa depan seperti sekarang.
“Mr. Ethelwulf, jangan bersikap kurang ajar!” Sir Christopher mendorong Fillan dengan kasar, segera membersihkan jasnya sendiri. “Di mana sopan santun mu!”
Fillan cukup terkejut dengan reaksi yang diberikan Chann. Matanya masih senantiasa menatap mata yang lebih tua, berharap bahwa Dosennya mengingatnya atau mungkin ia akan menyiapkan sebuah kejutan untuknya karena ia telah mengingat masa lalu mereka.
“Benedict, suruh dia membersihkan toilet di lantai dua dan suruh dia menemui saya setelah jam makan siang” Sir Christopher berjalan keluar dari kelas.
“Baik Sir” Benedict menjawab singkat. “Ikut saya. Yang lainnya, kalian boleh mulai mengerjakan quiz yang saya berikan. Waktunya sampai saya kembali kesini”
Shaman dan Hugo menunduk sebentar kepada Benedict sebelum berlari kembali menuju bangkunya. Keduanya sedikit mengkhawatirkan Fillan yang sepertinya memang masih mengalami shock setelah dimarahi oleh Sir Christopher dan Kak Benedict.
“Aku-”
“Anak zaman sekarang memang tidak punya sopan santun” Benedict menarik kasar kerah kemejanya untuk berjalan keluar kelas. "Kau sudah dipastikan akan mengulang kelas ini tahun depan, Ethelwulf."
Benedict di kedua dunia memang menyebalkan. Kenapa Dewa mempersulit semuanya? Kenapa Chann tidak ingat dengannya dan malah menyuruhnya membersihkan toilet!?
Fillan mendesah pasrah ketika Benedict menariknya keluar ruangan dan menungguinya di luar toilet untuk membersihkan kamar mandi universitas di lantai dua.
Haaaaah, sepertinya ia harus mulai mendekati Chann—Ah maksudnya Sir Christopher dari awal.
END
220711—220717Evermore II is coming soon!
KAMU SEDANG MEMBACA
evermore « chanlix » ✓
FanfictionMenceritakan tentang perjalanan Fillan Ethelwulf di masa lalu dan usahanya untuk mengubah hidupnya di masa lalu. ABO-Isekai Themed AU Was made for Centriclix AU event at Twitter and reposted on Wattpad.