Tuhan tak pernah mengajarkan hambanya untuk mampu tumbuh tanpa patah, atau sembuh sebelum merasa sakit. Karna selalu ada sebab sebelum akibat bukan? Maka, percaya saja jika hari ini kamu tengah terluka hebat, mungkin besok adalah saatnya kamu merasa bahagia?
Ditengah ramainya kantin sekolah siang itu, Zhea duduk dengan tenang menyantap makanan yang sempat dirinya pesan di stan makanan siap saji.
Kali ini, tak ada lagi celotehan tak berfaedah dari kedua sahabatnya karna mereka masih belum berbaikan. Zhea yang memiliki ego tinggi, rasanya sangat sulit untuk sekedar mengucapkan 'maap'.
Zhea terus berusaha tak memperdulikan keadaan, bersikap acuh seperti tak pernah terjadi apapun saat ini. Kembali menyantap makanan nya dengan tenang, hingga kedatangan Leon berhasil mengalihkan perhatiannya.
"Hai Zhe," sapa Leon sembari mendudukkan dirinya tepat dihadapan Zhea.
"Hai," balas Zhea dengan tak minat.
"Lo keliatan ngga antusias hari ini? Kenapa? Lagi sakit?" tanya Leon khawatir
"Emang pernah Lo liat gue antusias?" tanya Zhea telak.
Benar juga, memangnya kapan, Zhea berprilaku antusias?
"Bener juga," gumam Leon membenarkan.
Zhea menatap makanan didepannya dengan tak minat, gadis itu hanya mengaduk-aduk tanpa berniat memakannya.
"Kenapa sih Zhe? Ada masalah? Mau cerita, hmm?" tanya Leon berusaha membujuk sang pacar. Tapi sesuai dugaan nya, hanya gelengan pelan yang akan ia dapat dari gadis yang menyandang status sebagai pacarnya itu.
"Gue gapapa, Lo ngga usah khawatir. Gue duluan," pamit Zhea segera, tanpa menunggu persetujuan dari Leon, Zhea sudah lebih dulu ngacir meninggalkan kantin yang masih ramai saat ini.
"Gue ngga bisa maksa Lo buat terbuka sama gue. Tapi gue selalu berharap, Lo selalu baik-baik aja di manapun lo berada," kata Leon dengan tatapan tak terbaca
Zhea berdecak kesal, saat menatap kerumunan didepan Mading yang tampak menghalangi jalan.
Saat ingin berbalik, Zhea tak sengaja melihat kedua sahabatnya yang tampak terlibat pertengkaran. Tanpa pikir panjang lagi, Zhea segera menghampiri keduanya untuk mengetahui masalah apa yang tengah terjadi.
"Kalian berdua kenapa sih?" tanya Zhea saat dirinya sudah sampai didepan kedua sahabatnya.
Eleanor dan Gracia serempak menoleh, menatap kaget kearah Zhea yang tiba-tiba ada didepan mereka.
"Emang apa peduli Lo?" celetuk Eleanor sarkas.
"Apa peduli gue?" tanya Zhea merasa tersinggung
Eleanor tersenyum miring, masih merasa kecewa atas kejadian kemarin.
"Lo lupa? Sama apa yang udah Lo lakuin sama kita, hah?" tanya Eleanor sinis, sementara Gracia hanya diam memperhatikan.
"Maap, gue ngga bermaksud kemarin. Masih mau marahan?" ucap Zhea dengan intonasi melemah.
Eleanor dan Gracia sontak membelalakkan matanya kaget, tak menyangka Zhea akan mengatakan hal sakral itu.
"Kenapa diem? Yaudah kalau masih mau marahan," kata Zhea hendak pergi, tapi langkahnya terhenti begitu saja saat sebuah rangkulan tiba-tiba mendarat dibahunya.
"Ya elah, masa gitu doang si membujuknya, ngga seru Lo!" sembur Eleanor, diiringi tawa ringan dari Gracia disampingnya.
Tapi tunggu, bukankah mereka tadi tengah terlihat pertengkaran?
"Lo ngapain berantem tadi?" tanya Zhea masih penasaran.
"Itu cuman pancingan supaya Lo mau minta maap," celetuk Gracia keceplosan
KAMU SEDANG MEMBACA
Si gadis Figuran
Teen FictionSemua berawal dari kebohongan kecil yang malah berakhir menjadi kebencian besar yang tak bisa terelakkan. Zhea Xavier Vergara namanya, gadis remaja biasa yang selalu menjadi sasaran kemarahan sang Mama saat mimpi buruk itu kembali menghampirinya. Zh...