Chapter 2

4K 346 85
                                    

Hari-hari di sekolah belakangan ini terasa lebih berat bagi Jeonghan. Saat ini masih belum ada tanda-tanda kecurigaan dari orang-orang yang dekat dengan Jeonghan terkait gerak-gerik anehnya belakangan ini.

Jeonghan mencoba untuk mengatur dirinya agar tidak bergerak begitu cepat dan berperilaku seperti manusia pada umumnya. Jeonghan juga masih rutin mengonsumsi makanan seperti biasanya, pasta masih menjadi menu favoritnya. Ia belum menunjukkan ketertarikan untuk menerkam atau menyantap darah manusia di sekelilingnya. 

Sungguh unik, padahal jantung Jeonghan sudah tidak berdetak lagi dan tubuhnya sudah sedingin es.

Langkahnya terasa lambat saat Jeonghan melangkah masuk ke gedung sekolah, pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian malam itu. Karena hal tersebut yang membuat hidup Jeonghan berubah drastis.

Bagaimana bisa Jeonghan saat itu terjebak dalam situasi yang begitu menakutkan, bahkan harus berhadapan dengan vampir muda yang berbahaya?

Dan lebih dari itu, bagaimana Choi Seungcheol—siswa yang selama ini Jeonghan anggap sebagai teman sekelasnya itu menyelamatkan hidupnya? Apakah gigitan itu termasuk dalam bagian dari aksi Seungcheol untuk menyelamatkan dirinya? Jeonghan ingin mencari tahu jawaban terkait hal itu.

Jeonghan berjalan menyusuri koridor saat jam istirahat, berusaha untuk tidak menarik perhatian orang lain. Namun saat dia melihat sosok Seungcheol di ujung koridor kelas. Dengan penuh tekad, Jeonghan mendekati Seungcheol yang sedang mengobrol dengan beberapa temannya.

"Seungcheol!" panggil Jeonghan, suaranya sedikit bergetar.

Seungcheol menoleh, senyumnya langsung pudar saat melihat ekspresi serius di wajah Jeonghan.

"Jeonghan, ada apa? Kau terlihat agak aneh." kata Seungcheol.

"Kita perlu bicara. Tentang kejadian semalam." jawab Jeonghan, menahan rasa gugup.

Seungcheol mengangguk, menyadari betapa seriusnya situasi itu.

"Oke, ayo ke tempat yang lebih sepi." kata Seungcheol.

Mereka bergerak menjauh dari kerumunan dan menuju ke taman belakang sekolah. Setelah memastikan tidak ada orang lain yang mendengarkan, Jeonghan menatap Seungcheol dengan tatapan yang penuh tanya.

"Jadi... apa yang sebenarnya terjadi di malam itu? Belakangan ini, aku merasa ada yang sangat aneh dalam diriku. Gerakanku agak gak beraturan, tubuhku terasa kaku, jantungku seperti sudah gak berdetak, dan penglihatanku semakin tajam setelah kejadian itu." Jeonghan mulai, suaranya hampir berbisik.

"Aku juga mengingat bahwa kau ada di kejadian malam itu. Jelaskan padaku." imbuhnya.

Seungcheol terlihat ragu sejenak, tetapi kemudian menarik napas dalam-dalam.

"Aku melakukannya untuk menyelamatkanmu, Jeonghan." kata Seungcheol.

"Melakukan apa?" kata Jeonghan.

"Maafkan aku, Jeonghan. Jika di malam itu aku gak menggigitmu, kau mungkin sudah mati di tangan vampir itu." kata Seungcheol.

Jeonghan seketika terpaku, "Apa kau bilang? Kau menggigitku? Jangan bilang..." katanya.

"Iya, Jeonghan. Seorang vampir muda menyerangmu dan menggigit pergelangan tanganmu hingga membuat kondisimu kritis. Saat itu, aku datang menyelamatkanmu dan membunuh vampir itu. Dan mulai malam itu juga, kau sudah menjadi vampir. Secara terpaksa." kata Seungcheol dengan wajah bersalah.

SEVENTEEN : Code Four | JeongCheol ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang