Chapter 21

341 17 0
                                        

Di bawah gemerlap lampu klub malam yang berkedip, suasana berubah mencekam saat kelompok vampir liar Herrald Coven menyerbu. Jeonghan, Seungcheol, dan Mingyu mempersiapkan diri dengan fokus, siap menghadapi ancaman yang tidak hanya berbahaya bagi mereka tetapi juga bagi umat manusia yang tak berdosa di luar sana.

Saat pertarungan dimulai, desisan dan gemuruh terdengar dari sudut-sudut gelap ruangan. Seungcheol menyerang dengan penuh semangat dan menggunakan kekuatan vampirnya untuk menangkis serangan mereka.

Mingyu sebagai keturunan pemburu vampir, menggunakan keahliannya dengan cekatan dan menghantam lawan dengan senjata khusus yang membawa efek melumpuhkan. Namun, para vampir lawan terus menyerang tanpa ampun dan membentuk lingkaran yang berhasil memojokkan mereka bertiga.

Jeonghan berada di tengah kekacauan dan terlihat ragu. Energi di sekitarnya begitu intens dan hampir membuatnya kewalahan, namun ia terus bertahan dengan menggunakan kemampuannya untuk menenangkan perasaan di sekitarnya. Setiap kali salah satu lawan mendekat, Jeonghan mengerahkan energinya untuk mempengaruhi emosi mereka yang membuat mereka sejenak merasa ragu dan kehilangan fokus. Hal ini memberi Seungcheol dan Mingyu kesempatan untuk menyerang balik.

Tak lama, Joshua muncul dan membantu mereka. Ia langsung terjun ke pertempuran dengan kecepatan dan ketajaman luar biasa. 

"Maaf terlambat. Aku ada urusan tadi. Dan kali ini aku gak bisa membiarkan kalian bersenang-senang tanpa diriku." kata Joshua sambil tersenyum tipis pada Seungcheol.

"Bukan waktu yang tepat untuk bercanda, Joshua. Fokus serang mereka!" balas Seungcheol sambil menghantam seorang vampir yang mendekat.

Joshua bergabung dengan mereka dan memberikan pukulan demi pukulan yang efektif. Sementara Jeonghan dengan kemampuannya, mengendalikan emosi para vampir di sekitarnya, membingungkan mereka dan mengurangi ketajaman serangan mereka.

Namun, situasi semakin tegang ketika Choi Minho, pemimpin Herrald Coven, muncul di tengah pertempuran. Dengan tatapan tajam, ia menilai Jeonghan. 

"Kau... darahmu berbeda. Aku mencari vampir baru sepertimu di penjuru dunia ini." kata Minho dengan suara rendah namun mengancam.

Seungcheol melangkah maju dan melindungi Jeonghan. "Jauhi dia, Minho." ancamnya. 

Minho tersenyum sinis, kemudian menyerang dengan cepat. Seungcheol menahan serangannya dengan gigih, tapi Minho jelas memiliki kekuatan yang berbeda. Setiap serangan yang dilancarkan terasa semakin kuat, memaksa mereka untuk mundur sedikit demi sedikit.

Joshua melompat maju, mengalihkan perhatian Minho dengan serangan gesit yang memberi Seungcheol waktu untuk kembali menyerang. Jeonghan yang menyadari bahwa situasi semakin berbahaya, mencoba memusatkan kemampuannya untuk menekan emosi Minho dan membuatnya sedikit kehilangan kendali.

Di tengah-tengah itu, Mingyu mendekati Jeonghan. "Kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin. Mereka terlalu kuat jika terus dibiarkan." katanya dengan nada mendesak.

Jeonghan mengangguk dan mencoba tetap fokus meskipun kelelahan mulai menguasainya. Ia memusatkan seluruh energi empatinya pada Minho, membuatnya mengalami perasaan gelisah yang luar biasa. Saat itu juga, Seungcheol dan Joshua melakukan serangan terakhir dengan segala kekuatan mereka hingga mereka berhasil mematahkan leher Minho.

Pertempuran pun berakhir dengan tewasnya Minho, dan seluruh anggota Herrald Coven. Tumpukan mayat mereka dengan kepala yang terpisah dari tubuh mereka langsung dibakar di sebuah lahan kosong di belakang klub malam itu seperti membakar sampah.

Saat semuanya selesai, Seungcheol menghampiri Jeonghan, menggenggam tangannya. "Kau baik-baik saja?" katanya.

Jeonghan mengangguk, "Aku baik-baik saja... terima kasih sudah melindungiku. Semuanya sudah berakhir, kan? Semua ancaman itu..." katanya.

Joshua tersenyum pada mereka, "Aku beritahu apa yang membuatku dendam dengan kelompok vampir Herrald Cover ini. Mereka membunuh pacarku yang gak berdosa, hanya karena mereka ingin merampas kekuatannya." katanya.

"Aku turut berduka atas pacarmu, Joshua. Yang penting kau berhasil membalaskan dendammu sekarang." kata Jeonghan.

Dengan Herrald Coven yang telah dikalahkan, malam itu di klub malam akan selamanya terukir dalam benak Jeonghan, Seungcheol, Joshua, dan Mingyu. Mereka keluar dari tempat tersebut dalam keadaan lelah, namun lega dan merasakan kemenangan kecil dalam peperangan melawan ancaman vampir.

Seungcheol menggenggam tangan Jeonghan erat, memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja. Meski Jeonghan tidak mengatakan apa pun, matanya penuh rasa syukur dan sedikit lelah. Mereka saling menatap, seolah saling memahami tanpa perlu banyak bicara. Joshua dan Mingyu yang berjalan sedikit di belakang mereka pun mulai berbicara. 

"Aku gak menyangka kalian akan begitu kuat melawan mereka." kata Joshua dengan nada puas.

Mingyu tersenyum, sedikit lelah namun puas juga. "Aku hanya ingin memastikan bahwa mereka tidak akan mengancam siapa pun lagi. Dan mungkin aku salah menilai kalian, terutama kau, Seungcheol." jawabnya sambil melihat ke arah Jeonghan dan Seungcheol. 

Seungcheol menoleh, tersenyum tipis. "Kau gak sendiri, Mingyu. Bahkan aku dulu juga meragukanmu. Tapi terima kasih sudah membantu kami." katanya.

Perjalanan mereka kembali terasa sedikit lebih ringan. Meski ancaman Herrald Coven telah hilang, mereka sadar bahwa jalan di depan mungkin tidak akan mudah. Malam itu menjadi awal baru bagi mereka semua, sebuah perjalanan yang akan terus mempererat ikatan mereka di masa depan.

***

Beberapa hari kemudian, Jeonghan, Seungcheol, Joshua, Mingyu, dan Wonwoo akhirnya memiliki kesempatan untuk bersantai bersama dengan berkunjung ke suatu tempat dan menginap selama tiga hari dua malam di sebuah villa.

Di dalam mobil SUV hitam milik Seungcheol menuju pegunungan, mereka berbagi cerita dan tawa, dan suasana terasa jauh lebih ringan dari biasanya. Seungcheol menyetir dengan Jeonghan di sampingnya, sedangkan Mingyu, Wonwoo, dan Joshua duduk di kursi belakang.

Wonwoo yang selalu menjadi teman baik Jeonghan pun tersenyum. "Aku gak menyangka kita akan punya momen seperti ini, ya. Ada Joshua sebagai teman baru kita." katanya sambil merebahkan kepalanya di pundak Mingyu.

"Aku juga gak menyangka bahwa Mingyu bukan ancaman bagi kita lagi." imbuhnya.

"Kita gak jadi putus, kan?" kata Mingyu.

"Tentu saja enggaklah. Kau berubah dan menjadi pahlawan di malam itu, melawan para vampir itu. Kau keren, Mingyu." kata Wonwoo.

"Syukurlah kalian gak jadi putus." kata Seungcheol yang tiada henti mengelus punggung tangan Jeonghan.

Sesampainya di villa setelah tiga jam perjalanan, mereka berjalan bersama menyusuri pemandangan yang menakjubkan di sekitar villa itu. Di sela-sela berjalan, Wonwoo dan Jeonghan berbincang soal bagaimana semua yang mereka lalui membuat mereka semakin kuat. 

Wonwoo berkata, "Siapa yang menyangka kita akan melewati semua hal yang rumit itu bersama?" katanya.

"Gak ada yang tahu. Itu semua bisa kita lewati karena adanya kepercayaan dan ikatan di antara kita." kata Jeonghan.

Mingyu pun ikut menimpali dengan nada bercanda, "Ya, Jeonghan mungkin pahlawan di sini, tapi Wonwoo adalah sekutunya yang setia!" Candaan ini membuat mereka semua tertawa.

Seungcheol tertawa receh, "Aku rindu Kim Mingyu yang arogan seperti waktu itu." katanya.

"Haruskah kita bergulat disini, Choi Seungcheol?" tantang Mingyu.

"Haduh, mulai lagi..." kata Jeonghan mendesah kesal.

"Teman-teman..." Joshua menyuruh mereka semua tenang.

"Mingyu... Satu kata lagi atau kita putus." kata Wonwoo.

Saat matahari terbenam, mereka duduk bersama di tepi bukit, memandangi panorama indah. Seungcheol menggenggam tangan Jeonghan. Sementara Wonwoo, Joshua, dan Mingyu berbicara tentang rencana masa depan.

Dalam keheningan yang tenang itu, mereka menyadari bahwa hubungan mereka, meski dimulai dengan berbagai konflik, telah berubah menjadi ikatan yang mendalam.

Dengan momen ini sebagai penutup tahun terakhir mereka di sekolah, mereka pun menyimpan kenangan tersebut sebagai fondasi kuat untuk masa depan.

To be continued...
Jangan lupa vote dan komennya

SEVENTEEN : Code Four | JeongCheol ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang