Cedera

47 3 0
                                    

Runa terluka di festival olah raga

---

Runa mengutuk, dalam hati sedang meronta-ronta. Sepertinya Bennett sensei sedang membagi sialnya saat Runa terjatuh di tengah lomba. Sekarang lututnya terluka, merah dan meneteskan darah segar.

"Maaf lama," Kata pemuda yang baru saja tiba. Sebuah kotak p3k diletakkan di sampingnya sebelum dibuka.

"Akh– pelan-pelan" Erang Runa. Rasa perih menyengat menuju seluruh tubuhnya.

"Sabar, ku bersihkan dulu ini" Katanya penuh kesabaran. Sembari menunggu lukanya diobati, Runa melihat perlombaan lari yang sebelumnya ia ikuti. Rasa kecewa singgap dihatinya saat mengingat ia gagal karena sebuah kecerobohan.

"Ahk—" Namun lamunannya dipecah oleh sentuhan menyakitkan dilukanya. "Ran!"

Si pelaku malah tertawa, "tak usah merasa kecewa, aku tidak suka tatapanmu yang seperti itu"

"Kau tau itu tidak akan membuatku lebih baik?"

"Hmm" Haoran tidak berniat menjawabnya. Fokus Alpha lain tetap pada luka, sampai sebuah plester ditempel pada lukanya.

"Selesai. Ingin makan? Atau mau minum?"

"Aku..." Sempat ingin menjawab tetapi niatan itu hilang saat seorang pemenang dari lomba lari telah ditentukan. Runa mengatup mulutnya rapat.

Haoran paksa menarik wajah Runa agar hijau rumput itu menoleh. "Apa yang aku bilang soal tatapanmu itu?"

Runa hanya dapat terdiam.

"Aku belikan Es Krim. Setelah itu janji jangan kecewa, paham?"

Remaja Alpha itu menjauhi yang lain tergesa-gesa. Runa tidak bisa melakukan apapun selain tersenyum kearah Haoran. Ia bahkan tidak mengiyakan janji itu. Tapi ia tau apapun yang ia katakan, Haoran tetap keras kepala.

Happy × Issue × familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang