Hello, Ex - Boss - 5

22.9K 2.4K 107
                                    

Yuhuu update lagi🤗🤗

Komen kalian sangat berarti agar aku bisa rutin update🥰🥰🥰

#Playlist: Samsons - Bukan diriku

Satu-satunya jalan yang memusingkan adalah jalan kembali ke ruang keluarga orang tua Cakrawala. Sudah berulang kali berjalan, Sinar malah tersesat di rumah semewah mal. Tadi waktu ke kamar mandi dia diantar oleh pembantu rumah, tapi pas keluar, pembantunya sudah pergi.

"Duh, ampun ... ini gue muter di tempat yang sama doang. Emang nggak cocok upik abu nikah sama orang kaya. Di mana, sih, tadi ruangannya?" Sinar celingak-celinguk mencari jalan. Berharap ada keajaiban, dia justru mendengar perbincangan dari arah kanan.

Penasaran dengan suara tersebut, Sinar mengikuti sumber suara sampai kaki berhenti tepat di depan ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Ibarat film, Sinar lagi berubah jadi mata-mata tukang menguping.

"Kenapa kamu nikah nggak bilang-bilang Papa?"

"Saya udah bilang, saya udah besar. Buat apa bilang sama Papa kalo mau nikah? Saya sama Sinar sepakat nikah antara kami berdua aja."

Sinar manggut-manggut. Dari obrolan yang terdengar, dia langsung tahu kalau dua orang di dalam sana adalah Pandu dan Cakrawala. Ternyata ruang mengobrol keduanya lumayan jauh dari ruang keluarga. Sinar tidak mau beranjak, tetap mendengarkan sampai mana obrolan itu berlangsung.

"Keterlaluan kamu! Anak macam apa menikah nggak undang dan mengabari keluarga sendiri?" omel Pandu.

"Papa udah datang waktu pernikahan pertama saya jadi harusnya pernikahan ini nggak masalah kalo saya nggak bilang. Terserah Papa mau bilang saya kurang ajar atau gimana, tapi saya ingin Papa menghargai keputusan saya menikah diam-diam."

Suara gebrakan meja terdengar. Hal ini membuat Sinar loncat gara-gara kaget. Untung saja Sinar tidak mengumpat segala, jadi masih aman dan tidak ketahuan lagi menguping.

"Kamu ini, ya ..." Suara Pandu meninggi dan tertahan sebentar. "Kamu berubah sejak Erine nikah sama Sambara. Apa secinta itu sampai nggak terima adikmu nikah sama Erine?"

"Dibilang nggak terima, saya nggak terima. Tapi saya menghargai keputusan Erine. Saya lebih nggak terima Papa belain Sambara. Jelas-jelas dia selingkuh, tapi Papa nyuruh Erine maafin. Di mana perasaan Papa? Erine terluka, Papa malah minta Sambara dikasih kesempatan. Apa nggak keterlaluan?" Kali ini suara Cakrawala yang meninggi.

"Sambara salah, dia mengakuinya. Papa cuma ingin bantu Sambara bicara sama Erine. Lagian semua keputusan di tangan Erine. Ujung-ujungnya dia maafin Sambara. Kalo dia nggak mau maafin, itu urusan dia. Tapi kan dimaafin."

Cakrawala tertawa pongah. "Iya, itu urusan dia, tapi Papa nggak seharusnya ikut campur. Pas Papa tau Sambara salah, Papa malah ngomelin saya. Syukur-syukur nggak saya lempar dia ke rel kereta biar mati sekalian."

"Cakra!" bentak Pandu. "Jaga bicara kamu. Sambara tuh adik kamu."

"Dia nggak pantas disebut adik. Harusnya dia jagain Erine, bukan malah nyakitin. Nggak bersyukur jadi manusia." Suara decakan menjadi pamungkas terakhir. Tak cuma sekali, tapi dua kali berturut-turut.

Hello, Ex-Boss! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang