Ponsel berdering, bertuliskan nama "JUN❤️" aku mengangkat teleponnya dengan suara berat dan pikiran yang belum sadar dari tidur.
"Good morning my babe! Wake up, ayo kita olahraga!"
Aku mengarahkan ponsel ke hadapan wajahku karena itu adalah panggilan video. "Hm,"
"Let's go baby,"
"Wait the minute,"
"Akh lucu banget, rasa pengen cubit tau,"
"Aish, jangan buat aku senyum-senyum sendiri, baru bangun ini,"
"Bener kok, muka kamu bangun tidur itu lucu banget rasanya tuh pengen aku kunyel-kunyel,"
"Oke! Aku bangun, udah cukup bikin saltingnya,"
"Haha, okey aku tunggu, cepetan bangun,"
"Iya,"
Aku berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Itulah kegiatanku setiap harinya, bangun telepon, makan telepon, kerja telepon sampai tidur lagi pun telepon, derita hubungan jarak jauh memang seperti ini. Aku sudah melewati aktivitas seperti ini selama 2 tahun, aku bahkan bangga dengan diriku sendiri yang bisa kuat menahan rasa rindu.
Dia kekasihku, namanya Juan Louis, aku sering panggil dia sayang eh.. maksudnya Jun. Saat ini dia tinggal di Korea Selatan bekerja di sebuah perusahaan ayahnya, karena ayahnya yang sudah berumur jadi dia yang harus mengurus perusahaan di sana meski bukan bekerja sebagai bos.
Sedangkan aku masih berada di Indonesia, lebih tepatnya di Bandung kota kelahiran ayahku, awalnya aku tinggal di Jakarta namun saat umurku sebelas tahun aku mulai tinggal di Bandung dan bertemu Jun saat aku duduk di kelas satu SMA. Jadi bisa dibilang hubungan kami sudah sangat lama, yaitu sekitar 7 tahun, iya aku tahu jika menikah kami sudah memiliki anak berumur dua tahun. Tapi kami berpikir bahwa mengurus anak dan rumah tangga tidak semudah itu, keperluan yang nantinya akan membeludak belum tentu bisa kami tangani jika kami tidak siap.
"Dah siap, let's go! Di sana udah jam 9?" tanyaku
"Iya, makanya cepetan udah siang banget,"
"Ish, ya udah ayo aku bawa headset aku dulu,"
Aku biasa berolahraga di taman dekat rumahku, hanya mengelilingi taman beberapa putaran setelah itu selesai. Kata Jun, meski hanya satu putaran yang penting aku berolahraga, katanya biar tubuhku bergerak padahal setiap harinya aku selalu bergerak, pergi kuliah, bekerja dan bahkan saat mandi pun aku bergerak.
"Iya, jadi dosen aku gak masuk terus udah dua hari ini. Terus kamu gimana masalah sama karyawan kamu yang kemarin itu? Masih telat aja?"
"Ya gitu, dia alasannya karna anaknya gak ada yang u-"
"Tunggu-tunggu headsetnya lepas,"
DUG!
Aku tidak sengaja menabrak seorang pria karena sibuk membenarkan headset sambil berlari. Dia terlihat baik-baik saja, tapi aku sangat malu karena wajah terkejutku. "Akh, maaf a," Dia hanya tersenyum dan kembali berlari.
"Kenapa babe?"
"Hm? Oh, tadi aku gak sengaja nabrak orang, hehe,"
"Ish, makanya hati-hati. Kamu ada yang sakit?"
"Gak ada, udah lanjut-lanjut, jadi karyawan yang tadi gimana?"
"Iya, karna alasannya itu-"
Kami terus bercerita, mengenai hari-hari yang telah kami lalui. Memberikan masukan atau bahkan ikut memaki orang tersebut, mohon jangan diikuti bagian ini, hehe. Setelah selesai berolahraga aku langsung pergi ke dapur mencuci tangan dan siap membuat sarapan tanpa mematikan teleponnya, karena kami akan berkhayal sedang memasak bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA KAMU
RomanceSeorang gadis bernama Sya yang menjalani kehidupan percintaaan dengan penuh lika-liku, banyaknya rintangan membuat hubungannya itu dalam kondisi buruk. Dapatkah Sya menyelamatkan hubungannya? ataukah ia harus merelakan semua dan menjalani kehidupan...