O2. What's Devil?

2.1K 178 4
                                    

Haechan membuka matanya perlahan. Dimana dia sekarang? Ia di kamar? Kamar siapa?

Seseorang menghampiri Haechan.

"Kau sudah baikan?" Haechan menggelengkan kepalanya.

"Dada ku sakit." Pria itu langsung memeluk Haechan. Beberapa menit ia melepas pelukannya.

"Sudah?" Haechan menganggukkan kepalanya.

"Apa kau mau makan? Uhm, aku dapat mengembalikan boneka mu tapi butuh waktu lama. Aku minta maaf untuk itu." Ucap pria itu.

"Tidak. A-aku hanya ingin..."

"Kau ingin pulang?! Apakah ada yang mengurusmu diluar sana?!" Haechan menggelengkan kepalanya lagi.

"T-tidak! Maksud ku, a-aku ingin tinggal disini tapi aku masih ingin sekolah." Haechan menjadi gugup karena nada bicara pria tadi cukup tinggi.

"Sure." Haechan membulatkan matanya lalu menatap pria itu.

"Tetapi kalau boleh, kenapa orang-orang—"

"Maksudmu yang pernah masuk ke ruangan dan tidak pernah kelihatan lagi?" Potong pria itu dan Haechan menganggukkan kepalanya.

"Mereka itu murid berandalan semua. Ya, aku pikir akan lebih bagus jika mereka mati?" Ucapan pria tadi membuat Haechan berpikir yang aneh-aneh.

"Tenang saja. Aku tidak akan jahat kepadamu, asal kau tidak membantah perkataanku." Pria itu menatap tajam Haechan.

"A-apa kau bisa pergi? Aku ingin sendirian." Pria itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Haechan.

Beberapa menit kemudian, seorang pria menghampiri Haechan.

"Ayo keluar!" Haechan mengangguk dan berdiri lalu mengikuti pria itu dari belakang.

Semakin lama ia disini, semakin ia ingin muntah!

Haechan benar-benar tidak bisa terbiasa dengan aromanya.

"Duduk disitu. Kami akan memperkenalkan diri." Haechan pun duduk disofa sesuai yang ditunjuk pria tadi.

"Aku Na Jaemin. Aku dapat membaca pikiran orang lain, bahkan dalam sekejap aku dapat mengetahui identitas mereka. Jadi berhati-hatilah, aku dapat membaca pikiranmu." Jaemin terkekeh.

"Kalau aku Lee Jeno. Aku dapat membunuh orang hanya dengan menyentuhnya sekali saja. Tetapi, itu hanya pada saat-saat tertentu saja."

"Ehm, aku Huang Renjun. Paling tua disini. Aku hanya dapat membuat racun yang jika diminum orang itu langsung mati. Aku biasanya mencampur di minuman orang lain tanpa ketahuan, tentu saja!"

'Oh, itu yang membakar boneka ku tadi! Jaemin jahat!' Batin Haechan.

"Maaf. Kau mau boneka mu kembali?" Haechan menatap Jaemin.

"Tidak perlu."

"Apa dia tak mau makan?" Renjun bertanya pada Jaemin.

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya.

"Dia sedang sedih." Ucap Jaemin.

"Mau ke kamar?" Tanya Jeno. Haechan mengangguk.

Lalu, sekarang hanya ada Jeno dan Haechan. Berduaan dikamar.

Haechan duduk di sofa yang ada di kamar itu. Jeno ikut duduk disamping Haechan.

"Kau tahu apa itu devil?" Tanya Jeno. Haechan pun menatap Jeno kemudian menggelengkan kepalanya.

"Itu semacam iblis. Yeah, kau tidak perlu tau juga." Jeno mengelus rambut Haechan.

Haechan sangat manis!

Imut juga!

Jeno tak kuat!

Wajah mereka menjadi semakin dekat!

Dan tiba-tiba...

BRUK!

"Hei, apa yang kalian lakukan berduaan di kamar hah?!!" Renjun menatap tajam Jeno.

Haechan sedikit mendorong tubuh Jeno agar menjauh darinya. Jaemin pun ikut masuk ke kamar.

"Tak mau kembali ke ruangan di sekolah?" Tanya Jaemin.

"Ayo!"

Lalu, mereka bertiga serta Haechan kembali ke ruangan yang ada di sekolah.

"Aku ingin kembali ke sekolah."

"Sebentar ya, sayang. Hei, Jaemin! Ini jam berapa?" Tanya Jeno.

"Delapan pagi."

"Ok, kau bisa keluar tapi ingat kami mengawasimu jadi kami dapat tau apa yang kau lakukan. Dan saat sudah pulang sekolah, kau harus kembali kesini." Kemudian Jeno mendorong Haechan ke pintu. Seketika Haechan berada disekolah lagi.

Tapi...

Ia pusing—

Bruk!

Ia pingsan lagi.

Seseorang melihat Haechan. Dan membantu mengangkat tubuh Haechan, membawa Haechan ke UKS.

Dia sempat mengintip ruangan misterius tersebut. Kemudian pergi membawa Haechan.

Nama orang itu Mark Lee.

































































@pinkcerriess

DEVIL || HAECHAN X 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang