"Hnghh..." Haechan terbangun. Sial, ternyata dia pingsan lagi.
"Kau sudah bangun?" Tanya Mark.
Mark adalah teman Haechan dari kecil. Walau sekarang mereka tak terlalu dekat, tapi mereka banyak berkomunikasi juga satu sama lain.
"Sekarang jam berapa?" Tanya Haechan panik.
"Masih jam satu siang. Kenapa? kita pulang jam empat sore kan." Ucap Mark.
"Tidak apa-apa. Aku ingin kembali ke kelas." Mark menggelengkan kepalanya.
"Kau disini saja." Mark mendekatkan wajahnya dengan wajah Haechan.
"M-mark menjauhlah!" Haechan panik. Karena ia ingat bahwa ketiga pria sialan itu mengawasinya.
"Kenapa? Bukankah kita sudah biasa seperti ini. Kita berteman dari kecil!" Haechan mendorong tubuh Mark agar menjauh darinya.
"Ck, aku mau ke kelas!" Haechan melewati Mark lalu berlari ke kelasnya.
Saat di kelas, Haechan hanya diam. Tiba-tiba Jaemin muncul dihadapannya.
"Jangan lupa saat pulang sekolah, kembali ke ruangan. Jangan coba-coba untuk kabur atau aku akan menghukum mu!" Setelah berucap, Jaemin kembali menghilang.
Mark masuk ke kelas. Melihat Haechan yang masih diam. Mark mendekati Haechan.
"Kau kenapa?" Tanya Mark.
"Stop, Mark!" Haechan yang kesal lalu pergi meninggalkan Mark.
Haechan pergi duduk di belakang sekolah. Lalu Jeno muncul menghampirinya.
"Ada apa, hm?" Haechan langsung memeluk Jeno.
"A-aku tidak mau disini." Jeno tersenyum lalu mengusap rambut Haechan.
"Ayo, pulang."
Mereka kembali ke ruangan misterius itu.
"Apa ku bilang?! Tetaplah bersama kami, sayang." Jaemin tersenyum.
Renjun menatap Haechan.
"Mau makan dulu?" Tanya Renjun.
Haechan menganggukkan kepalanya.
"Bersamaku." Ucap Jeno.
"Huft, baiklah."
Lalu, sekarang Jeno dan Haechan tengah berada di sebuah restoran terkenal. Haechan menatap Jeno terus-terusan.
Kemudian datang pelayan membawa makanan Haechan. Kenapa Jeno tidak memesan makanan juga? Yeah, seperti yang kalian pikirkan.
"Pelan-pelan saja. Lihat, mulutmu berantakan." Jeno mengambil tisu dan membersihkan mulut Haechan sambil tersenyum.
Dan—
...sial!
Ternyata daritadi Mark melihat kegiatan mereka berdua. Jeno memang sudah tau dari awal, tapi Haechan tidak.
"Makan saja ya. Aku keluar dulu sebentar." Jeno pergi keluar restoran meninggalkan Haechan.
Ia menghampiri Mark.
"Kau menguntit kami? Bodoh." Jeno hampir saja ingin membunuh Mark.
"Tenang, bro! Aku hanya ingin melihat kalian saja." Mark terkekeh.
"Bajingan! Aku sudah tau kalau kau menyukai Haechan. Benar?" Tanya Jeno.
"Ya." Jawab Mark singkat.
Haechan pun selesai makan. Jeno kembali kedalam restoran tersebut dan membayar makanan Haechan tadi. Mereka pun pulang.
Haechan kembali ke kamarnya. Lalu duduk di pinggir ranjangnya. Jaemin masuk ke kamar dan duduk disamping Haechan.
"Minum." Jaemin menyodorkan gelas berisi air putih biasa ke Haechan.
Haechan mengambil gelas itu lalu meninum air putih itu.
"Tidurlah." Jaemin mengambil gelas itu kembali lalu keluar dari kamar Haechan.
Haechan tertidur.
Pada pagi harinya, Haechan terbangun. Dan sudah ada Jaemin di depannya membawa makanan.
"Cuci muka dulu sana. Habis itu makan ya." Ucap Jaemin sambil tersenyum.
Haechan melihat wajahnya di cermin. Tetapi dia cepat-cepat keluar dari kamar mandi setelah cuci muka.
Haechan duduk di samping Jaemin.
"Tadi aku lihat di cermin kamar mandi, kenapa bibir ku berdarah ya?" Tanya Haechan menatap Jaemin.
"Mungkin hanya perasaanmu saja. Ayo makan makananmu." Jawab Jaemin sambil tersenyum lagi.
Haechan pun mulai makan dan melupakan kejadian tadi. Mungkin benar hanya perasaannya saja.
Tapi dalam diam Jaemin tersenyum berkebalikan dari senyumnya pada Haechan.
@pinkcerries
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL || HAECHAN X 00L
Random"Mau bermain dengan kami? Kau terlihat seperti bocah kecil yang bodoh. Hahaha!" !Slow Up Start : 14 - O7 - 2O22 End :