Setelah semua setuju akhirnya Aster pergi ke kamar Gavin untuk mencoba berbicara dengannya, perasaan Aster lumayan tak enak apalagi kepada Juan, tapi karena ini permintaan semua orang ia harus mau melakukannya.
Tokkk...tokkk...tokkk...
Tidak ada jawaban, Aster menghela nafas gusar sebab ia tau sang sahabat ketika seperti ini akan sangat sulit untuk di dekati.
"Vin? ini aku Aster, buka pintunya" ucapnya namun tak ada jawaban dari dalam.
"Vin bicara sama aku ya? plis?" Aster masih berusaha meski tak ada jawaban satu pun.
"Oke kalo kamu mau sendiri dulu tapi izinin aku buat liat keadaan kamu sebentar aja, Vin?" ucapnya setengah memohon, tak ada jawaban.
"Vin?" Aster mendesah pasrah, ia hendak berbalik namun pintu bercat putih itu terbuka menampilkan Gavin dengan air mata yang membekas meski tipis tapi Aster tau sahabatnya habis menangis, ia terlihat begitu kacau, benar-benar kacau.
"Vin? kamu gapapa? kenapa?" Aster menghampiri Gavin dengan wajah panik.
Greppp...
Gavin memeluk tubuh Aster menyalurkan rasa takutnya, Aster membalas pelukan itu sejenak sampai isak tangis Gavin terdengar kembali, tak ada percakapan di antara keduanya, Aster tak bertanya hal apapun ia terlalu sibuk mengelusi punggung Gavin agar pria itu tenang.
5 Menit berlalu posisi itu terlepas, Aster menggiring tubuh Gavin untuk masuk ke kamarnya, menutup pintu lalu mendudukkan tubuh tegap Gavin pada ranjang kamar.
Aster mengusap air mata Gavin dengan telaten, dadanya terasa sesak, Aster tak mampu untuk bertanya, melihat Gavin dengan keadaan kacau seperti ini membuat hatinya hancur.
Keadaan hening meski kondisi Gavin lebih baik dari sebelumnya namun lelaki tampan itu masih enggan untuk mengeluarkan suara, sedangkan Aster masih takut untuk bertanya.
"Jangan kembali padanya" satu kalimat lolos dari bibir Gavin, ia menatap tajam manik caramel milik Aster sedangkan Aster hanya menatap bingung ke arah sang sahabat.
"Apa maksudmu? siapa yang kamu maksud?" Aster mendekati Gavin, ia duduk di samping pria tampan itu, air mata Gavin kembali turun membasahi pipi.
"Dia kembali" satu kalimat itu mampu membuat Aster diam tak bersuara, ia tahu siapa yang Gavin maksud dengan kata 'dia'.
"Aku tidak akan kembali padanya Vin" Aster memegang tangan Gavin dengan lembut lalu tersenyum cerah seolah meyakinkan Gavin agar percaya terhadap dirinya.
"Kamu milikku kan?"
"Iya Aster milik Gavin, selamanya milik Gavin" ucapnya lagi, Aster memeluk tubuh Gavin, menenggelamkan kepalanya pada dada bidang milik Gavin.
"Iya Aster milik Gavin, Aster milik Gavin, bukan milik orang lain, hanya milik Gavin dan selamanya milik Gavin" setelah mengucapkan kalimat itu Gavin memeluk Aster erat bahkan sangat erat seolah ia takut kehilangan sosok Aster di hidupnya, karena jika Aster kembali kepada kakaknya ia tak bisa melakukan apapun lagi.
"Jangan mengurung diri lagi, kamu punya aku, ceritakan apapun padaku, bersandarlah padaku, aku mohon, hatiku sakit" Ucap Aster di pelukan Gavin sedangkan yang memeluk hanya mengangguk sambil terus mengucapkan kalimat maaf karena tindakan bodohnya.
🤍
Berbeda dengan suasana di kamar Gavin di ruang tv semua orang harap-harap cemas sebab ini sudah lebih dari setengah jam Aster di kamar Gavin tapi belum kembali juga.
"Apa masalahnya berat? kok lama banget ya" ucap Sean dengan wajah cemasnya.
"Kali aja Gavin emang lagi ngadepin masalah berat bang" timpal Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙨𝙩𝙚𝙧'𝙨 (𝙃𝙖𝙧𝙪𝙗𝙗𝙮) {𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜}
Short Storykamu hanya miliku Aster, -Gavindra. bxb BL story I don't need ur hate comments thankyou and happy reading <3 Start : 14 Juli 2022 End : ???