여섯 🌼

284 46 3
                                    

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian terakhir, Aster telah selesai dengan masalah tugasnya begitupun dengan beberapa penghuni kost yang juga belakangan ini sibuk dengan tugas kuliah yang lumayan renggang, sebentar lagi akan memasuki semester baru yang artinya libur semester akan segera tiba, Aster begitu bersemangat sebab ia akan pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuanya, ia rindu.

Aster tengah makan di kantin fakultas, suasana kampus lumayan lenggang apalagi di sore hari seperti ini tak banyak kelas yang aktif, ia pun sama baru menyelesaikan kelasnya.

"Aster" Sapa seseorang menghampiri meja Aster lalu duduk di hadapannya.

"Kenapa bang?"

"Lo balik sama gue" ucap pria tersebut to the point.

"Loh? gue balik sama kak Marvin" ungkap Aster masih dengan wajah polosnya.

"Duh, lo si susah di hubungin coba cek hp mu deh, tadi Marvin nitipin lo sama gue karena dia ada tugas bareng temen-temennya" jelasnya panjang lebar, Aster mengecek hp nya dan benar saja Marvin sang kakak telah mengabarinya kalau dia tidak bisa pulang bersama, Aster menghela nafas lalu tersenyum kikuk.

"Jangan senyum-senyum nanti kesambet, btw lo gaada kelas lagi kan?", Aster mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah balik yuk" ajaknya.

"Bang Adnan nanti boleh mampir bentar gak di toko stationery?" pertanyaan Aster membuat Adnan tersenyum, ia hanya mengangguk mengiyakan. Iya pria yang menghampiri Aster adalah Adnan, sahabat baik kakaknya.

"Okay, let's go!!!" Aster beranjak penuh semangat sedangkan Adnan di belakang hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah adik sahabatnya itu.

Adnan melajukan motornya membelah jalanan kota yang lumayan ramai ketika sore hari seperti ini, angin sepoi-sepoi menerpa dengan sejuknya, Aster yakin ia akan merindukan tempat ini untuk 2/3 Minggu yang akan datang.

"Bang nanti libur semester abang mau pulkam?" ucap Aster agak sedikit berteriak karena suaranya hilang terbawa angin.

"Pulang kayanya tapi gak lama si, abang gasuka kampung tempat abang tinggal" ucap Adnan tak kalah keras suaranya agar Aster bisa mendengarnya.

"Kenapa?"

"Banyak yang rempong haha" suara gelak tawa Adnan membuat Aster ikut tertawa, lucu pikirnya sebab desa tempat Adnan tinggal sangatlah asri, banyak perahu dan di sana juga dekat dengan pantai apalagi di bulan tertentu akan ada festival tahunan yang di adakan desa tersebut.

"Padahal desa bang Adnan kayanya adem banget deket pantai lagi" ungkap Aster sedangkan Adnan hanya tersenyum tipis.

15 menit berlalu akhirnya mereka sampai di toko Stationery, Aster turun lebih dulu membuka helmnya lalu memberikannya pada Adnan.

"Bang mau ikut apa tunggu di sini?" tawar Aster.

"Abang tunggu sini aja deh" ucap Adnan dan Aster hanya mengangguk lalu meninggalkan Adnan yang sedang memarkirkan motornya.

Aster berkeliling untuk mencari barang yang ia butuhkan sedangkan Adnan hanya menunggu di parkiran sambil bertukar kabar lewat chat dengan Marvin, Marvin lumayan cerewet jika sudah menyangkut soal adiknya dan hal itu juga yang membuat Adnan suka menjahili dirinya.

Adnan selalu meledek kalau Marvin itu 'uke' yang di katain tentu tidak terima sebab ia selalu berkata 'gue bukan uke ya, mana ada uke badannya atletis terus tinggi semampai kaya gue?!' tak lupa dengan suara yang menggebu-gebu sedangkan Adnan hanya bisa tertawa, lucu sekali bahkan hanya dengan membayangkan wajah merah Marvin membuatnya tersenyum geli.

𝘼𝙨𝙩𝙚𝙧'𝙨 (𝙃𝙖𝙧𝙪𝙗𝙗𝙮) {𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang