Looking at her | She's

514 28 5
                                    

Drap! Drap! Drap!

Suara langkah kaki Raisha yang memakai sepatu berbunyi. Raisha menuruni anak tangga di rumahnya yang mewah itu. Terlihat Chika, Shani dan Bryan sudah ada di ruang meja makan.
Raisha pun menghampiri mereka. Ia sangat antusias memulai harinya, pergi kesekolah. Di sekolah, Raisha tak bosan, ia hampir setiap hari selalu berjumpa dengan perempuan yang ia sukai, yaitu Ella atau Gabriella Abigail.

"Selamat pagi, Bunda!" Ujar Raisha, mengucapkan untuk wanita kuat dan hebat yang telah melahirkannya ke dunia. Raisha sangat menyayangi Bundanya

"Selamat pagi juga anaknya Bundaa," ujar Chika. Chika mencium pipi kanan kiri Raisha secara bergantian.

Shani menggelengkan
kepalanya. "Lohh. Buna gak diucapin juga nihh?" Raisha terkekeh.

"Ehh iya. Selamat pagi, Buna Tersayanggg.."

"Selamat pagi jugaa, Cintanya Bunaa," balas Shani dengan nada lembut.

Raisha menarik kursi kemudian duduk. Di ruang meja makan, hanya ada 4 orang, Chika, Shani, Raisha dan Bryan. Makanan sarapan hari itu adalah hanya sandwich, entah Chika sedang malas memasak atau alasan yang lain.
Bryan menengok ke arah Kakaknya. Anak lelaki itu memiliki warna mata yang indah, coklat muda.

"Kak Raisha.." Raisha menengok ke arah Bryan yang duduk di sebelahnya.

Raisha tersenyum tipis. "Yaa? Naon?"

"Boleh temenin Bryan ke Gramedia? Pas Kakak lagi gak sibuk aja," Bryan ke toko itu hanya ingin membeli buku novel yang ia inginkan. Anak lelaki berkaca mata itu seorang kutu buku juga, entah dari mana hobinya ini turun temurun dari siapa.

"Iyaa, nanti ya? Kalo Kakak gak ada rapat Osis," bagaimana Raisha dan Ella bisa bertemu? Mereka berdua bertemu saat seleksi/pemilihan anggota Osis, mereka juga awalnya hanya berbincang biasa, namun, makin lama makin asyik topik perbincangan Raisha dan Ella. Dari situlah, Raisha memiliki rasa perasaan kepada Ella.

°°°

Raisha sudah berada di sekolahnya, ia berjalan santai di koridor kelas 10. Raisha kini duduk di kelas 11, padahal usianya 15 tahun, kecepetan sekolah sih. Raisha dan Ella hanya berbeda 1 tahun saja.

Tiba-tiba. 2 temannya dari mengejutkan Raisha dari belakang.
Raisha terkejut. "Anjirr!" Ia menoleh ke belakang. "Lah Giselle sama Amanda!" Seru Raisha.

Giselle cekikikan. "Hehee.. maaf yaa. Ini idenya Amanda nih," Giselle menunjuk ke arah Amanda.

"Lahh. Kok gue?" Amanda mengerutkan keningnya. "Bukannya lo?"

"Loo.."

"Lo."

"Yaa loo!"

Raisha terusik karena 2 temannya yang sedikit ribut, ia memutar bola matanya malas. "Pagi-pagi udah ribut! Kek pasar aja! Diliatin adkel nohh.." Raisha menunjuk ke semua adkel kelas 10 yang menatap Giselle dan Amanda yang sedikit ribut.

"Maaf, Orkayy! Kita salahh, maafkan saya dan Amanda, Kanjeng Raisha Syifaa.."

"Idih, kanjeng-kanjeng," celetuk Raisha. "Emangnya gue kanjeng, hah?"


°°°



Di jam istirahat. Raisha dkk sedang duduk di kantin, seraya berbincang dan memakan beberapa cemilan.

"Sha. Lo tuh, harusnya sadar diri lahh," celetuk Amanda membuat Raisha sedikit tersinggung.

"Hahh? Kenapa lo nyuruh gue buat sadar diri? Ada yang salah sama gue, hm?."

Amanda menghela nafasnya. "Yaa, lo kan suka ngerasa ada yang kurang di diri lo sendiri. Sadar gak sih, lo itu orkay atau sultan lebih tepatnya?" Raisha hanya menjawab dengan mengdikkan bahunya. "Wahh.. ekonomi lu udah keterlaluan sihh.."

She's [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang