10

6.2K 529 15
                                    

Mingyu panik saat ia kembali ke hotel dia tidak mendapati atasan nya sama sekali, mengecek ponsel nya beberapa kali memastikan bahwa ada kabar dari keduanya.

"Astaga apa aku baru saja ditinggal??" Pekik mingyu didalam kamar hotel nya.

Sedangkan disisi kamar mingyu seorang gadis tengah menggeram kesal dan membanting semua barang di meja riasnya.

"Sialan! Semua rencanaku gagal gara - gara istrinya itu ikut, dan sekarang aku ditinggal sendirian di LA?!" Minju menggeram kesal.

Mingyu menghentikan langkahnya kopernya pun ia berhentikan diseret, "rencana?" Gumam mingyu yang tidak sengaja mendengarnya.

"Apa yang nona minju rencanakan sebenarnya?" Gagang pintu kamar hotel minju bergerak membuat mingyu panik dan segera berjalan tergesa memasuki lift.

Setelah berhasil memasuki lift mingyu menghela nafas lega, pintu lift terbuka dan mingyu berjalan santai keluar hotel dia berniat untuk kembali ke korea untuk meminta penjelasan atasan nya.

Deringan ponsel nya membuat mingyu mengurungkan niat nya untuk membuka pintu mobil.

'tidak usah menyusul kami pulang ke korea dan tolong gantikan saya disana mingyu'

Tuut!

Mingyu kembali mengantupkan mulutnya, lalu melihat kearah layar ponsel nya yang sudah kembali menghitam tersebut.

"Semangat kim mingyu!" Mingyu menghela nafasnya lalu kembali menggeret koper nya memasuki hotel kembali, ditengah jalan ia berpapasan dengan minju yang juga tengah melihat kearahnya.

"Mau kemana kamu? Pulang dan meninggalkan saya sendiri disini hah?!"

"Anda menebak terlalu jauh nona, saya hanya mengambil sebagian barang saya didalam mobil." Mingyu mengerlink sebelum kembali memasuki lift.

"Sialan! Dia sangat menyebalkan." Minju pun keluar hotel entah mau pergi kemana.

◈◈◈

"Haechan bangun."

Haechan melenguh membuka sedikit matanya, "minum susu terlebih dahulu lalu kembali tidur." Dengan mata yang masih menutup haechan terduduk dikasur dan meminum susu hamil tersebut.

"Jam berapa?" Ucap haechan pelan.

"Dua dini hari."

Haechan membuka matanya dan menatap kearah jaemin, "nana belum tidur?" Jaemin menggeleng, membersihkan bekas susu disudut bibir haechan menggunakan ibu jarinya.

"Tidur lagi." Ucap jaemin menyelimuti tubuh haechan.

"Eum, nana juga tidur."

"Iya sebentar lagi, saya ada diruangan kerja kalo kamu butuh sesuatu." Haechan mengangguk saat jaemin sudah keluar dari kamar haechan langsung memejamkan matanya kembali menyelami alam mimpi.

Jaemin menyenderkan tubuh nya dikursi kebesaran nya, menghela nafas pelan sembari memijit pelipisnya. Pandangannya terjatuh kearah bingkai foto yang berada dimeja kerjanya.

Mengambil foto tersebut, mengusap nya dengan tersenyum tipis. "Saya berhasil mengikhlaskan mu donghyuck, kau senang bukan? Sekarang saya sudah menerima haechan dengan senang hati." Jaemin terdiam sesaat.

"Dan sekarang dia sedang mengandung anak saya, kau senang donghyuck? Kau akan mendapatkan keponakan." Jaemin terkekeh kecil.

"Padahal dulu kita berdua selalu mengimpikan hal yang seperti ini, dan yang mewujudkan nya adalah haechan bukan dirimu."

Jaemin kembali meletakan foto itu diatas meja, foto donghyuck ia letakan tepat disamping foto nya haechan.

Jaemin mendongak disaat pintu ruang kerjanya terbuka menampakan sosok haechan dengan wajah kantuk nya.

"Kenapa belum tidur?"

Haechan mendekat lalu jaemin membawa haechan untuk duduk diatas pangkuannya dengan menyamping.

"Enggak bisa tidur."

"Sekarang tidur." Jaemin menepuk nepuk pantat haechan pelan supaya istrinya itu segera tertidur.

"Nana."

"Hm?"

"Donghyuck cantik ya? Manis juga."

Mata jaemin yang semula tertutup kini terbuka kembali, "kau bahkan jauh lebih cantik dan manis, jangan terlalu sering membandingkan dirimu haechan, kamu sempurna menjadi dirimu sendiri apa adanya." Tutur jaemin.

Jaemin tahu suasana seorang yang tengah hamil pasti cenderung lebih sensitif dari biasanya.

"Tapi buktinya kamu masih terus saja memajang foto nya... Itu tandanya kamu belum bisa melupakannya.."

"Haechan dengar, melupakan seseorang yang sudah lama bersama kita itu akan sangat sulit, apalagi saya dan donghyuck sudah menjalin hubungan selama masa sekolah."

Lelaki berambut hitam legan itu menghela nafas nya saat merasakan tubuh haechan yang mulai bergetar menandakan bahwa pria manis itu tengah menangis.

"Kalo kamu mau saya akan menyimpan foto donghyuck dan tidak lagi memajang nya."

Tangisan haechan semakin menjadi, jaemin segera menggendong haechan keluar dari ruangan kerjanya, entah reflek atau apa jaemin membuang foto donghyuck begitu saja kelantai sehingga kaca bingkai tersebut pecah.

"Jangan menangis sayang, itu menyakiti hatiku." Bisik jaemin lirih.

" Bisik jaemin lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kill me heal me -〘Nahyuck〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang