09

6.1K 517 11
                                    

"mau peluk tiap hari~"

"Tangan saya bisa kebas kalau kayak gitu." Jaemin menghela nafasnya, menyenderkan tubuhnya di head board ranjang.

Haechan merengut dan semakin menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami.

"Kenapa tidak menuruti ucapan mingyu, untuk tidak menemui saya?"

Kepala haechan mendongak, "memang nya kenapa kalau tidak aku turuti? Kamu mau berduaan saja ya bersama minju, minju itu?!" Jaemin menghela nafas kasar nya.

"Tidak ada hubungan nya dengan minju, haechan."

"Jelas ada!!"

"Berhenti meninggikan suara mu!" Mata haechan mulai memanas dan isakan kecil mulai terdengar, membuat jaemin terkejut.

"Nana enggak sayang lagi sama echan.."

Haechan melepaskan pelukannya dan akan turun dari ranjang namun jaemin segera menahan tangan haechan agar tidak turun.

"Mau kemana?"

"Enggak usah sok peduli.." masih dengan air mata yang mengalir haechan berusaha melepaskan cekalan tangan jaemin, namun usahanya gagal.

".. lepas."

Jaemin menarik tangan haechan hingga jatuh diatas tubuh nya, "diam." Ujar jaemin datar lalu haechan berhenti memberontak.

"Kau seharus nya tahu haechan, untuk mencintaimu saja saya butuh waktu bertahun - tahun apalagi ini minju? Yang hanya seorang rekan kerja sementara??"

Ucapan jaemin mampu membuat tangisan haechan mulai mereda, dan hanya ada isakan dan sesegukkan nya.

"Aku takut... Takut kamu pergi."

"Saya tidak akan meninggalkanmu, dan saya tidak ingin kejadian dulu terulang kembali."

"Kangen donghyuck.." ujar haechan.

"Tidak usah menyebut namanya lagi."

Haechan memainkan kancing kemeja milik jaemin, sedangkan lelaki itu mengusap kepala haechan yang berada didada bidang nya.

"Baby na, nakal?"

"Eum, perut aku sakit siang tadi."

"Kenapa mingyu tidak mengabari saya?" Jaemin mengerutkan dahinya ia berniat akan menghubungi mingyu namun haechan mencegah nya.

"Jangan memarahi mingyu, aku yang melarang nya untuk menghubungi mu."

"Kenapa? Kalau terjadi sesuatu dengan anakku bagaimana?!"

"Itu karena aku tidak mau mengganggu waktu mu dengan minju!!"

"Saya bilang jangan bawa - bawa minju!"

"Kamu membelanya?!"

"Astaga.." jaemin mendudukan dirinya dengan haechan berada dipangkuannya, berontak ingin segera dilepaskan.

Jaemin menahan tengkuk haechan dan segera mendaratkan bibir nya dibibir plum istrinya tersebut, mata berair haechan mengedip beberapa kali.

"-mmph."

Menggigit bibir bawah haechan hingga terbuka dan menelesakkan lidah nya masuk, mengabsen semua deretan gigi haechan dan menyapu bersih langit - langit rongga mulut istrinya.

Salivah yang entah punya siapa menetes ke dagu keduanya, jaemin melepaskan ciuman keduanya dengan pandangan yang jatuh kearah manik cantik istrinya.

"Saya hanya mencintaimu haechan, tidak ada orang lain lagi dihati saya selain kamu."

◈◈◈

Saat kejadian siang tadi, haechan meminta jaemin untuk segera pulang ke korea tidak peduli dengan proyek yang suami nya itu sedang kerjakan. Keduanya pulang malam harinya.

Meninggalkan mingyu dan minju yang tidak tahu apapun keduanya pulang lebih awal tidak sesuai perjanjian.

Sekarang mereka berdua masih berada dipesawat, "nana tidak keberatan kita pulang lebih awal, eung?" Jaemin mengusap sudut bibir haechan karena sisa bumbu makanan yang sedang ia makan.

"Persetan dengan mereka semua." Haechan tersenyum senang, ia jadi semakin bersemangat melahap makanan kesukaan nya.

Jaemin tersenyum dibalik maskernya lalu menyamankan duduk nya dan dengan tangan yang menganggur satu ia gunakan untuk membaca majalah.

"Nana ambilkan tissue~"

Tanpa banyak basa basi jaemin segera mengambil tissue dari tas kecil nya dan mengusap nya kebibir haechan.

"Aku bisa melakukannya sendiri."

Jaemin menggidikan bahunya dengan terkekeh, haechan membuang mukanya kearah lain dengan wajah yang memerah.

'ugh~ kenapa nana sangat manis???'

'ugh~ kenapa nana sangat manis???'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kill me heal me -〘Nahyuck〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang