05

7.2K 586 15
                                    

Haechan membuka kelopak matanya perlahan lalu kepalanya menoleh kesamping, wajah nya seketika memerah mengingat kejadian malam tadi.

"Astaga aku— aku benar - benar melakukannya dengan jaemin?" Gumam haechan bahkan wajahnya saat ini masih memerah.

"Jangan banyak bergerak, haechan." Lelaki manis itu menoleh dengan terkejut, jaemin membuka kedua matanya dan menatap kearah haechan yang wajah nya bertambah memerah.

"Ka-kau bangun sejak kapan?"

"Hm? Sebelum kau bangun tentunya." Wajah haechan pucat pasi, apa jaemin mendengar perkataan nya barusan?

"Ah shit."

Haechan terkejut saat jaemin mengumpat, "ke-kenapa jaemin?" Kepala jaemin mendongak, pandangannya jatuh kearah bibir haechan yang tampak robek akibat ulahnya.

"Saya bilang jangan banyak bergerak, penyatuan kita belum terlepas haechan." Ucap jaemin dengan suara rendah nya.

Mata haechan membulat kecil, pantas saja bagian bawah nya terasa aneh sedari tadi dan kenapa dia tidak berfikir kesana!

"Ka- kalau begitu lepas, aku akan pergi mandi."

Jaemin tidur telentang sehingga penyatuan mereka terlepas, desahan kecil lolos dari bibir haechan.

"Kenapa diam saja? Katanya ingin mandi." Jaemin menaikan satu alisnya melihat haechan yang tidak beranjak sedikitpun dari kasur.

"Eum itu— sakit." Cicit haechan pelan.

Untung saja pendengaran jaemin tajam jadi langsung menangkap ucapan haechan yang terdengar pelan tersebut.

Tanpa banyak basa - basi jaemin segera mengangkat tubuh haechan mengakibatkan selimut yang melilit tubuh mereka merosot kelantai.

Haechan reflek mengalungkan kedua tangannya dileher jaemin, "kita mandi bersama, agar tidak memakan waktu yang lama." Haechan? Mana bisa membantah perintah jaemin.

Sesi mandi bersama telah selesai kini kedua anak adam itu tengah memakan sarapannya.

Jaemin sesekali mencuri - curi pandang kearah haechan yang tengah memakai kemeja kebesarannya itu, selain itu dia tidak memakai apapun.

"Kalau ada yang bertamu jangan dibuka, kecuali saya yang datang." Haechan mendongak menatap jaemin dengan mulut penuh makanannya.

"Emang kenapa?"

"Kalau kau mau menjual tubuh mu, silahkan." Ujar jaemin santai, membuat kunyahan haechan terhenti sesaat.

Lalu dirinya melihat kearah baju yang ia pakai, cukup menerawang memang. Apalagi dia tidak memakai celana pendek sekalipun karena bagian selatannya yang terasa sakit.

"Aku mengerti." Dan jaemin hanya mengangguk, selesai sarapan akhirnya jaemin pamit untuk pergi ke kantornya.

◈◈◈

"Tuan." Mingyu mengumpat didalam hati karena panggilannya tidak digubris berkali - kali, sedangkan jaemin sendiri hanya sibuk memandangi wallpaper laptopnya sambil menahan senyumannya.

"Tuan jangan lupa untuk rapat sebentar lagi dengan anak dari mj grup."

Jaemin mengambil nafas sebentar lalu menghembuskan nya, "baiklah, mari bersiap." Ucap jaemin semangat. Mingyu menganga memandang jaemin dengan raut wajah kebingungannya.

Baru pertama kali ia melihat ekspresi wajah dari bos nya ini, "ada apa dengan tatapan mu itu?" Wajah jaemin kembali datar membuat mingyu gelagepan.

"Bukan apa - apa, tuan."

Mingyu mengekor dibelakang jaemin sampai masuk kedalam ruangan rapat. "Hallo tuan na, perkenalkan nama saya minju saya disini sebagai perwakilan ayah saya yang tidak bisa datang." Ucap minju tersenyum lalu mengadahkan tangannya.

Jaemin melirik kearah tangan perempuan tersebut lalu membalas jaba tangan nya, "ya, silahkan duduk." Merekapun dengan segera duduk.

"Jadi pembahasan kali ini tentang proyek yang berada di LA itu bukan?" Minju mengangguk lalu menyerahkan ipad itu kepada jaemin.

"Pembangunan seperti apa yang anda minat?"

"Yang menguntungkan kita tentunya."

"Saya bisa menjamin itu, anda tenang saja." Jaemin mengangguk lalu kembali menyerahkan ipad itu kepada minju.

"Kalau bisa kita berdua harus pergi ke LA untuk berpartisipasi secara langsung, bagaimana pekerjaan disana."

Jaemin sedikit menimang permintaan minju, mingyu melirik kearah jaemin yang sepertinya sudah akan menentukan jawabannya tersebut.

"Baik, saya akan atur waktu nya untuk pergi kesana." Minju bersorak didalam hati, ia tersenyum kearah jaemin.

"Terimakasih."

Jaemin mengangguk, "pembicaraan kita sampai disini saja, senang bisa bekerja sama dengan mu nona minju." Mereka berdua saling berjaba tangan kembali, senyum minju semakin mengembang.

"Tentu, saya pun begitu." Jaemin hanya mengulas senyum tipis nya, mereka pun keluar dalam ruangan bersama - sama.

"Sampai bertemu nanti, na jaemin."

"Tentu minju."

Akhirnya minju pamit untuk pergi, jaemin mengecek kearah arloji nya sudah waktunya untuk makan siang. "Mingyu kalau ada yang mencari saya, katakan saja saya sedang tidak bisa diganggu." Mingyu mengangguk saja walau sedikit heran.

Jaemin mengendarai mobilnya untuk kembali kerumah, membuka pintu rumahnya dan menemukan istrinya yang sedang mengoceh sendirian dengan tv lebar yang menyala.

"Haechan?"

Lelaki yang tengah menggerutu tersebut menoleh dengan raut terkejut, "Jaemin huaaa~" jaemin terkejut melihat haechan berlari kearah nya dan memeluk tubuh nya tiba - tiba.

"Ada apa dengan mu?"

"Dia jahat~" jaemin mengerutkan dahinya karena tidak mengerti apa maksud haechan.

"Siapa?"

Haechan menunjuk kearah tv yang menyala tersebut, "lelaki itu jahat.. dia tega menyelingkuhi istrinya yang sedang hamil~" jaemin speechless dia pikir kenapa.

"Astaga."

"Lain kali jangan kesering menonton drama seperti itu, tonton saja kartun yang sering kamu tonton dulu." Haechan mencibikan bibirnya.

'lihat lah donghyuck, kakak mu itu sungguh aneh' batin jaemin.

'lihat lah donghyuck, kakak mu itu sungguh aneh' batin jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kill me heal me -〘Nahyuck〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang