Begitu tiba di Jakarta. Taeyong, Jeno dan Jaemin langsung pergi ke rumah yang telah Taeyong beli sudah dari lama. Ia sudah membeli rumah di Jakarta beberapa tahun yang lalu, yang memang ia persiapkan sewaktu ia pulang nanti.
Bukan hanya itu saja! Taeyong juga sudah mengurus surat perpindahan sekolah Jeno dan Jaemin. Ke sekolah di mana Mark bersekolah. Ia benar-benar telah mempersiapkan ini dengan matang.
"Mom. Kenapa rumahnya lebih kecil daripada rumah kita di Seoul?" Pertanyaan Jaemin, yang sebenarnya Jeno ingin tanyakan juga.
'Karena Mommy rumah ini juga termasuk ke dalam rencana Mommy, sayang.' Taeyong tidak gila untuk mengucapkan hal ini sebagai jawaban akan pertanyaan anaknya.
Jadi, ia lebih memilih berbohong. Demi kelancaran rencana yang telah ia bangun. "Mommy tidak mendapatkan lahan lagi. Sangat susah mencari rumah di daerah Jakarta. Sama halnya dengan mencari rumah di kawasan Seoul." Jelas Taeyong, gang dapat dengan mudahnya di tangkap oleh Jeno dan Jaemin.
"Cha! Lebih baik kalian langsung ke kamar kalian masing-masing. Rapihkan barang kalian, lalu istirahat. Mommy juga akan istirahat di kamar Mommy." Ujar Taeyong, yang lebih dulu masuk ke dalam kamarnya. Di susul Jaemin dan Jeno yang juga masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.
---
*tok tok tok* ketukan pintu di kamar Taeyong, ketika matahari sudah mengeluarkan warna jingga yang masuk ke dalam celah jendelanya. Yang menandakan bahwa sebentar lagi dia akan terbenam.
"Masuk." Titah Taeyong, tanpa mengalihkan pandangannya pada cermin yang tertempel cantik di meja riasnya.
"Mommy sudah selesai rapih-rapihnya?" Pertanyaan basa-basi yang Jeno lontarkan. Padahal netranya sudah menatap sekitar, guna melihat kamar ibunya yang sudah sangat rapih, di isi dengan barang-barangnya.
"Sudah Jen. Ada apa emangnya?" Tanya Taeyong, yang tau akan maksud dari basa-basi Jeno.
"Aku sama Jaemin mau keluar. Mau beli buku dan peralatan sekolah lainnya. Sekalian makan malam di luar. Mommy mau ikut, atau di sini aja?" Tanya Jeno yang berisikan ajakkan.
"Mommy di sini aja Jen. Mommy capek, dan mau istirahat saja. Sebentar lagi juga Mommy bakalan tidur." Tolak Taeyong, akan ajakan Jeno.
"Oh yaudah kalau begitu. Jeno sama Jaemin pergi ya Mom." Pamit Jeno, yang langsung menutup kembali pintu yang telah ia buka.
"Gimana Jen?" Tanya Jaemin kepada Jeno yang saat ini tengah menatap dirinya, begitu pintu sudah tertutup rapat.
"Mommy mengizinkannya." Jawab Jeno, yang langsung mendapatkan pekikkan tertahan dari Jaemin.
"Ayo!" Seru Jaemin, yang langsung menarik Jeno keluar rumah mereka.
Sampai di depan, mereka lebih memilih untuk menggunakan taksi, karena kendaraan mereka tidak ada di sini.
Di selama perjalanan, Jeno dan Jaemin hanya diam. Menikmati pemandangan kota Jakarta, yang baru pertama kali ia lihat. Taeyong memang benar! Jakarta itu gak ada bedanya sama Seoul. Yang berbeda hanyalah awannya saja. Awan di Jakarta sangat indah di banding Seoul. Dan juga cuaca! Cuaca di jakarta 2 kali lebih panas di banding Seoul.
Sampai akhirnya mereka tiba di salah satu mall terbesar di Jakarta. Baik Jaemin dan Jeno langsung turun, setelah memberikan ongkos kepada supir taksi. Setelahnya, mereka langsung masuk ke dalam mall.
Mereka langsung bergegas menuju toko yang menjual peralatan sekolah. Mereka memutuskan untuk membeli peralatan sekolah terlebih dahulu, setelah itu makan.
Sampai di toko peralatan sekolah, mereka langsung mengambil buku yang mereka perlukan, dan peralatan sekolah lainnya seperti pulpen, pensil, penggaris, rautan, penghapus, correction tape, label, sticky note, stabilo, dan yang lainnya.
Sampai akhirnya mereka tiba di bilik yang mana Jaemin ingin mengambil stabilo. Warna kuning adalah warna kebanggan Jaemin. Dan ya, semua yang Jaemin beli itu harus ada unsur warna kuningnya. Pulpen yang ia beli juga ada warna kuningnya, selain warna hitam. Jaemin itu maniak kuning.
Dan ya! Ketika sampai di bilik stabilo, ia melihat stabilo warna kuningnya itu tinggal 1. Ia langsung saja menggerakkan tangannya untuk mendapatkan stabilo berwarna kuning itu.
Niatnya ingin mendapatkan stabilo ini dengan mudah, ternyata ia salah! Stabilonya juga di pegang oleh orang lain. Membuat pandangannya langsung berubah. Dari menatap stabilo, menjadi menatap orang yang ada di hadapannya.
"Aku duluan yang ngambil. Jadi, lepaskan ini." Pinta Jaemin dengan bahasa Koreanya.
Wanita yang ada di hadapannya tidak mengerti. Tapi ia tidak akan melepaskan stabilo ini. "Gue gak ngerti lo ngomong apa, yang jelas gue gak akan ngelepasin stabilo ini!" Kekeh wanita yang ada di hadapan Jaemin, dengan bahasa negaranya sendiri, Indonesia.
Dan terjadilah acara tarik-menarik antara Jaemin dan wanita yang ada di hadapannya ini. Mereka saling tidak mau melepaskan satu sama lain.
"Markeu.... bantuin aku. Tolong ngomong ke cewe gila ini pakai bahasa Inggris, kalau aku menginginkan stabilo ini, karena tugasku yang mengharuskan aku membeli ini." Pinta wanita itu dengan rengekan.
"Apa yang akan kamu berikan kepadaku, kalau aku melakukan apa yang kamu pinta, Lee Haechan. ?" Tanya Mark, kepada wanita yang bernama Lee Haechan ini.
"Ciuman plus cuddle. Tolong aku Mark Jung." Pinta Haechan, dengan tatapan penuh permohonannya.
Senyum cerah Mark terbit. Ia langsung menolong Haechan, setelah mendapatkan tawaran menarik dari Haechan. Ia langsung bicara memggunakan bahasa Inggrisnya. "Bisakah kamu memberikan stabilonya kepada kekasihku? Dia sangat membutuhkan ini." Pinta Mark dengan bahasa Inggrisnya yang sangat fasih.
Jaemin yang mendengar itu malah terdiam. Ia langsung menatap Jeno, untuk meminta bantuan kepada Jeno. Tapi apalah gunanya Jeno, kalau Jeno juga gak bisa bahasa Inggris.
"We Can't speak English." Jawab Jeno seadanya, dengan bahasa Inggrisnya yang sangat jauh dari kata fasih, apalagi pasif.
"Mampus! Mereka gak bisa bahasa Inggris!" Seru Haechan, yang paham akan ucapan Jeno.
Haechan langsung menyuruh Mark agar mereka mau bersuit dengan Haechan. Yang kalah, harus merelakan stabilonya.
Mark langsung menggunakan bahasa tubuhnya, untuk menjelaskan kepada dua orang di hadapannya ini, yang tidak bisa Bahasa Indonesia, maupun Bahasa Inggris.
Jeno dan Jaemin yang melihat bahasa tubuh Mark, mereka berdua mengerti. Jaemin mengangguk setuju, untuk bersuit bersama. Dan ya, mereka berdua akhirnya bersuit.
Dan apakah kalian bisa menebak siapa yang menang, dan mendapatkan stabilo yang mereka rebutkan? Ya! Jawaban kalian benar! Master dari segala macam game, permainan, hingga taruhan ini yang menjadi pemenangnya. Siapa lagi kalau bukan Lee Haechan. Wanita yang tidak pernah kalah.
Haechan langsung bersorak ria, dan menarik stabilonya. Ia langsung mengucapkan gumawo dan kamsahamidah kepada wanita yang ada di hadapannya ini. Karena dua kata itu yang sering di sebutkan dalan drama korea yang ia tonton bersama sahabatnya Renjun.
Sementara Jaemin langsung merengut kesal, karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Jeno yang melihat itu pun langsung terkekeh, dan mengusak surai rambut Jaemin secara gemas. "Nanti aku belikan yang banyak. Jadi, tidak usah bersedih seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION 2 - JAEYONG
FanfictionMISSION 2, KELANJUTAN CERITA DARI MISSION INI CERITA KHUSUS JUNG FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, JUNG JAEHYUN, LEE TAEY...