Mendengar pertanyaan mengenai kabar dari Jaehyun, Taeyong langsung menoleh. "Jauh lebih baik. Anda sendiri bisa melihatnya dengan jelas bukan?" Ujar Taeyong, di iringi senyuman manisnya.
"I glad to hear that. Aku senang bahwa kamu jauh lebih baik. Maafkan aku karena tidak bisa menjaga-mu." Ujar Jaehyun, yang benar-benar senang bahwa Taeyong jauh lebih baik.
Sementara Taeyong dapat melihat sorot mata penuh penyesalan yang Jaehyun perlihatkan. Walaupun wajahnya Jaehyun saat ini tengah tersenyum menatap wajahnya. Tapi sorot mata Jaehyun tidak bisa berbohong.
'Yak Lee Taeyong! Apa yang kamu pikirkan?!' Seru Taeyong begitu pikirannya sudah merasa kasihan kepada Jaehyun. Padahalkan di sini yang perlu di kasihani itu dia?! Tapi kenapa sorot matanya Jaehyun minta di kasihani?!
"Anda tidak punya tanggung jawab untuk melindungi diri saya, Tuan Jung. Kalau anda lupa, kita tidak punya hubungan apapun, Tuan Jung." Ujar Taeyong dengan sikap tenangnya, walaupun ucapannya sangat menusuk Jaehyun.
Jaehyun tersenyum. Ia sempat lupa kalau wanita yang ada di hadapannya saat ini sangat pintar bersilat lidah. "Tentu saja kita punya. Mark yang menjadi penghubung kita supaya terikat. Apakah kamu lupa bahwa kita mempunyai Mark?" Ujar Jaehyun, dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang Taeyong, tapi langsung Taeyong tepis tangan Jaehyun dari pinggangnya.
'Lupa dengan Mark? What The Hell! Bagaimana aku bisa lupa, kalau setiap malam aku selalu memimpikan Mark?! Rasa bersalah terus menghantui diri-ku, karena aku tidak bisa membawa Mark pergi bersama dengan diriku. Atau lebih tepatnya aku kalah dalam peperangan yang sedang aku hadapi kemarin.' Gumam Taeyong, atas ucapan Jaehyun. Tidak mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya. Dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di hadapan Jaehyun.
"Kamu benar-benar melupakannya?" Seru Jaehyun kembali, karena melihat Taeyong yang terus terdiam. Tidak menanggapi ucapannya. Lebih tepatnya dia memancing Taeyong, agar Taeyong mau bicara dengannya. Sungguh, saat ini ia hanya ingin berbicara dengan Taeyong. Berbicara apa saja, supaya dia bisa mendengar suara Taeyong yang selama ini dirinya rindukan. Walaupun balasan yang Taeyong berikan atas ucapannya itu sangat sakit.
"Lupa? Bukankah seharusnya itu yang saya tanyakan kepada anda? Anda tidak lupa kan, kalau anda ini memiliki anak laki-laki yang harus anda urus?" Tanya balik Taeyong.
Jaehyun mengangguk penuh yakin. "Tentu saja. Aku merawat anak kita dengan sangat baik. Dia tumbuh dengan baik, dan juga memiliki hati yang sangat baik seperti dirimu." Ujar Jaehyun.
"Saya senang mendengarnya. Saya senang bahwa anak aku tumbuh dengan baik. Jaga dia Tuan Jung, jangan sampai dia kenapa-napa, sebelum saya datang untuk mengambil kembali dirinya." Seru Taeyong, dengan senyuman yang penuh arti, yang dia tunjukkan kepada Jaehyun.
Jaehyun langsung menaikkan kedua alisnya, pura-pura terkejut akan ucapan Taeyong. "Kau akan mengambil kembali anak kita? Bagaimana caranya? Kau hanyalah seorang sekertaris, Nyonya Jung. Daripada kau bersusah payah untuk mengambil kembali anak kita, lebih baik kau tinggal dengan-ku. Kita hidup bersama di dalam satu rumah. Bukankah itu terdengar lebih baik? Tenaga serta uang yang kau keluarkan juga lebih sedikit. Bukan begitu, Nyonya Jung?" Ujar Jaehyun, yang memang sengaja memancing amarah Taeyong. Entah kenapa dia suka ketika melihat Taeyong yang kesal, atau yang tengah marah.
"Nyonya Jung?" Gumam Taeyong, begitu Jaehyun menempatkan marga Jung di namanya.
Sedangkan Jaehyun yang mendengar gumaman Taeyong, ia langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, Nyonya Jung. Bukankah itu terdengar sangat baik? Marga Jung sangat pantas di sandingkan dengan nama-mu." Seru Jaehyun.
Taeyong langsung berpose layaknya orang yang sedang berpikir. Sebelum akhirnya tatapannya berganti menatap Jaehyun. "Bukankah marga Nakamoto lebih layak dan lebih pantas di sandingkan dengan nama-ku? Nakamoto Taeyong, terdengar lebih baik di banding Jung Taeyong, bukan? Bahkan dari berbagai hal, Nakamoto lebih baik dari Jung. Kalau ada yang lebih baik, kenapa tidak di pakai?" Ujar Taeyong dengan seringaiannya.
"Ah, jadi benar kalau kau ini ingin menikah dengan Tuan Nakamoto?" Tanya Jaehyun, dengan mimik wajah yang sudah berubah, begitu nama Nakamoto yang terucap di bibir Taeyong.
"Kenapa anda sangat penasaran sekali akan hal ini?" Tanya Taeyong, yang lebih memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Jaehyun.
"Tentu saja aku sangat penasaran akan hal ini. Aku ingin melihat siapa lawanku, agar aku bisa mencari kelemahan akan lawan yang sedang aku hadapi." Ujar Jaehyun, dengan tatapan yang penuh dengan keseriusan.
Ia sangat serius menghadapi rintangan terbesar, sekalipun itu dari keluarga Nakamoto. Ia akan berusaha sekuat tenaga agar Taeyong-nya tidak jatuh ke dalam pelukkan keluarga Nakamoto. Ia akan berusaha sekuat tenaga, agar Taeyong bisa kembali bersama dengan dirinya.
"Lawan? Sepertinya kata lawan tidak pantas di sandingkan untuk keluarga Nakamoto. Keluarga Nakamoto bukan lawan yang tepat untuk keluarga Jung. Anda sendiri sangat tau bukan, siapa keluarga Nakamoto?" Seru Taeyong, yang langsung menunjukkan wajah pongahnya.
"Tidak ada kata yang tidak pantas untuk keluarga Jung. Apalagi kalau ini menyangkut dirimu. Aku akan berusaha sekuat tenaga, supaya orang lain tidak mengambil dirimu dari diriku." Ujar Jaehyun dengan penuh kesungguhan di setiap kalimatnya. Taeyong juga dapat merasakan itu. Merasakan kalimat kesungguhan dari ucapan Jaehyun. Bahkan dari sorot matanya juga ia dapat melihat kalau Jaehyun sedang serius saat ini.
"Ah seperti itu ya? Anda ini orang yang sangat yakin ya Tuan Jung." Ujar Taeyong.
"Karena tidak ada yang tidak mungkin di dalam kamus-ku. Apalagi kalau itu menyangkut dirimu. Tidak ada yang tidak mungkin di dalam hidupku, kalau itu menyangkut dirimu." Balas Jaehyun.
"Ah kalau begitu selamat berusaha. Saya hanya bisa diam saja, dan tinggal memberikan undangannya kepada anda bukan? Ingin melalui email, atau di kirim secara langsung?" Tanya Taeyong, dengan wajah sok polos yang saat ini sedang ia tunjukkan.
Mendengar ucapan Taeyong, membuat Jaehyun terdiam sejenak. Tapi tubuhnya tidak berhenti untuk mengikis jarak di antara dirinya dan juga Taeyong. Sampai akhirnya tidak ada jarak di antara mereka berdua. Jaehyun langsung mengerahkan tangannya untuk mengangkat dagunya Taeyong, agar dirinya bisa menatap manik mata Taeyong yang terlihat sangat bersinar malam ini. Perlahan ia majukan wajahnya, sehingga menyisahkan jarak beberapa inci dari wajahnya Taeyong.
"Tidak ada yang namanya undangan, kecuali undangan pernikahan kita Jung Taeyong." Ujar Jaehyun dengan suaranya yang sangat rendah, yang terdengar sangat seksi di telinga Taeyong.
Langsung saja Taeyong lebih mendekati wajahnya Jaehyun. "Di dunia ini tidak ada yang namanya kecuali, Tuan Jung." Ujar Taeyong, yang langsung mencium bibirnya sekilas, sebelum akhirnya pergi dari hadapan Jaehyun, menuju Eunwoo yang sudah sedari tadi berbincang dengan beberapa kolega.
Tanpa mereka berdua sadar, bahwa saat ini ada seseorang yang sedari tadi melihat ke arah mereka berdua, dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION 2 - JAEYONG
FanfictionMISSION 2, KELANJUTAN CERITA DARI MISSION INI CERITA KHUSUS JUNG FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER, JUNG JAEHYUN, LEE TAEY...