Bab 1

52 6 0
                                    

"Lena!! Aduh putri mamah ini, ayo sarapan, Hoshi dan Mracell udah dibawah tuh nungguin kamu." Hanna, membuka pintu kamar Lena yang kini tengah sibuk mengikat rambut panjangnya di depan cermin membuat sang mama tersenyum.

"Iya bentar, tumben datang pagi banget." keluh Lena sedikit sebal.

"Ya udah, mama tunggu dibawah ya?" 

Lena mengangguk kecil, setelah melihat tampilannya yang sudah rapi dia segera beranjak tak lupa membawa tas dan jas almameter yang sengaja tak dia gunakan langsung.

"Pagi Mam, pagi Dad." Begitu turun dan menuju meja makan besar, Lena mengecup lembut pipi kedua orang tuanya, sebuah kebiasaan sejak dirinya masih kecil dan setelahnya duduk disamping Hoshi.

"Pagi, ayo sarapan nggak usah malu-malu." ujar Hoshi santai dengan mengangkat sandwitch yang dinikmatinya, membuat kedua orang tua Lena tertawa geli sedangkan sang putri mendengus kecil.

"Bagaimana sekolah kalian? Betah kan disana?" tanya Kiano, ayah Lena.

"Betah dong om, lagian kita juga udah mulai mengikuti klub, makin betah." kali ini Marcell lah yang menjawab.

"Sudah memilih mau masuk apa?" tanya Hanna.

"Kita brempat maunya sih masuk klub basket, itupun kalau Jared nggak mager." jawab Hoshi seolah mengadu tingkah sahabat baiknya itu.

"Lena sendiri mau ambil apa?"

Lena yang tengah menuangkan susu di dalam mangkuk serealnya segera menoleh.

"Belom tau, belom keliling juga buat lihat-lihat ada klub apa aja." jawab Lena.

"Gimana sama mading, lo kan suka nulis?" tanya Hoshi santai.

"Atau Musikal?" lanjut Marcell tanpa mengalihkan tatapannya dari nasi gorengnya itu.

Lena sendiri menghembuskan napas panjang, dia juga bingung ingin memilih apa, meskipun sudah satu bulan berlalu semenjak hari penyambutan siswa baru itu dan kini mereka sibuk memilih klub apa yang ingin mereka masuki, begitupun dengan dirinya yang jujur saja cukup bingung, karena mungkin banyak yang menarik perhatiannya itu?

"Dipikirkan saja dulu, terlebih mengikuti klub jika hati tak sesuai akan cukup merepotkan jadi jangan buru-buru memilih." ujar sang ayah lembut, membuat Lena tersenyum penuh terima kasih.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka akhirnya berpamitan dengan kedua orang tua Lena setelah sang mama memberikan satu box sandwitch untuk yang lain nikmati dijalan.

Lena memilih duduk disamping Marcell yang kini bertugas mengendarai mobil, memang setiap hari mereka bergilit untuk menjemput yang lain dan juga bergilir mengendarai mobil  seperti saat ini mereka siap menjemput Jerry dan Jared yang rumahnya tak cukup dekat.

"Na, lagi dong!" Lena menoleh dan melihat Hoshi yang meminta sandwitch dipangkuannya itu.

"Banyak banget sih makan lo!" dengus  Lena meskipun begitu dia tetap membukanya agar Hoshi mudah mengambil sandwitch itu.

"Masakan mama lo enak banget sumpah, beda sama bi Rumi dirumah." ya begitulah alasan para sahabatnya itu, karena memang tiga dari empat orang yang memasakkan mereka dirumah adalah pengurus rumah, bukan ibu mereka yang kebanyakan bekerja.

"By the way, kok lo nggak ngajak Aiko bareng kita?" tanya Lena bingung.

"Katanya udah di jemput temen." kali ini Marcell yang menjawab, padahal Aiko sendiri merupakan adik kandung Hoshi bukan adiknya Marcell,  tapi Aiko sendiri memang sangat dekat dengan Marcell yang lebih memanjakannya, karena Marcell sendiri juga seperti dirinya tak memiliki saudara.

WHO'S THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang