Bab 7

17 3 0
                                    

Jika kemarin Lena mengantar Hoshi membelikan hadiah untuk Aiko, kali ini yang meminta bantuannya adalah Jerry. Cowok itu tak berani meminta Yuki, sang kekasih untuk mencarikan sesuatu untuk Aiko, ah entahlah jika menyangkut nama Aiko dan Yuki menjadi satu, Jerry benar-benar merasa menjadi sosok jahat. Tapi tebak, Jerry yang sudah buntu malah membawa Lena mencari hadiah untuk Aiko di toko bunga.

"Trus lo mau ngasih dia apa? Setangkai mawar merah meskipun lo udah ditolak? Atau bunga tulip kuning sebagai simbol persahabatan?" ujar Lena malas, lebih tepatnya tak habis pikir akan Jerry yang mengajaknya kesini.

"Ya, gimana gue juga bingung. Bisa lo bayangin, gue nyari hadiah buat cewek yang gue sukai dengan statusnya pacar orang dan gue pun punya pacar? Gue bahkan nggak tau harus ngasih apaan sumpah." keluh Jerry merasa frustasi, dia cukup bersyukur toko bunga yang dia kunjungi tak ramai. Meskipun rasa syukurnya ini pastilah bukan yang diinginkan sang penjaga dan pemilik toko tersebut.

"Trus apa dong? Gue ikut bingung, by the way kapan lo jemput Yuki buat satnight?" tanya Lena menatap jam dipergelangan tangan kirinya itu.

"Nanti jam jam enam lebih deh, dia bilang jam tujuh soalnya dan gue nggak mau telat." Lena mengangguk pelan seraya menatap sekeliling, akan sayang jika sudah masuk tapi tak membeli apapun jadi dia memilih untuk mengambil tiga tangkai mawar merah muda dan meminta untuk dirangkai dengan cukup simple tapi indah.

"Buat siapa?" tanya Jerry aneh.

"Yuki, dia juga seharusnya mendapat perhatian kecil lo, lo udah disini dan nggak nemu kan sesuatu yang cocok buat dikasih ke Aiko so buat Yuki aja." terang Lena seolah menyadarkan Jerry, jika Yuki juga pantas mendapatkan apa yang ingin Jerry berikan ke Aiko.

Keduanya memilih untuk menunggu di depan, sekaligus melihat tanaman-tanaman lain yang terpajang, hingga tanpa sadar tatapan Lena jatuh pada toko sebelah dimana ternyata menjual berbagai jenis kaktus hias. Seolah mendapatkan ide, gadis itu segera menyeret Jerry memasuki tolo sebelah tersebut.

"Ini yang kita cari!" terang Lena dengan sepasang mata berbinar, dia yakin Aiko akan senang dan bahkan tanaman tak akan memberi simbol cinta kecuali bunga bukan? Itulah yang menjadi fokus Lena, agar hadiah Jerry tak ada kaitannya dengan perasaan cowok itu.

"Kaktus?" tanya Jerry tak yakin.

"Yup, lo pilih yang paling bagus menurut lo dan kasih ke Aiko sebagai hadiah. Gue yakin dia suka dan akan nerima itu, tenang aja dia nggak akan berpikir itu hadiah istimewa." terang Lena meyakinkan, meskipun ragu tapi akhirnya Jerry mengikuti saja.

Dia sibuk memilih, bagitupun dengan Lena bahkan beberapa kali dia memotret yang menurutnya imut atau bagus, membaginya dengan Jena yang sejak tadi juga memantau dari roomchat pribadi keduanya.

Lena menatap sekumpulan kaktus itu dalam diam, tetapi ingatannya berlabuh pada sosok Rendi. Ah, apa dia juga harus membelikan Rendi kaktus, tapi jika lelaki itu bertanya tujuan memberinya apa?

Uh, apalagi keduanya juga sudah berpisah cukup lama pastilah akan sedikit canggung. Lena menghembuskan napas panjang.

Oke perlahan saja, dia meyakini diri sendiri. Perlahan saja mendekati Rendi seperti dulu, pasti akan lebih mudah dan satu hal, jangan sampai keempat sahabatnya tahu lebih awal atau mereka akan merecokinya. Itu yang terpenting.

*****

DOR

Lena dan Jared seketika menoleh dan menatap datar Hoshi yang baru saja meletuskan balon yang masih dia tiup, membuat si pelaku hanya cengengesan tidak jelas membuat Lena kesal saja.

"Sorry, terlalu bersemangat gue!" ujar Hoshi, akhirnya dia memilih untuk kembali meraih balon lainnya meskipun sudah Lena peringatkan untuk menggunakan alat saja daripada ditiup secara langsung.

Kini ketiganya memang tengah berada di taman belakang rumah Hoshi, dekat dengan kolam renang. Hoshi sengaja meminta para pelayan untuk memindahkan meja makan di luar, agar terasa pestanya. Dan kini mereka tengah menghias apa adanya saja, toh juga hanya untuk makan bersama antara mereka dan juga teman-teman Aiko itupun tak banyak kata gadis itu.

Jadi, Hoshi merasa tak perlu untuk mendekor berlebihan kan.

"By the way, Aiko punya temen baru. Unik orangnya." ujar Hoshi memecah keheningan lagi, ah inilah tak enaknya hanya bertiga dengan duo introvert, sulit diajak gibah apalagi kalau tidak mood.

"Siapa?" tanya Jena tanpa menoleh, dia sibuk memotong daging untuk pesta barbeque mereka ini.

"Mona, gue yakin kalian pasti shock liatnya."

"Cantik? Naksir ya?" goda Lena seketika.

"Lo nggak akan bilang gini kalau tau aslinya." balas Hoshi penuh dramatisir.

Jared hanya mengangkat bahu santai, seolah tak begitu peduli dengan ucapan sahabatnya itu, saat bersamaan, Lena melihat ponsel miliknya yang diatas meja bergetar dan berkedip berkali-kali, menandakan ada telepon masuk. Mengerutkan dahi Lena menerima panggilan itu yang tak lain dari sosok Jerry.

"Kenapa Jer?" tanya Lena dengan masih fokus menyatukan beberapa balon menjadi satu ikatan.

"Gue otw kesana, sama Yuki nggak papa kan?" tanya Jerry aneh.

"Ya gapapa dong, makin banyak orang makin seru kali!" jawab Lena semangat, Jerry hanya bergumam pelan dan menutup sambungan itu cepat membuat Lena menatap ponselnya heran.

"Napa tuh anak?" tanya Hoshi.

"Tau deh, dia mau kesini sama Yuki." ucapan Lena itu mengundang Jaed dan Hoshi saling berpandangan aneh, seolah keduanya bisa saling memahami kenapa Jerry kelihatan aneh. Tentu saja siapa yang tak aneh, disatu sisi dia harus datang keacara ulang tahun Aiko dimana Aiko lah yang Jerry sukai dan Jerry pasi juga tahu jika pacar Aiko pun datang. Gimana tak ambyar itu perasaannya.

"Gue kadang heran sama Jerry, kalau memang dia belum bisa move on ngapain sih nerima Yuki." ujar Hoshi heran.

"Kan gue juga udah bilang, sahabat lo aja yang terlalu baik, kalau udah gini ya bingung juga, gue jadi kasihan sama Yuki." terang Lena mengerucutkan bibirnya.

"Apa mungkin Jerry cuma mau nunjukkin ke adek gue kalau dia bisa move on gitu?"

Kali ini Lena mendengus kesal, jika itu yang Jerry pikirkan jadi dia terlalu egois. "Kalau sampai gitu, dia udh kebangetan. Aiko nolak dia juga baik-baik jadi untuk apa sok-sok pamer pacar gitu? Buat Aiko cemburu atau cuma ngasih tau kalau dia dapat yang lebih baik, kalau dia sampai mikirin gitu, anjir gue bakal pukul dia!" ujar Lena berapi-api, merasa tak terima jika semua yang Jerry dengan alasan Aiko, sahabat yang dianggap adiknya itu tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu, begitupun dengan Yuki. Sama saja Jerry seolah mempermainkan kedua teman gadisnya itu.

"Bagaimana jika Jerry cuma mau melupakan Aiko secepat mungkin? Mungkin terkesannya sangat jahat dengan jadiin Yuki pelampiasan, karena mungkin dia juga bingung menghadapinya." kali ini suara Jared lah yang mengalun tanpa menatap Lena dan Hoshi.

"Jadi, lo belain sikap Jerry yang keliatan brengsek gitu?" tanya Lena tak percaya, Jared seketika terkekeh ringan.

"Coba dibalik, gini, anggap aja gue suka sama lo tapi lo pacaran sama Hoshi. Lo nolak gue baik-baik, tapi apa kita bisa balik sahabat kayak biasanya? Kemungkinannya kecil, jadi pasti gue akan berusaha ngelupain lo dengan cara pacaran sama yang lain dan keadaan kita bisa seperti biasa karena pasti lo juga ngerasa nggak enak begitupun dengan Hoshi." terang Jared kini menatap Lena lekat, membuat gadis itu hampir saja merasakan gugup, sebuah perasaan yang aneh.

"Ya contohnya jangan kita juga kali, geli tahu!" ujar Lena mencoba mengabaikan wajahnya yang terasa memerah malu, sebelah tangannya digunakan untuk memukul pundak Jared yang tertawa lebar, merasa senang menggoda gadis itu.

Sedangkan diseberang mereka, Hoshi hanya terkekeh kecil tapi dia tahu pasti apa maksud Jared.

Sulit memang jika menyukai sahabat sendiri, sial.

TBC



WHO'S THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang