Leona melihat pantulan diri di cermin dengan wajah berkerut. Pasca West memutuskan untuk menjawab telepon dari Mark, ia menjadi kesal sendiri. Wanita itu tidak suka jika bulan madu yang singkat harus diganggu dengan panggilan dari pria yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya.
Jari-jari ramping Leona bergerak melepaskan anting mutiara dari telinga satu per satu. Kemudian jepit rambut yang menghias pinggir kepala bagian kanan. Dia melirik sebentar ke arah pintu kamar. Ternyata West masih berbincang dengan Mark. Semakin membuatnya kesal.
Wanita itu bergerak menuju lemari, tempat barang-barang berada. Cassie telah meletakkan semua kebutuhannya di sana tadi pagi. Leona mengambil tas berukuran kecil, tempat perlengkapan make-up.
Dia mengeluarkan serangkaian alat pembersih make-up untuk menghapus semua riasan di wajah. Leona masih kesal dengan West sampai seluruh make-up hilang tak bersisa di paras tirusnya.
"Leona," panggil West memasuki kamar dengan raut wajah panik.
Wanita itu hanya melihat sekilas, kemudian mengalihkan pandangan lagi ke arah kaca.
"Sepertinya kita harus kembali ke Earth Ville sekarang," cetus West meski tidak mendapat respons dari istrinya.
Leona melempar kapas penuh kotoran make-up secara asal ke bawah. Tangannya sekarang berada di pinggang kiri. Dia menarik napas dalam, berusaha menahan diri untuk tidak marah kepada West karena bulan madu mereka harus terusik sekarang.
"Jangan bilang kalau Mark ingin bertemu dengan Tatiana," tanggap Leona dengan rahang mengeras.
Kepala West bergerak ke atas dan bawah. "Dia ingin berkunjung ke klinik besok pagi."
Tawa singkat keluar dari bibir Leona. Dia mengalihkan pandangan ke arah lain, sebelum kembali melihat West.
"Kita baru saja menikah dan sekarang akan berbulan madu, West," cicitnya kesal.
"Aku tahu, Sayang. Tapi kalau kita tidak menemuinya, semua bisa berakibat fatal."
Leona melipat kedua tangan di depan dada. "Kita bisa katakan sedang berada di luar kota dan baru kembali lima hari lagi. Masalahnya di mana?"
"Ini tidak sesederhana yang kau pikirkan, Sayang. Tidak ada siapa-siapa di klinik sekarang. Kosong. Kita harus mengisi barang-barang setidaknya beberapa dulu," jelas West berusaha membuat Leona mengerti.
Wanita itu mendesah sebal seraya memutar bola mata. "Lalu darimana kau akan mendapat peralatannya dalam waktu singkat?"
"Aku sudah menghubungi jasa sewa peralatan kecantikan, tinggal membawa ke klinik sebelum kunjungan Mark."
"West." Kali ini Leona melihatnya dengan tatapan memohon. "Tidak bisakah kita berikan alasan lain kepadanya? Baru saja Cassie memintaku untuk tidak memikirkan hal ini, tapi sekarang kita harus terusik oleh Mark."
"Ini malam pertama kita. Bulan madu kita," sambungnya lagi setengah frustasi.
West menghela napas berat sembari menarik tangan Leona, sehingga tubuh mereka merapat. Dia memeluk erat sang Istri dengan penuh kasih sayang. Baginya, kunjungan Mark bisa memperlancar urusan mereka ke depan. Dengan adanya site visit, pria itu bisa lebih yakin jika klinik yang dimiliki Tatiana bukan fiktif.
"Aku tidak ingin kita bertengkar hanya karena pria itu," gumam Leona di depan dada West.
Pria itu mengangguk paham. Dia juga ingin berbulan madu beberapa hari tanpa diganggu oleh urusan pekerjaan, tapi hal ini juga tidak kalah penting.
"Aku berjanji, setelah misi selesai, aku akan membawamu mengunjungi Mount Everest. Kita akan berbulan madu di sana menikmati dinginnya puncak gunung tertinggi itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Membalas Perselingkuhan Suamiku [TAMAT]
RomanceFollow dulu akun penulis sebelum membaca yuk! ^^ *** Leona harus menelan pil pahit setelah melihat perselingkuhan suaminya, Mark, dengan perempuan muda. Perubahan bentuk tubuh dan tidak kunjung mendapatkan anak menjadi penyebab lelaki itu berpaling...