02

8 7 0
                                    


Ramein ya.

2: long time no see!



"Baik pak, baik, saya sedang dalam perjalanan menuju bandara pak, iya pak terimakasih."

Angel menghela nafasnya yang entah keberapa kalinya, plis deh, dia ini sekertaris, ya walaupun dia tahu pekerjaan seorang sekretaris itu adalah menuruti apa yang di perintah dari bos-nya, tapi masalahnya ini diluar jam kerja.

Yeah, Sekarang itu waktunya dia pulang kerumah, bertemu dengan Milo, bukan ke bandara untuk menjemput bos yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Lagi lagi angel menghela nafasnya sebelum
Membenarkan sedikit tampilannya dan bergegas melajukan mobilnya lagi.

dan setelah sampai Disana angel celingak-celinguk mencari keberadaan bos nya itu.

Tapi percuma saja, dia tidak tahu postur badan apalagi wajahnya.

Mau tak mau Angel harus menghubungi kembali pak Bagas— sekertaris pribadi bos nya untuk meminta Poto atau ciri-ciri bos yang akan dia temui itu.

"Maaf pak boleh saya minta tolong,
tolong kirim Poto pak bos atau mungkin ciri cirinya pak, soalnya saya tidak tahu—"

Belum sempat angel melanjutkan ucapannya, seseorang dari belakang menepuk pundaknya, angel yang terkejut segera berbalik dan dengan mata yang sedikit melotot, bibir terbuka, angel menatap horor orang yang menepuk pundaknya ini.

"zay?!,"



💅


"Bisa tolong segera jalankan mobilnya?." Suara berat nan datar itu segera membangunkan Angel dari lamunannya.

Angel melirik orang yang duduk disebelahnya, mengerjapkan matanya berkali-kali untuk membenarkan apa benar orang yang duduk disebelahnya ini adalah Zayden, bosnya??

Sial.

Matanya tak bermasalah, memang benar dia Zayden, Zayden Alvaro, orang yang ingin dia jauhi.

Sial.

Kenapa dia bisa berurusan lagi dengan lelaki ini dengan status yang berbeda, sebagai atasan dan bawahan.

Hingga deheman yang kembali terdengar di telinga angel bisa menyadarkan angel kembali dari lamunannya,

Saat ingin menjalankan mobilnya angel terkejut karena ada sebuah tangan yang terulur terlebih lagi Zayden yang mendekat kearahnya membuat Angel refleks menginjak rem mobilnya dengan kuat.

Angel menahan nafas saat mendengar lagi suara berat nan datar itu.
"Jangan ceroboh,"

Tangan itu dengan tak santainya mengambil seatbelt dan memasangkannya.

"Sangat terbalik bukan, seharusnya sekertaris lah yang memakaikan ini pada bos nya, betul Clau?,"

Zayden Semakin tersenyum miring saat melihat angel diam saja, dia tahu wanita itu sedang salah tingkah sekarang.

💅


Angel ikut turun dari mobilnya saat mereka sudah sampai di apartemen Zayden.

"Bapak sudah sampai dengan selamat, saya permisi kalau begitu, selamat malam."
Angel berbalik buru buru ingin kembali ke mobilnya tapi sayangnya dia langsung berhenti saat suara itu mengganggu pendengarannya lagi.

"Saya lapar."

Angel dengan terpaksa berbalik, dia tersenyum paksa.
"Didepan apartemen bapak ada cafe yang masih buka, silahkan kesana kalau memang bapak sedang lapar."

Zayden mengendus, "kenapa saya harus repot repot kesana, sedangkan disini ada sekertaris saya?."

Zayden tersenyum miring, dan angel tersenyum paksa.
"Sayangnya saya harus pulang sekarang karena ada yang nunggu saya disana, jadi mohon maaf."

"Saya tidak peduli, cepat buatkan."

Angel berdecak, menatap sinis pada Zayden.
"pliss deh, gue mau pulang." Angel tak sadar bila nada bicaranya seperti merengek.

Zayden menahan senyumnya.
"Kamu tahu saya benci penolakan."


💅

       

  Angel menghidangkan nasi goreng biasa yang dia buat untuk Zayden.

Biarlah dia suka atau tidak, dia tidak peduli.

Zayden tanpa basa basi lagi mengambil nasi goreng itu, memakannya dengan lahap.

"Sudah kan pak, boleh saya pergi sekarang?."

"duduk,"

Angel benar benar ingin meledak sekarang, sialan.

"Duduk Claudia." kali ini dengan suara yang berat Zayden berbicara karena angel tak kunjung duduk.

"Stop panggil saya Clau, kita tidak saling mengenal, jangan caper."

Zayden tersenyum tipis, " i don't care."

"Mau apa lagi sih? gue mau pulang."

"Jadi seperti ini sikap kamu terhadap atasan?." Dengan santai Zayden berbicara.

Angel menghela nafas berat, sial, Zayden sangat cerewet.

"Iya pak maaf, ada perlu apa lagi ya?." Masih berusaha untuk tetap santai dan tidak emosi agar segera bisa keluar dari sini.

"Jangan panggil saya bapak, saya tidak setua itu."

Kali ini angel Tersenyum mengejek.
"25 tahun sudah bisa disebut tua, pak Zayden."

Zayden hanya menanggapinya dengan santai, ia tetap menikmati nasi goreng yang sudah lama dia tidak merasakannya, ditambah lagi untuk pertama kalinya setelah sekian lama dia bisa merasakan masakan angel lagi.

Tidak ada yang berubah, masih sama, dan tetap sama.

Dering ponsel mengalihkan antensi mereka berdua, angel merogoh ponselnya dengan antusias, akhirnya dia punya alasan untuk pulang sekarang.

"Akmal?." Walau dengan pelan angel berbicara, Zayden masih tetap mendengarnya.


Cih, selalu saja lelaki itu mengganggunya.





Bersambung....

Ekspresi Angel ketika gak boleh pulang sama pak bos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ekspresi Angel ketika gak boleh pulang sama pak bos.

We're don't done yetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang