04

5 3 0
                                    

Ramein ya!

4: kilasan masa lalu.




Angel dan Zayden mempunyai kenangan baik maupun buruk bersama, ingatan masa lalu yang masih saja berbekas diingatan mereka berdua.

Zayden pergi tanpa menjelaskan semuanya.

Dia pergi begitu saja, Meninggalkan dirinya.

Zayden.

Ya, pria itu pernah berperan penting dikehidupanya, ia kira hari itu benar benar akhir untuk mereka berdua, tapi ternyata tidak.

Zayden kembali padanya, setelah 5 tahun hilang bagai ditelan bumi.

Setelah kejadian itu, zayden adalah seseorang yang harus dia Hindari, tapi kenyataannya, mereka dipersatukan oleh pekerjaan, sebagai atasan dan bawahan.

Mereka Dipertemukan kembali Dengan orang yang sama, sifat yang sama, dan status yang berbeda.

Dan yang harus angel ketahui adalah, mereka belum selesai, belum benar benar selesai.

Karena Zayden kembali untuk memperbaikinya.



💅

Hari itu Angel kebagian pulang sore, dan rencananya dia akan kerumah keluarganya untuk makan malam disana.

Angel memiliki keluarga yang sangat harmonis, Alan sebagai ketua dirumah itu, Ema sebagai wakilnya, Angel adalah anak perempuan satu-satunya disana, Edgar adiknya yang masih berusia 15 tahun, dan Elano, bocah kecil berumur lima tahun.

Untuk pertama kalinya lagi setelah satu bulan dia tidak kerumah, angel sudah disambut dengan teriakan dan tertawaan didalam sana.

"Hi guys, I'm back to home," angel berteriak, dan teriakannya itu mengalihkan antensi mereka yang tadinya fokus pada bocah kecil.

Elano yang sedang bermain tembak tembakan dengan Edgar langsung berlari dengan antusias kearahnya.

"Sistel."

Angel menyambut pelukan itu, membekap tubuh kecilnya.
"Hi bro,"

"Whele have you been sistel?  Elan kangen,"  Elano mengerucutkan bibirnya, pipinya yang gemuk itu juga terlihat mengembung.

Angel tersenyum gemas, "i'm sorry, I'm too busy at work ."

Angel menuntun Elano keruang tamu dimana semua keluarga ada disana.

"Biasakan ngomong pake Indonesia clau, Elano jarang banget ngomongnya."

Angel menatap maminya sebentar sebelum mengangguk.
"Elan belum bisa ngomong R?."

Elano menggeleng kecil,
"I can't , calling L is so hald,"

Ema lagi lagi memperingati, Elano sangat jarang berkata berbahasa Indonesia.
"Elan,"

Elano menunduk, dia memeluk kaki angel.
"maaf," 

"masih ingat rumah clau?." Kali ini berganti pada angel, Ema menatap sebal pada angel karena baru sekarang mampir kerumah setelah acara perjodohan bulan lalu.

"iya, mampir kesini karena aku inget masih punya rumah disini,"

Ema mencibir, "pasti ngambek karena mami jodohin,"

"Padahal mami baik loh, biar kamu cepet cepet ketemu jodoh, ya kan pi."

Salah satunya itu, waktu itu awalnya Angel pikir keluarganya mengajaknya makan malam diluar karena perayaan Edgar yang sudah menjadi seorang CEO, tapi ternyata tidak, dia malah bertemu dengan lelaki yang disebut sebut sebagai calonnya.

Angel dengan lantang menolak mentah-mentah acara perjodohan itu, bahkan ketika maminya bilang.

"Ini jalan yang terbaik clau, lagian usia kamu sudah matang untuk menikah,"

Angel tetap menentangnya, bahkan Elano juga sudah memperlihatkan ketidaksukaannya pada lelaki itu.

Dan saat itu juga angel langsung pergi begitu saja, dan besoknya maminya dapat kabar kalau setelah acara itu selesai dengan berantakan, lelaki itu terbaring dirumah sakit, entah karena apa yang jelas ada memar diwajahnya saat itu.

"Gak perlu dicari juga pasti jodoh clau bakal datang mami," angel tetap melanjutkan obrolan itu.

"Halah mana coba, ditunggu tunggu kok gak datang datang,"

Mata Ema memicing, dia menatap serius pada angel.
"Jangan jangan kamu belum bisa move on dari lelaki brengsek itu?!."

Semua mata tertuju padanya, angel mulai risih dengan itu.
"Apaan sih mami, aku udah move on ya!,"

Semua keluarga mengacungkan jempol jari tangannya, bahkan Elano pun ikut mengacungkan tangannya, walaupun dia tidak mengerti pembicaraan mami dan sisternya itu.

"Bagus." semua orang dengan kompak berkata.


💅




Setelah makan malam kemarin angel tidak pulang ke apartemennya, dia memutuskan untuk menginap disini, dirumah orang tuanya. Walaupun jarak dari rumah orang tuanya ke kantor bisa dibilang cukup jauh.

Angel sudah bersiap untuk pergi, tapi sebelum itu dia akan mengantarkan Elano terlebih dahulu yang memang sudah bersekolah TK.

"Little bro, hati hati ya, belajar yang bener,"

Elano mengangguk antusias,
"okay sistel,"

"Good job, kalau gitu aku pergi dulu ya, bye." Setelah mencium kedua pipi sang adik dan memperhatikannya sampai masuk ke kelas angel segera masuk kedalam mobil dan langsung Melajukannya.

Sesampainya disana angel langsung menuju ruangannya.

setelah mengerjakan beberapa dokumen dokumen tersebut, angel menyandarkan punggungnya ke kursi, mengistirahatkan tubuhnya sebenar sembari melamun.

Angel jadi teringat perkataan Maminya semalam,

Tidak mungkin bukan kalau dirinya masih menyimpan rasa pada lelaki brengsek itu?

Benar, tidak mungkin.








Bersambung....

See u!

We're don't done yetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang