01

542 50 7
                                    

"Solar. Apa kau sudah makan?" Tanya robot yang aku buat saat ada lomba pembuatan alat elektronik tanpa menggunakan baterai untuk menggunakannya.

Ku memberikan nya nama Gamma. Dia lah yang selalu menemaniku di kamar setiap waktu setelah kematian Luna.

"Nanti saja. Aku belum lapar." Jawab ku yang masih sibuk dengan laptop ku. Ya. Laptop ku beli beberapa tahun yang lalu.

"Apakah handphone mu belum di kembalikan?" Tanya Gamma.

"Belum. Ya memang aku tidak melakukan apa pun tanpa handphone ku. Tapi setidak nya aku masih ada laptop ku sendiri." Balas ku.

"Besok sudah hari Senin dan sekolah mengadakan upacara." Ucap Gamma.

"Ah! Benar. Besok aku mendapat tugas menjadi pemimpin upacara. Sangat menyesal aku karna aku harus menjadi ketua OSIS. Tahu begini lebih baik aku tidak mancalonkan diri ku menjadi ketua OSIS di sekolah ku." Gerutu ku sambil mengacak acak rambut ku frustasi.

"Dan kenapa juga semuanya harus memilih ku? Padahal 'kan banyak murid yang bisa jadi ketua OSIS." Ujar ku yang memundurkan kursi belajar ku dari meja belajar lalu memutar nya.

Benar. Kenapa harus aku yang menjadi ketua OSIS? 'Kan masih banyak murid di sekolah yang bisa menjadi ketua OSIS nya.

Sudah begitu aku dipilih untuk menjadi pemimpin upacara lagi. Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Kalau menjadi pemimpin upacara harus berangkat sekolah awal sekitar pukul 06.30 sudah sampai sekolah.

"Solar. Minumlah dulu. Kau terlihat sangat frustasi." Ucap Gamma sambil menyodorkan sekaleng soda dan aku pun menerima nya dan mulai meminum nya.

"Terima kasih. Karna kau setiap kali aku merasa frustasi,depresi atau hal lain nya merasa lebih baik setiap kali aku bersama mu." Ujar ku setelah meneguk sekaleng soda dan meletakkan nya di meja belajar ku.

Saat aku hendak meletakkan kaleng soda nya di atas meja belajar, aku mendengar seperti ada yang memanggil ku dari arah luar kamar.

"Solar! Kau ada di dalam?"

Jika di lihat dari suara nya dapat ku ketahui kalau itu adalah suara kak Gempa. Tumben sekali dia memanggil ku. Apa yang dia mau?

"Ya! Memang nya kenapa?" Tanya ku balik.

"Makan lah. Kau belum makan sama sekali setelah kematian Luna satu bulan yang lalu."

Tumben sekali kak Gempa menanyakan hal itu kepada ku. Biasa nya dia tidak peduli karna semua kakak kakak ku di larang berinteraksi termasuk berbicara kepada ku oleh kedua orang tua ku.

"Aku tidak lapar. Aku selalu makan di sekolah setiap hari senin sampai sabtu." Balas ku yang masih menetap di kursi belajar ku.

"Mari makan lah dulu agar kau tidak sakit." Kata kak Gempa dari luar kamar ku.

"Tidak. Aku akan makan saat aku ingin makan. Tumben sekali kau menyuruh ku untuk makan. Biasa nya kau tidak peduli kepada ku bersama yang lain." Ujar ku yang masih menetap di kursi ku.

"Kau tahu 'kan kalau semua itu ayah dan ibu yang menyuruh nya. Dan sekarang ayah dan ibu sedang keluar. Mereka sedang mengujungi makam Luna."

Luna lagi Luna lagi. Kenapa setiap hari nya selalu Luna? Dia sudah membuat ku hampir depresi setiap hari nya.

"Solar?"

"Pergi lah dari depan kamar ku! Jangan sebut nama itu di didekat ku!" Ujar ku setengah berteriak sambil menutup kedua telinga ku.

Tidak lama kemudian aku mendengar  suara langkah kaki yang menjauhi kamar ku. Seperti nya kak Gempa sudah pergi dari depan kamar ku.

Aku pun membuka kedua telinga ku dan menghela nafas ku.

"Kau baik baik saja?" Tanya Gamma.

"Tidak. Kenapa saja sepanjang hari nya aku harus mendengar nama adik ku itu?" Protes ku.

"Lebih baik kau tidur saja dulu. Besok 'kan kau sekolah. Apalagi kau besok upacara. Seorang ketua OSIS dan pemimpin upacara tidak boleh terlambat." Ujar Gamma.

"Tapi, ini masih pukul 14.15. Tidak mungkin kalau aku akan tidur sekarang. Nanti malam kalau aku terbangun bagaimana?" Bantah ku.

Ya, masa aku di suruh tidur pukul segini? Ini 'kan masih siang menjelang sore. Nanti kalau aku terbangun saat tengah malam bagaimana? 'Kan tidak lucu. Di tambah lagi besok upacara. Kenapa nasib ku begini??

"Kau suntik kan saja diri mu dengan obat tidur. Itu akan membuat mu tidur dalam tenang." Ujar Gamma.

Aku pun berpikir sejenak dengan usulan Gamma barusan. Benar juga ya? Kenapa aku tidak memikir kan nya? Obat tidur akan membantu ku tidur lama. Jadi saat tengah malam nanti aku tidak akan terbangun lagi.

"Kau sangat pintar Gamma. Terima kasih dan selamat tidur." Ucap ku yang lalu beranjak ke ranjang ku lalu membuka laci di meja yang ada di dekat ranjang ku dan mengambil satu suntikan berisi obat tidur lalu menyuntikkan ke tangan ku dan aku pun terlelap.

Sebelum aku terlelap sepenuh nya aku menutupi tubuh ku dulu dengan selimut ku.

"Semoga mimpi indah Solar." Itu yang Gamma katakan sebelum aku menutup mata ku untuk pergi ke dunia impian ku.

#Bersambung#

Hai reader's👋👋

Kali ini part nya pendek ya?

Karna otak aku sedang penuh jadi nya agak lama konek nya.

Aku tidak tahu lagi harus ngomong kek gimana.

Kalau begitu sampai jumpa para reader's ku👋👋👋

Tanggal publish:Selasa, 19 Juli 2022

Jumlah kata:817

Di Balik Sifat Kenarsisannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang