35

234 20 0
                                    


"Aku ingin menemui cucuku... bawa dia padaku!"

"yes father.."

-

Anna duduk diam termenung diantara banyaknya orang yang duduk diam mendengarkan perkataan Dumbledore.

Cedric Diggory gugur dalam turnamen Triwizard yang telah merenggut nyawanya. Banyak orang berduka mendengar kabar bahwa perwakilan Hogwarts yang terkenal sebagai good boy itu telah pergi meninggalkan mereka.

Duka teramat besar ditanggung oleh Amos Diggory sebagai ayah dari korban, Cedric adalah putra tunggal, satu-satunya alasan untuknya tetap bertahan hidup namun kini alasannya untuk tetap bertahan hidup pun memilih pergi meninggalkannya

Rasa sedih yang teramat dalam pun ditanggung juga oleh Cho Chang. Sebagai pasangan dari Cedric Diggory, Cho tentunya tak dapat merelakan kepergian Cedric yang sangat tak terduga ini. Namun tak ada yang bisa menghentikan takdir

Anna tidak dekat dengan sosok Cedric Diggory ini, hanya sekali berbicara dengannya saat awal mereka berkenalan dan kini ia sudah pergi.

Berita tentang kebangkitan Voldemort menyebar luas saat itu juga, banyak yang menganggap bahwa Harry sudah gila karena terus berasumsi bahwa Voldemort telah bangkit kembali. Dumbledore yang membelanya juga dicap sebagai orang gila karena telah menyebarkan berita ketakutan untuk semua orang

Namun hal-hal aneh sering terjadi setelah kementrian sihir mengumumkan bahwa turnamen Triwizard telah diberhentikan. Banyak sekali orang-orang yang menghilang tanpa jejak, dan pembunuhan massal terjadi dimana-mana

Contoh kecilnya dialami oleh Anna sendiri, sudah beberapa kali ia memimpikan seorang pria yang memintanya untuk kembali pulang ke rumahnya. Entah siapa dan apa maksud pria itu, namun hal itu justru membuatnya mengkhawatirkan ibunya yang akhir-akhir ini sering mengeluh sakit

"aku harus kembali ke rumah..."

Draco menatap kekasihnya yang duduk diam termenung menatap keluar jendela dengan sebelah alis terangkat. Sudah kesekian kalinya gadis itu berkata ingin kembali ke rumah namun keadaan tak membuat kementrian sihir, sekolah dan Draco mengijinkan gadis itu untuk pergi kemana pun

"Kau sudah tahu jawabanku"

"Draco aku merindukan ibuku!"

"Yes i know.. tapi lihatlah keadaan diluar sana"

Anna mendengus mendengar penuturan Draco yang kesekian kalinya melarangnya untuk kembali ke rumah. Anna sangat masa bodoh dengan larangan dari kementrian sihir maupun sekolah yang melarang siswa manapun untuk keluar dari area sekolah tanpa sepengetahuan guru. Yang paling penting adalah bagaimana keadaan ibunya sekarang? Apa ibunya masih sakit? Bagaimana kabarnya? Anna benar-benar merindukan ibunya

Draco menghela nafas setelah keheningan sesaat yang melanda di antara keduanya. Ia sudah cukup lelah terus berdebat dengan Anna perihal keras kepalanya gadis itu yang tetap ingin kembali pulang. Draco paham Anna sangat merindukan ibunya di tambah dengan kondisi ibunya yang akhir-akhir ini sering sakit membuat kekasihnya itu resah memikirkan kondisi sang ibu. Namun di lain sisi Draco pun tak bisa asal langsung membiarkan Anna melongos kembali mengingat keadaan genting yang mengharuskan semua orang agar tidak kemana-mana

"Love...."

Anna menepis kasar telapak tangan Draco yang mencoba menyentuh pucuk kepalanya. Lagi-lagi Draco menghela nafas, menggeser duduknya semakin dekat dengan gadisnya dan menggenggam erat tangannya walau Anna sendiri sempat memberontak berusaha melepaskan genggaman Draco

"Aku mengerti bagaimana khawatir dan rindunya dirimu pada ibumu, tapi aku tak bisa membiarkanmu pergi-"

"Kenapa?! Kau juga takut dengan semua hal-hal yang tak masuk akal ini? Tak ada bahaya Draco, kementrian sihir dan sekolah hanya mengada-ada, tak ada pembunuhan, tak ada orang-orang yang hilang, itu semua hanya tipu muslihat mereka saja!"

Love ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang