Bab 1 √

41.9K 2K 70
                                    

Selamat Membaca

Disebuah rumah mewah yang biasanya terlihat damai. Penuh kehangatan.penuh canda kini malah tengah terjadi sebuah perdebatan dan pertengkaran.

"Dasar anak pembawa sial. Seharusnya kau mati saja anak SIALAN" Kata seorang pria paruh baya yang sayangnya masih tampan.

"Kakak kecewa kepadamu dek. Kau ternyata tak sepolos itu ya hahaha... Kau... " Kata seorang remaja berusia 19 tahun tampak kecewa karena ulah sang adek.

"Dek... Bilang kalau ini semua bohong kan" Kata seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

"Ma... Percuma aku bilang ngak. Karena kalian semua udah buta akan anak itu. Kalian udah ngak percaya ama anak sendiri hiks... Jadi percuma... Hiks... Percuma aku menyangkalnya... Aku pamit ma... " Kata sang anak mencium pipi sang mama dan langsung lari pergi keluar rumah mewah itu dan pergi meninggalkan kehidupannya yang sudah hancur karena orang baru yang bukan anggota kandung keluarga itu, melainkan orang asing yang telah di angkat anak oleh sang daddy dan kini malah ia yang di lupakan dan di hina oleh sang daddy dan abangnya, bahkan sang mama juga ragu terhadapnya.

Dia adalah Wisnu. Seorang pemuda yang harus merelakan keluarganya karena sebuah tuduhan yang dilayangkan terhadapnya, sebuah tuduhan yang fatal padahal ia tak pernah melakukannya.

Wisnu Diraksa Assegaf bungsu keluarga Assegaf yang malah kini terbuang hanya karena anak angkat yang selalu memutar balikkan fakta sehingga ia yang notabene nya seorang anak kandung malah harus rela keluar dari rumah mewahnya.

Namun mungkin sang Pencipta juga berkehendak lain terhadap Wisnu mangkanya saat Wisnu keluar dari gerbang tubuhnya langsung terhantam oleh sebuah truk.

Yang mengakibatkan ia harus terpental jauh dan berguling di aspal dan mengakibatkan tubuhnya terasa sakit dan semua itu terjadi di depan gerbang rumahnya, ia masih menatap gerbang rumah yang menampilkan satpam yang selalu baik terhadapnya berlari ke arahnya.

Sedangkan keluarga Assegaf yang mendengar sebuah tabrakan keras di depan rumahnya pun keluar dan berlari kencang keluar gerbang saat mendengar suara satpam yang menyaksikan tuan mudanya tertabrak truk.

Sedangkan truk yang menabrak Wisnu sudah kabur setelah tak sengaja menabrak Wisnu sampai darah menggenang di kepala dan bagian tubuh yang lainnya.

Mommy Wisnu yang melihat si bungsu pun berlari dan memeluk tubuh sang putra bungsu nya aka  Wisnu

"Adek... Hiks... Bangun sayang... Maafin mommy nak... Sayangnya mommy bangun..... " Tangis sang mommy dengan memeluk kepala Wisnu yang sudah bersimbah darah.

Sedangkan tuan Assegaf sang kepala keluarga merasa bersalah karena putranya kini malah tertabrak truk. Namun rasa bersalah itu juga tak sebanding dengan rasa kecewa juga terhadap sang putra.

Dengan ragu tuan Assegaf berjalan menghampiri sang putra yang masih di peluk istrinya itu, tanpa terasa tangannya bergetar ia mencoba memegang kepala sang putra.

"Maaf... Maafin daddy Wisnu... Tolong jangan tinggalin daddy...." Kata tuan Assegaf dengan liquid beningnya.

"Mommy ayo bawa adek ke rumah sakit" Panggil sang putra kedua dan itu membuat sang daddy langsung menggendong sang putra yang sudah tak bernyawa mungkin ke rumah sakit karena ia yakin ada nafas yang sangat tipis di tubuh sang putra.

Sedangkan sang putra ketiga menyuruh max untuk membawa anak angkat daddynya ke dalam ruangan bawah tanah.

Ya disini hanya kakak ke3 dan sang mommy saja yang selalu ada di samping Wisnu kakak pertama nya ada di London dan tak tau kabar tentang adek kesayangannya itu.

Kini keluarga Assegaf ada di depan rumah sakit dan menyuruh dokter untuk memeriksa Wisnu, tubuh Wisnu pun di bawa ke ruang UGD, setelah setengah jam doker keluar.

"Bagaimana keadaan putraku dok" Tanya tuan Assegaf.

Namun gelengan kepala yang di dapat dan sebuah kata yang membuat keluarga Assegaf hancur.

"Maaf tuan, pasien sudah meninggal dan perkiraan meninggalnya saat sampai di rumah sakit" Kata dokter yang menangani Wisnu.

Ya sudah di pastikan kalau Wisnu Diraksa Assegaf telah tiada saat di bawa ke rumah sakit. Dan itu membuat keluarga Assegaf merasa bersalah ke bungsu Assegaf.

Sedangkan di tempat lain.

"Eungh... " Mengurangi seorang pemuda mungil di atas brankar rumah sakit.

"Sayang... Kamu sudah sadar nak... " Kata seorang wanita paruh baya yang masih cantik.

"A-air...." Kata pemuda mungil dan gembil itu dengan pelan.

"Ini sayang.... Minum pelan-pelan ya" Kata sang ibunda dari pemuda mungil itu.

"Dimana ini" Kata pemuda itu yang tampak bingung.

"Perasaan aku sudah mati deh. Kok aku bisa ada disini. Lalu wanita cantik ini siapa" Batin pemuda itu

"Enric butuh sesuatu... Aku panggilkan dokter dulu ya" Kata wanita itu dengan memencet tombol di samping brankar rumah sakit.

Selang beberapa menit datanglah seorang dokter dengan suster di sampingnya dan ada pria paruh baya yang masih tampan juga ikut masuk dan menatap datar saat melihat pemuda itu sudah terbangun.

"Syukurlah tuan dika. Tuan muda enric sudah melewati masa kritisnya dan maaf tuan muda enric juga mengalami amnesia ringan jadi jangan terlalu di paksa untuk mengingat agar tuan muda enric tak merasakan kesakitan" Jelas sang dokter panjang lebar dan langsung di angguki paham oleh pasutri itu.

Sedangkan Wisnu merasa tak asing dengan nama enric, dan pria paruh baya itu bukannya daddynya si enric sahabat lamanya.







Sabtu. 17 September 2022

Revisi Kamis, 13 Juni 2023

Jangan lupa vote dan komen

Terima kasih

{END} Enrico Wisnu MahardikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang