[SEQUEL CERITA ANDRES]
noted: 7 Januari 2025, judul berubah sama ganti cover.
Cerita Andres itu perjalanan cinta orang tua si kembar, dan kalau kalian sebelumnya gak baca ya udah gapapa. Soalnya alurnya juga beda.
ingat ya beb, JANGAN DI PLAGIAT. U...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Selamat membaca•
Kalau ada typo tandain!
Follow ig: pineapple_vii Tiktok: pineapple_vii
||08. Kalau bukan Vera lalu siapa?
"Cari Vera sekarang," titah Vero dengan memimpin didepan, ia berlari menuju kelasnya karena siapa tahu adiknya di sana.
"Jangan gegabah," peringat Arcelio dingin.
Karena saat mereka hampir sampai di lorong kelas 11, terdengar teriakan dari gadis yang mereka cari-cari. Hanya berjarak beberapa meter dari tempat mereka berhenti.
Gadis itu melambaikan tangannya ke atas, "Abang! Sini." teriak nya keras.
Mereka berempat pun berputar arah dan berlari menuju gadis yang sedang memasang wajah polosnya seperti tidak tahu apa-apa, "Darimana aja si lo! Gak tahu apa kita panik cariin lo," cerca Vero sambil menjitak kepala adiknya gemas.
"Aduh! Sakit.." adu Vera menatap tajam abangnya.
Arcelio yang melihat gadisnya kesakitan berniat maju untuk memarahi Vero, tapi langsung ditahan oleh Dika.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya pelan ke arah Arcelio, sebagai tanda kalau ini masalah serius dan jangan membuat suasana romantis.
Sedangkan Vero ingin sekali menanyai soal pembunuhan tadi pada adiknya, ia pun langsung menggeret adiknya ke lorong yang sepi, dan diikuti oleh yang lain.
"Bukan lo kan dek yang bunuh dia?" tanya Vero dengan intonasi pelan takut ada yang mendengar. Karena ini termasuk persoalan yang serius.
Panggilan lelaki itu juga lebih serius dengan menggunakan kata 'adek' dan Vera menyadari itu, sungguh ia memang mendengar ada siswi yang jatuh dari lantai atas tapi dia bahkan tidak melihat kejadian itu, wajah siswi itu saja Vera tidak melihatnya.
"Bukan lah, bercanda kalian, orang gue dari tadi di kantin," bantah Vera.
Tapi tatapan mereka bertiga kecuali Arcelio masih menatap gadis itu curiga.
"Beneran? Jujur aja sama kita Ci gapapa," ucap Kenzo menenangkan, tapi hal itu malah membuat Vera bertambah kesal.
"Kita ngomong nya jangan disini, balik ke kantin aja, nasi goreng gue belum habis soalnya," ucap Vera lalu tanpa mendengar balasan dari mereka, ia berjalan begitu saja ke arah kantin.
Keempat lelaki itu pun mengikuti Vera dari belakang, perjalanan menuju kantin lumayan sepi karena guru-guru dan para murid sedang heboh dengan mayat seorang siswi yang jatuh beberapa menit yang lalu di halaman sekolah.
Dan benar saja hanya ada Ciko di sana, duduk santai sambil memakan nasi goreng milik gadis yang sekarang memasang wajah marah ingin menjambak seseorang.