yoshi keluar dari kamarnya sambil menguap kecil dan mengusap matanya. pemandangan yang dia lihat pertama adalah junghwan yang sedang menonton tv sambil makan kue ulang tahunnya sisa semalam.
heran yoshi tuh, junghwan nggak bosen apa ya makan mulu setiap detiknya. tapi yoshi tidak mempedulikan, dia memilih berjalan ke kamar mandi.
tapi saat melewati kamar junghwan, langkah yoshi berhenti. pintu kamar junghwan dia dorong perlahan dan melihat kasur junghwan yang berantakan.
yoshi menghela nafas, "kalo habis bangun tidur kasurnya di rapiin dulu dong wan."
"hmm." junghwan hanya berdeham tanpa berniat menghampiri yoshi. dia sibuk memakan kue ulang tahunnya dan tontonan kartun paginya.
yoshi akhirnya mau tak mau merapikan kasur junghwan yang berantakan itu. dia juga menata barang-barang di meja junghwan yang beberapa ada yang jatuh dan membersihkannya.
laci meja dekat kasur junghwan itu yoshi tarik, berniat untuk membersihkannya. alis yoshi mengernyit ketika melihat sebuah foto seseorang disana.
yoshi mengambil foto itu dan menatapnya lama. kok mirip dia ya...
"perasaan gua nggak pernah foto gini deh." monolog yoshi. "seinget gua, gua juga belum pernah cat rambut." lanjutnya.
"jaden?" yoshi membaca sebuah nama yang ada dibalik foto itu.
yoshi buru-buru memasukkan foto itu ke laci meja junghwan seperti semula dan segera keluar dari kamar junghwan. mungkin junghwan akan marah jika dia mengotak-atik foto itu.
sekarang yoshi sedang berada di luar rumahnya. dia sedang duduk dan bermain dengan kucing tetangga. dia mengelus badan kucing itu lembut yang membuat dengkuran halus dari kucing itu terdengar.
tapi tiba-tiba kucing itu mengeong dan menatap galak ke suatu arah. yoshi pun mengikuti arah si kucing dan melihat junghwan yang sedang berjalan menghampirinya.
kucing itu langsung lari ketika junghwan sudah sampai didepannya.
"loh kok lari sih? mau ngelus ngelus juga padahal." ucap junghwan sambil menatap bingung kucing yang lari tadi.
"kucing kan sensitif sama hantu wan."
"oh iya lupa."
cukup lama yoshi duduk dalam diam di atas tanah itu dengan junghwan yang ikut duduk disebelahnya.
"junghwan." panggil yoshi pelan.
"sebelumnya gua minta maaf, tapi gua boleh tau nggak siapa jaden?" lanjutnya sambil menatap junghwan.
junghwan diam sebelum akhirnya terkekeh, "gua tau pasti lu bakal tanya itu. soalnya gua liat lu lagi ngeliat foto yang gua simpen baik-baik di laci meja deket kasur."
yoshi yang dengar menunduk, merasa bersalah. "gua nggak tau dia siapa. tapi wajahnya mirip banget sama gua, cuman beda nama aja. itu siapa sih? boleh kasih tau ke gua?" tanyanya lagi.
junghwan menghela nafas, "sebenernya gua nggak suka kalo disuruh ceritain itu. tapi yaudah lah, gua bakal ceritain."
"jaden itu kakak gua. gua benci sama dia karena dia yang bikin gua pergi. makanya gua selalu nolak ketika lu nanya alasan kenapa gua pergi. lu sama jaden jelas banget beda.
lu lebih kayak malaikat, daripada jaden yang kayak iblis." lanjutnya sambil tertawa hambar.jaden itu kakak tirinya junghwan. dia besar di luar negeri dengan tuntutan keras dari kedua orang tuanya. sejak kecil junghwan tinggal dengan nenek jaden, karena dulu junghwan tuh anak kecil yang ditemukan sama neneknya jaden di jalan dan nenek jaden milih merawat junghwan.
sampai ketika jaden kembali ke rumah dan junghwan yang saat itu juga di rumah, mereka sama sama diam. jaden yang diam karena memang kepribadiannya dan junghwan yang diam karena takut melihat tatapan mata jaden.
hingga suatu hari jaden selalu melukai junghwan. jaden iri dan ingin melampiaskan rasa sakitnya karena ditekan oleh papa dan mamanya ke junghwan karena menurut jaden, junghwan itu anak kesayangan papa dan mamanya.
padahal nasib junghwan juga tidak jauh beda dengan jaden, cuman bedanya junghwan dianggap seperti tidak ada. puncaknya ketika junghwan pulang sekolah, dia tiba-tiba dijemput sama jaden.
waktu itu sudah malam dan sedang hujan deras, jaden mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. jaden tidak mempedulikan teriakan ketakutan dari junghwan yang menyuruhnya untuk menurunkan kecepatan mobil.
"gua nggak kuat wan. gua udah nggak kuat nerima tekanan ini. gua pengen pergi, tapi gua nggak mau pergi sendiri. gua tau lu juga pasti gitu kan? jadi ayo pergi sama sama."
"nggak gua nggak mau! KAK JADEN AWAS!!"
itu adalah percakapan terakhir mereka sebelum mobil yang mereka tumpangi menabrak truk dan berguling-guling beberapa meter hingga akhirnya meledak.
sejak itu junghwan benci dengan jaden. beruntung neneknya bisa melihat makhluk sepertinya, jadi masih ada orang yang bisa menemaninya sebelum dia pergi dari sini selamanya.
waktu itu junghwan sedang berjalan-jalan. sampai disebuah komplek rumah, dia melihat rumah besar yang kebakaran. banyak orang ramai dan pemadam kebakaran yang mencoba memadamkan api besar itu.
junghwan menatap seseorang yang sedang berdiri di balkon yang mau roboh. matanya melotot, dia langsung berlari masuk dan menyelamatkan anak kecil itu.
namun setelah menyelamatkan anak kecil itu, junghwan rasanya ingin mengembalikan waktu agar dia tidak menyelamatkan anak kecil itu. karena anak kecil itu mirip dengan jaden, cuman bedanya...
'namaku yoshi, tapi panggil aja oci.'
akhirnya junghwan menerima yoshi untuk tinggal dirumah neneknya bersamanya walaupun sedikit ragu dan tidak suka. pikirnya, karena anak kecil itu mirip dengan jaden, dia ingin membalaskan dendamnya ke anak kecil itu.
dari junghwan yang mengunci yoshi di kamar mandi semalaman. dia kira yoshi akan pergi karena malam itu cuaca sangat dingin karena lagi hujan.
tapi pada akhirnya junghwan sadar, dia khawatir dan cepat-cepat membuka pintu kamar mandi itu. dan yang dia lihat adalah wajah yoshi yang malah tampak gembira.
'makasih ya kak junghwan udah bukain pintunya! semalem oci nggak bisa buka pintunya, entah rusak atau apa nggak tau. oci juga nggak enak kalau teriak malem malem, takutnya nenek sama kak junghwan bangun.'
'iya maaf ya. baru bukain pintunya pagi ini.'
yoshi kecil waktu itu hanya mengangguk membalas perkataan junghwan. junghwan merasa bersalah karena ingin membalaskan dendamnya ke anak kecil polos yang nggak tau apa-apa.
yoshi terdiam setelah junghwan menyudahi ceritanya. banyak kenyataan yang baru dia tau hari ini, termasuk junghwan yang dulu berniat ingin mencelakainya.
"maaf ya yoshi." ucap junghwan sambil menundukkan kepalanya.
yoshi senyum kecil lalu merangkul pundak junghwan agar bergeser duduk lebih dekat dengannya.
"nggak papa, gua ngerti kok. makasih ya udah nyelamatin gua dulu. gua berutang budi sama lu." balas yoshi.
"lagian lu bisa anggap gua kakak lu kok. karena lu juga gua anggap kayak adek gua sendiri." tambahnya
junghwan terkekeh, "dibilangin yang harusnya jadi kakak tuh gua bukan lu. kan gua hidup lebih dulu."
"masih aja dipermasalahin."
"hehe."
-----
janlup vomment yaa:)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Friend ; Yoshi • Junghwan [END]
Fantasy⚠️MOHON DIBACA DULU AGAR TIDAK SALAH PAHAM! {akun bAlOnBaLoN812 dan akun ini adalah orang yang sama. dan akun bAlOnBaLoN812 itu sebenarnya masih aktif, cuman sudah tidak aku pegang lagi. dan karena di akun itu book ini belum selesai jadi aku tamatin...