part 6# sanjani

4 1 0
                                    

Bahagia rasanya aku bisa kenal dekat dengan sanjani, sigadis cantik dan misterius. Pagi itu di koridor sekolah, tak sengaja aku berpapasan dengan dia. Suasananya mulai berbeda dibanding sebelumnya saat aku pernah berpapasan dengan sanjani.

"Hay Tian"

sapaan yang keluar dari mulutnya itu sedikit mengejutkanku.

"Hai sanjani.." sahutku pelan. Aku masih tidak percaya kalau dia baru saja memulai percakapan denganku.

"Oh sang kuasa apakah ini mimpi" lamunku.

melihatku yang diam dan kaku sanjani menepuk lenganku

"Tian kamu kenapa? kok bengong gitu?"

" Aehh, oh gapapa kok." Jawabku

"Tian!" Ucapnya lembut

"Ia sanjani". Suara sanjani yang begitu lembut itu mulai membuat jantung kecilku berguncang tak menentu.

" Makasih ya, atas tumpangannya" ucapnya malu-malu.

"ia sanjani santai aja lagi"

Karna suasananya mulai tegang aku langsung mengalihkan topik pembicaraan agar sanjani tidak langsung pergi.

" Oh iya loe mau kemana?"

"gua mau keperpus." Sahutnya.

karna aku masih ingin berlama-lama bersamanya. aku menawarkan diri untuk ikut bersamanya ke perpustakaan sekolah.

" Boleh gua ikut?"

"boleh kok dengan senang hati." Sahut sanjani dengan wajah yang tampak berseri-seri.
Aikhh rasanya aku ingin mencubit pipi imut dan manis itu. gemes.

Diperpus, aku mulai membantunya mencari buku-buku yang ingin dia pinjam.

" jadi kita mau cari buku apa nih?"

"buku-buku tentang magic atau di Indonesia disebut kekuatan, tenaga dalam, sihir dan semacamnya."

Mendengar kata magic. aku sudah tak kaget lagi, jika kata itu diucapkan oleh keluargaku. tapi setelah kata itu diucapkan oleh sanjani, isi kepalaku langsung berputar. gadis itu memang benar-benar penuh kejutan.

namun disisi lain aku sedikit bahagia.
dengan ketertarikan sanjani terhadap sihir, maka aku tidak perlu terlalu tertutup terhadapnya. Sejujurnya aku masih memerlukan hal-hal yang membuatku lebih meyakini bahwa sihir itu benar adanya, yakin bahwa misi yang aku jalani tidak hanya sebuah cemooh dari kakek.

diperpus itu, kami mulai menyisir satu persatu rak buku. namun sayangnya buku-buku tentang sihir itu tidak ada satupun yang dipajang di perpus sekolahan.

~telolet let let lelolet let let

Terdengar bunyi lonceng yang estetik dari arah kantor guru. Jam istirahat telah telah selesai.

"Tian!! ketemu gak?"

"kayaknya buku-buku seperti itu gak ada deh disini Jan. Soalnya aku udah muter dua kali tetap ga ada"

" Iya. kayaknya ga ada deh" sautnya penuh kecewa.

" Udah gak usah lesu gitu dong. kan masih ada tempat lain yang belum kita datangi. Katanya di kota ada perpus tua yang sepi pengunjung Karena tidak mengoleksi buku buku baru lagi. Nah kalau loe mau, gimana kalo nanti sore kita coba kesana. Nanti loe gua jemput deh."

seketika ekspresinya Kembali membuatku degdegan. Iya melompat kegirangan dan refleks memelukku.

"thanks ya Tian"

"aham iya " jawabku gugup.

Dia langsung menarik tanganku keluar dari perpus dengan penuh keceriaan. melihat reaksinya, perasaanku campur aduk. antara gugup, bahagia dan entah apa lagi yang kurasakan akupun tak paham. Aku hanya terdiam saja menatap tangan yang menggenggam erat tanganku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

time portal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang